AUTHOR: BUBBLE JIM
**
KIM SEOK JIN (JIN BTS)
WU YI AI (OC)
**
WARNING: ADULT SCENE
**
Cklek!
“Oh kau. Tumben sekali pagi-pagi mengunjungi ruanganku. Biasanya, Kim Namjoon lebih menarik.” Ujar Seokjin menyindir. Mendapati istrinya -Yiai- yang membuka pintu ruangannya tadi.
“Namjoon belum datang. Sepertinya terlambat. Dan ya, kau benar. Pria itu jauh lebih menarik dibanding dirimu.” Yiai menghampiri Seokjin, mengelus dada bidang Seokjin yang tertutup kemeja.
Senyum mengintimidasinya membuat Seokjin tertawa sambil mendengus. Gemas sekaligus ingin memakan gadis itu.
“Mejamu berantakan. Kau habis pesta ya semalam? Ck, sekarang aku tau lembur yang kau maksud.” Yiai mendecak, memperhatikan sekeliling ruangan baru Seokjin yang berantakan. Ya baru. Seokjin baru saja berpindah ruangan. Dan Yiai membenci hal itu.
Biasanya jika gadis itu rindu gadis itu bisa langsung menuju keruangan suaminya hanya dalam beberapa langkah. Kali ini gadis itu harus melewati beberapa lantai menggunakan lift.
“Memang Minah tidak cerita padamu kalau Jimin, Hoseok, Yoongi dan Namjoon juga lembur bersamaku? Aku meminta mereka membantuku membereskan berkas2ku dan membicarakan kasus terakhir kita.” Jelas Seokjin.
Yiai mengangguk, kemudian menyusuri sekeliling meja kerja Seokjin. Matanya mencerna setiap benda diatasnya.
“Hmm, monopoli? Kalian meeting dan main monopoli? Aku semakin curiga saja. Gadis mana yang kalian bayar untuk taruhan hmm?” Tanya Yiai asal. Membuat Seokjin berdiri dan menyentil kening gadis itu.
“Diam atau aku akan menyerangmu disini. Kalau sampai itu terjadi, perdana sekali ruangan ini melihat pertarungan kita.” Ujar Seokjin meledek. Mengecup tengkuk yiai yang terbuka.
“Idemu bagus juga.” Seru Yiai. Seokjin mendongak melihat kearah Yiai yang tengah duduk diatas meja kerjanya. Menatap tajam kearah gadis itu. Sial, pikirnya. Kenapa dia baru sadar kalau kemeja dengan kancing rendah dan ketat juga rok mini hitam sangat berbahaya jika dikenakan gadis itu. Harusnya tadi dia melarang gadis itu memakainya.
“Ehem begini saja, agar tidak terlalu terburu-buru, bagaimana kalau kita…bermain monopoli dulu dan..”
“Yang menang boleh meminta lawannya untuk melepaskan pakaiannya yang diminta. Begitu kan??” Yiai memotong kata2 Seokjin. Seolah tau apa yang ada di pikiran suaminya itu.
Seokjin terkekeh,kemudian menghampiri Yiai dan membuka papan permainan monopolinya.
“Kau duluan.” Titah Yiai.
“Kau duluan saja.” Titah Seokjin membalik.
Yiai menaikkan sebelah alisnya, memulai permainan dengan mengocok dua dadu yang ada dipakai untuk menentukan angka.
“Hahah. Kan aku sudah bilang, kau duluan. Tapi kau malah memintaku sebaliknya. Lihat, aku menang.” Ujar Yiai bangga. Tawanya mengintimidasi.