Part 4 Tears

4.9K 427 55
                                    

Haii haiii

Rajin banget Update kan aku😂😂
Ampun deh ya...

Jadi gini.. Cerita aku yang on going kan tinggal ini sama Secha Seto..

Dan rencanya Secha Seto bakalan End 1 part lagi (spoiler)

Nah rencananya untuk cerita Dinda bakal aku garap setelah cerita ini end. cerita ini nggak akan panjang2 kok😂

Cuss lah.. Hepi reading all,😍

Hari ini adalah hari terakhir Beryl, Devir,David dan Kalea di Lombok.

Semuanya nampak baik-baik saja kecuali Beryl, mata gadis itu terlihat begitu sembab dan memerah wajahnyapun nampak begitu kuyu, terlihat jelas ia menghabiskan malamnya dengan menangis dan tak sempat tidur.

David menyapukan pandangannya mencari satu-satunya tersangka yang dapat disalahkan atas kondisi Beryl yang nampak tak baik-baik saja.

"Dimana daddy?" tanya David kala Beryl mendaratkan pantatnya ke kursi disamping Kalea dan David yang nampak sedang menikmati sarapan mereka.

Beryl menggeleng dengan senyuman terpaksa menghiasi bibirnya.

David reflek berdiri menghampiri Beryl, merangkul pundak sahabatnya itu.

"I know you aren't fine Ber.. Cerita sama aku.." ujar David begitu lembut menatap Beryl dengan tatapan begitu teduh.

Beryl tak tahan, gadis itu menangis dipelukan sahabatnya, yang merangkap sebagai anak tirinya itu.

Tangis Beryl tak terdengar tapi David merasakan dadanya basah.

Lelaki itu memejamkan matanya, memeluk Beryl semakin erat. Beryl-nya tak akan menangis seperti ini kalau daddy-nya tidak melakukan hal yang sangat buruk.

Entah saat ini mereka sadar atau tidak, ada sorot mata sendu yang begitu terluka disana.

Ya.. Kalea..

"Ma--mass?" lirih Kalea menatap David penuh harap.

David tak mendengarnya, mungkin suaranya terlalu lirih? Lelaki itu sibuk merapikan anak rambut Beryl dengan gerakan begitu halus, seolah-olah takut menyakiti Beryl.

Kalea tak kuasa untuk melihatnya lebih lanjut, ia tak ingin sakit hati semakin dalam.

Gadis bertubuh mungil itu beranjak dari sana, meninggalakan David dan Beryl berdua disana. Biarlah kedua orang dewasa itu saling menyelesaikan urusan mereka.

Dengan langkah lebar Kalea barjalan menuju pantai, air matanya lolos begitu saja. Ia tak sekuat itu.. Ia cemburu.

"Dek..kamu sabar ya.. Papi kamu emang nakal." ucap Beryl membatin sambil mengusap perutnya yang masih nampak rata.

Gadis itu semakin deras menangis saat kaki-kakinya menyentuh air pantai.

Untunglah pantai itu sepi, jadi Kalea bisa menangis sepuasnya.

Disisi lain, tangis Beryl mulai mereda. gadis itu menatap sahabatnya dengan tatapan yang menunjukan bahwa ia sudah lebih baik.

"Makasih.." lirih Beryl, menangis dalam dekapan David adalah obat terampuh baginya selama ini.

David menangkup pipi Beryl, "cerita sama aku.. Ada apa heum?"

Beryl menggeleng membuat David berdecak dengan rolling eyes.

Hingga David menyadari sesuatu. Kalea?

"Kalea?!" pekik keduanya bersamaan.

"Cari Kalea! Dia pasti salah paham." Ujar Beryl khawatir.

The Age Gap Marriages [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang