Masalah dua sisi

2.5K 261 28
                                    

Semoga masih ada yang menantikan cerita ini😂😂

Happy reading all😄😄

Hari berjalan berlalu, berganti bulan.

Baik pernikahan Devir dan Beryl serta David dan Kalea nampak baik-baik dan harmonis saja, hubungan mereka pun berjalan baik-baik saja, bahkan sangat baik.

Beberapa waktu yang lalu mereka pun sempat liburan bersama, sekedar melepas penat dan merefresh kembali pikiran mereka di Santorini.

Kandungan Kalea kini menginjak bulan ke tujuh, wanita muda berbadan mungil dan menggemaskan itu benar-benar menikmati peran barunya dengan perut yang semakin membesar, begitu pun David yang seolah tak sabar menanti kelahiran putri kecilnya.

"Papi hari ini jangan pulang telat ya?" Pinta Kalea sambil memasangkan dasi pada David yang belakangan selalu pulang terlambat dengan alasan lembur, padahal Kalea tau bahwa David tidak lembur, melainkan pergi ke kelab malam bersama teman-temannya, ia mendapat kabar ini dari salah seorang teman David yang merupakan kakak sepupunya.

Beberapa kali bahkan Kalea menemukan selipan alat kontrasepsi berbahan latex di dalam saku celana suaminya itu, padahal selama mereka berhubuhgan David sama sekali tidak pernah memakainya.

Wajar bukan ia curiga?

David berdeham pelan.

"Nanti aku usahakan, tapi aku tidak janji. Malam ini seorang buyer dari singapura datang."

Kalea mengangguk lirih.

"Yasudah, aku berangkat." Pamit David mencium kening dan perut buncit Kalea.

"Mas.."

David yang berada di ambang pintu kamar mereka menoleh menatap Kalea.

"Aku percaya sama kamu." Ujar Kalea tersenyum tipis.

Ia selalu mengingat perkataan Beryl untuk mempercayai apapun yang dikatakan oleh pasangan kita.

Saat kita telah menikah dengan seseorang maka tugas kita adalah mempercayai ucapan mereka, apapun itu. Masalah dibohongi adalah urusan belakangan, karena suatu hubungan yang harmonis harus didasari dengan kepercayaan, begitu menurut Beryl dan Kalea mengamininya.

David berbalik berjalan mendekati Kalea lalu memeluk tubuh mungil istrinya itu.

Hanya memeluk, cukup lama namun kedua bibir itu saling terkunci.

"Aku pulang cepat, bersiaplah.. kita makan malam diluar hari ini."

Disisi lain

Selepas mengantar Devir hingga kedepan pintu, Beryl duduk termenung diatas sofa sendirian menunggu pegawai salon kuku yang sudah ia pesan tadi.

Selama ini dalam diamnya, Beryl selalu bertanya-tanya tentang alasan Devir belum mau memiliki anak dengannya.

Saat ditanya, Devir selalu saja memberikan alasan yang tidak jelas dan tidak bisa diterima akal sebat Beryl.

Hal ini diperparah dengan kejadia dua hari lalu saat Devir menjadwalkan dirinya untuk suntik hormon untuk menunda kehamilan, bahkan tanpa persetujuan Beryl.

"Kenapa ada dokter dibawah mas? Kamu sakit?"

Tanya Beryl pada Devir yang masih bersantai diatas kasur.

Devir menggeleng "dokter itu untuk kamu Sayang, Mas kira kita bisa ganti alat kontrasepsi, kamu bisa suntik aja kan, soalnya lama-lama pakai kondom juga mas nggak nyaman."

Dan begitulah, seringan itu Devir mengatakannya tanpa mempedulikan perasaan Beryl yang remuk saat itu juga.

Apa dan siapa sebenarnya yang salah disini?

Apakaha Devir memang tidak ingin memiliki anak darinya?

Tidak!

Lelaki itu hanya mengatakan bahwa ia mencari waktu yang tepat.

Apa yang pria itu tunggu sebenarnya?

Bisakah Beryl mendapat penjelasan yang sejelas mungkin, agar ia pun mengerti.

Rasa sepi itu kian menggorogoti hati Beryl, rumah ini terlalu besar dan sepi untuknya. Belakangan Devir pun semakin sibuk dengan urusan kantor, padahal pria itu sendiri yang mengatakan akan pensiun secepatnya setelah menikah.

Dan tujuh bulan bukanlah waktu yang singkat.

"Aku harus bertindak. Suka tidak suka Devir harus menerimanya." Batin Beryl penuh niat.

Hari semakin gelap, Kalea duduk di sofa ruang tamu sambil mengusap-usap perutnya.

Sudah hampir pukul tujuh malam David belum juga pulang, bahkan tidak juga mengirim pesan.

Berulang kali Kalea menelfon dan mengirim pesan namun tidak ada jawaban dari pria itu.

Terpaksa dengan langkah gontai Kalea menuju ke dapur dan membuat dua bungkus mie instan lengkap dengan sosis, bakso dan kornet.

"Papi kamu tega banget sih dek.. mami nggak tahan kalau harus begini terus. Kapan papi kamu berubah ya?" Tanya Kalea mengusap perutnya.

Ini bukan yang pertama kali David mengingkari janjinya.

Ada apa sebenarnya dengan pria itu? Selingkuh kah?

Semoga tidak.

Cutt...
Tipis tipis aja😄😄😄

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 28, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Age Gap Marriages [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang