"Chapter 16"

105 8 0
                                    


Supir berteriak meminta seluruh calon anggota angkatan baru dan beberapa senior untuk segera mengambil barang barang dan bergegas turun untuk melihat penginapan dan tempat latihan dasar berlangsung besok

Aura Europhia terpancar jelas di wajah para calon aggota angkatan baru. Bagaimana tidak, puncak yang dikenal dengan suasana tentram sangat membantu calon anggota anggkatan baru untuk menenangkan pikiran. Ini akan menjadi pengalaman yang sangat menyenangkan bagi mereka, tapi tidak untuk Ica.

Beberapa hembusan nafas berat telah dikeluarkan Ica dari tubuhnya, mencoba menghangatkan tubuhnya dari kedinginan yang melebihi batas dingin dari sifatnya. Setidak enak inikah orang orang yang menerima sikap dingin Ica?

Dilain sisi, Rizal yan daritadi menenangkan dirinya sambil berbaring di rumput rumput yang hijau dan segar lembab ini, mencoba untuk membuang pikirannya.

Chat dari seorang gadis dingin yang dia kenal belum juga dia balas, dari dulu gadis inilah yang sering menolaknya untuk berpacaran dan mungkin ini saatnya Rizal yang menolaknya untuk memutuskan hubungan mereka.

Bukan Ica namanya kalau tidak dingin, beberapa calon anggota baru telah ditolak Ica ketika mengajaknya untuk berkumpul bersama senior, bernyanyi menghilangkan rasa gugup untuk latihan dasar besok karena tidak ada yang tahu bahwa seniornya bisa saja berubah menjadi monster besok pagi.

Untuk sekarang mungkin memang saatnya Rizal menenangkan pikirannya, dia juga tidak ingin Ica terganggu hanya karena dia. Tetapi dia juga tidak ingin diganggu oleh pikirannya yang setiap detik menanyakan kabar Ica bagaimana.

Lamunan yang bertahan hampir sepuluh menit itu tiba tiba buyar ketika salah satu junior berteriak memanggil rizal dari kejauhan "SIAP KK RIZAL AYO GABUNG!".

Ternyata pikiran Rizal salah, dia pikir dengan berbaring disini dia tidak akan dilihat oleh siapapun namun ternyata beberpaa dari junior dan senior menatapnya bingung, Ada apa dengan Rizal yang daritadi melamun ?

Rizal terdiam, menatap juniornya yang asik menyanyikan sebuah lagu hindie dengan iringan gitar yang dipetik ariza, juniornya.

Tetapi, bukan itu yang membuat rizal diam, ketidakhadiran seorang junior yang berhasil menarik hatinya tidak ada di antara banyaknya junior yang berkumpul bernyanyi bersama, dimana dia?

*****

Ica berbalik, ternyata dugaannya benar, senior yang sering membuat dia merasa sangat istimewah ada di belakangnya. Senyumnya mengembang, matanya mulai menyipit seperti dia menemukan apa yang dinamakan moodbooster.

Ica yang lelah untuk berdiri memutuskan untuk tetap duduk pada posisi awalnya, "tumben lo ga ngumpul" senior yang satu ini memang sangat peka dengan Ica, buktinya tidak hanya sekali dia menemani ica dalam keadaan seperti ini, dia seperti orang spesial ica

"Siap ga ah kak lagi mau sendiri" ica yang masih merasakan kedinginan masih menggosok gosokkan tangannya untuk mengdapatkan kehangatan

Ata, senior ica, senior yang paling mirip dengan ica, senior yang sering bersama ica, senior yang sangat dekat dengan ica hanya tersenyum mendengar jawaban ica. Untuk jawaban yang seperti itu sudah sering kali didengar oleh Ata tiap kali dia bertanya pada Ica, Icaa benar benar dingin.

"Gw juga sama kayak lo dulu ca" satu kalimat yang berhasil membuat Ica terheran, tatapan bertanya tanya yang dileparkan oleh Ica kepada Ata membuat Ata terkekeh pelan sambil membaringkan badannya ke rumput rumput yang panjang.

Walau terasa sedikit menggelikan, Ata berusaha mengimbangi untuk tetap berbaring pada posisinya. Ica yang merasa ditarik Ata pun membaringkan badannya.

BACKSTREET!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang