Seorang wanita berserta dua orang anak lelaki sedang berjalan di koridor apartemen. Ini pukul 07:00 malam KST. Mereka baru saja tiba dari perjalanan jauh, Daegu.
Pip pip pip pip
Ceklek
Pintu apartemen itu akhirnya terbuka.
Kedua anak lelaki itu berjalan masuk mendahului ibunya.
"Eoh?? Apppaaaaaaa!!"
Teriakan riang terdengar tatkala mereka melihat sosok lelaki yang sedang berdiri menghadap mereka seraya tersenyum lebar.
Namjoon, lelaki itu merentangkan kedua tangan nya sembari berlutut dan menyambut pelukan hangat kedua anak kembarnya itu.
"Aigooo.. Dua ksatria appaaaa" seru Namjoon sambil memeluk Changbin dengan tangan kanan dan Hyunjin di tangan kirinya.
"Appa sudah lama pulang?" tanya Changbin
"Tidak juga, appa tiba di rumah tadi sore" jawab Namjoon seraya tersenyum menatap Changbin, memamerkan lesung pipinya.
"Oya, bagaimana liburan kalian?" giliran Namjoon yang bertanya.
"Menyenangkan! Kami pergi ke Daegu bersama eomma!" jawab Hyunjin semangat.
"Dan kami menginap di rumah Woozi" sambung Changbin.
"Oya?" respon Namjoon.
"Appa! Woozi punya video game yang bagus di kamarnya! Seruu!! Kami bertanding hingga larut malam!" cerita Hyungjin bersemangat.
"Hingga larut malam??" tanya Namjoon.
"Ya, dan Hyunjin kalah ahaha" ujar Changbin seraya tertawa.
"Enak saja! Aku menang di babak pertama!" bantah Hyunjin.
"Dan esoknya, eomma membawa kami bermain di gamezone!" seru Changbin.
"Benar! Kami bermain balap mobil, perang zombie, daaan..." Hyungjin berusaha mengingat-ingat.
"Lempar bola! Kau ingat? Aku mendapatkan poin tertinggi!" sambung Changbin.
Namjoon terlarut mendengarkan cerita kedua anaknya.
"Baguslah, sepertinya kalian bersenang-senang di sana" ucap Namjoon lega.
"Coba saja appa ikut, pasti akan lebih seru" ujar Changbin
"Iya, benar!" Hyunjin pun ikut setuju.
Namjoon terkekeh.
"Maaf kemarin appa tidak bisa menemani kalian liburan, appa ada pekerjaan" ucapnya seraya mengusap lembut kepala kedua anak kembarnya.
Changbin dan Hyunjin tersenyum menatap Namjoon. Mereka mengerti akan kesibukan Namjoon terhadap pekerjaannya.
"Tapi jangan sedih, appa punya sesuatu untuk kalian!" ucap Namjoon tiba-tiba.
"Benarkah??" mata Changbin dan Hyunjin berbinar semangat.
Namjoon bangkit dan bergegas mengambil sesuatu dari dalam kamarnya.
"Ini diaaa.." teriak Namjoon sambil berjalan kembali mendekati Changbin dan Hyunjin.
Di tangannya terdapat dua kantung pelastik yang masing-masing berisi sebuah box mainan berukuran besar.
Mata Changbin dan Hyunjin semakin berbinar. Dengan semangat mereka berlari mendapati Namjoon dan meraih box mainan itu dari tangan Namjoon.
"Waaaaww ini hebat!!" teriak Hyunjin saat melihat box berisi mainan dalam kantung itu.
"Hyunjin ah, ayo kita buka di kamar!" ajak Changbin bersemangat.
"Khaja!" teriak Hyunjin.
Kedua kstaria kecil itu berlari menuju kamarnya sambil membawa box mainan masing-masing.
Namjoon terkekeh melihat tingkah kedua anak kembarnya yang menggemaskan.
Setelah bayangan mereka menghilang, perhatian Namjoon teralih pada sang istri yang berdiri terpaku di hadapannya.
Namjoon berjalan mendekati wanita itu dan memeluk tubuhnya erat.
"Namjoon ah.." panggil Karin dengan suara yang sangat pelan, bahkan setengah mendesah.
"Bagaimana kabarmu? Apa kau baik-baik saja?" tanya Namjoon lembut.
"Um.." jawab Karin singkat.
Ia menyembunyikan wajahnya di dada Namjoon. Sepertinya ia benar-benar merindukan suaminya itu.
"Maaf membuatmu sendirian mengurus anak-anak karena pekerjaanku" ucap Namjoon penuh sesal.
Karin hanya menghela napas sambil mempererat pelukannya pada Namjoon.
"Jadi... Bagaimana pekerjaanmu?" tanya Karin.
"Semua berjalan lancar. Mereka menyetujui untuk bekerja sama dengan perusahaan ku" jawab Namjoon.
"Syukurlah" gumam Karin.
Namjoon mengecup kening istrinya dengan lembut dalam dekapannya. Ia begitu mencintai wanita itu, seorang istri yang sangat pengertian terhadap kesibukannya dan selalu mendukungnya setiap saat.
"Oya, aku punya sesuatu yang spesial untukmu" ucap Namjoon kemudian.
"Um?" Karin melonggarkan dekapannya.
Ia menatap wajah Namjoon dengan bingung.
Namjoon tersenyum menampilkan lesung pipinya.
"Ayo, kita ke kamar!" ajaknya.
Namjoon menarik tangan Karin menuju kamar mereka, namun ia berhenti tepat di depan pintu kamar.
"Kau siap?" tanya Namjoon seraya menatap Karin dengan mata bulatnya.
Karin semakin bingung.
Namjoon terkekeh dan segera membuka pintu kamar mereka. Ia membiarkan Karin berjalan duluan memasuki kamar tersebut.
"Kyaaaaaa!!" teriak Karin kala ia melihat sebuah boneka Koya berukuran besar terbaring di atas kasur mereka.
"Koyaaaaaa!!!" seru Karin.
Ia melompat ke atas kasur, lebih tepatnya ke atas boneka Koya tersebut dan memeluknya gemas.
Namjoon tertawa melihat tingkah imut istrinya. Seperti yang ia duga, Karin akan sangat menyukai hadiahnya yang satu ini.
"Kau suka?" tanya Namjoon di sela tawanya.
"Tentu sajaaaa" jawab Karin dengan riang.
Ia terus memeluk boneka Koya itu sambil berseru gembira.
"Itu baru hadiah pembuka. Masih ada hadiah lainnya" jelas Namjoon.
Gerakan Karin terhenti. Kepalanya menoleh ke arah Namjoon dan kembali menatapnya dengan tatapan bingung.
"Hadiah lain?" tanya nya.
Namjoon mengangguk sambil tersenyum.
"Apa?" tanya Karin penasaran.
"Hm.. Untuk yang kali ini, ada syaratnya" jawab Namjoon penuh teka teki.
Membuat Karin semakin penasaran.
"Syarat?"
Namjoon melangkahkan kakinya mendekati Karin dan mengulurkan tangan kanan nya. Karin menyambut uluran tangan Namjoon. Dengan satu hentakan, Namjoon menarik Karin untuk bangkit dan berdiri di hadapannya.
"Tutup matamu dan ikuti saja kataku" ucap Namjoon.
To be Continued
#mynew
KAMU SEDANG MEMBACA
Min PD x CEO Kim Family
FanfictionSetelah sekian lama tidak bertemu, kini keluarga Min PD dan CEO Kim kembali dipertemukan.. Namun.. Dengan masalah mereka masing-masing..