12 💜

32 3 36
                                    

Namjoon meregangkan pelukannya dan meraih dagu Karin agar menatap ke arahnya.

"Aku tidak akan mungkin bisa mengkhianatimu. Aku akan mengutuk diriku sendiri jika melakukam itu. Percayalah, hanya kau wanita yang bisa memakai nama depanku di namamu,  Nyonya Kim" ucap Namjoon lembut seraya menatap wajah istrinya itu dalam.

Karin melihat kedua mata Namjoon dengan seksama. Menelusuri kejujuran yang tersirat di manik hitam tersebut.

"Dan mana mungkin aku bisa menggantimu dengan wanita lain. Aku bisa mati jika kau meninggalkanku. Sungguh, aku tidak bisa hidup tanpamu di sisiku. Karin ah, hanya namamu yang selalu ingin kuucapkan setiap bangun tidurku. Hanya wajahmu yang selalu ingin kulihat setiap detikku.." ucap Namjoon sambil mengelus pipi Karin.

"Dan kedua mata ini... yang selalu kuinginkan untuk menatapku penuh kasih sayang" Namjoon mencium kedua pelupuk mata Karin.


















"Lalu hidung ini... Yang kuharap terus bernafas menghirup udara yang sama denganku.." Namjoon menempelkan hidungnya pada hidung Karin dengan lembut.


















"Serta bibir ini... yang selalu membuatku mabuk dan kehilangan akal sehatku.." ucap Namjoon seraya memajukan wajahnya.

Namjoon menempelkan bibirnya ke bibir Karin. Berdiam diri beberapa saat, baru kemudian bergerak perlahan.






















Kini bibir mereka saling terpaut. Namjoon menggigit sekilas bibir Karin, kemudiam menghisap dan mengulumnya dengan lembut.

Ya, seperti ucapannya tadi. Ia akan selalu kehilangan akal sehat jika sudah berurusan dengan wanita satu ini. Hanya dengan sentuhan bibir saja sudah bisa membuat Namjoon mabuk seakan meminum berbotol-botol soju.

















Suara decapan terdengar beberapa kali menghiasi kamar mereka. Mengiringi kegiatan panas yang saat ini sedang berlangsung. Beruntung Changbin dan Hyunjin sedang asik bermain game yang baru saja dibelikan ayahnya di kamar mereka sendiri. Jadi.. Tidak akan ada yang menganggu ehehe..
















Telah cukup lama mereka berciuman, hampir 5 menit lamanya. Bahkan bibir Karin sedikit memerah akibat hisapan dan gigitan Kim Namjoon.

Namjoon memperlambat tempo ciumannya kala merasakan pukulan lembut tangan Karin di dadanya. Tak lama, ia menghentikan aktifitasnya dan menatap manik mata Karin. Wanita itu terlihat bernapas dengan terengah-engah.

"Namjoon ahh..." panggil Karin di sela-sela napasnya.

Namjoon tersenyum. Wanita yang ada di hadapannya ini terlihat... errr.. sexy! Apalagi dengan napasnya yang terengah-engah seperti itu. Membuat Namjoon ingin menerkamnya bagaikan singa yang melihat seekor rusa betina.

"Apa kau tidak berencana untuk...." Namjoon menggantungkan kata-katanya.

"Hhhh.. Untuk.. Apa?" tanya Karin seraya menatap Namjoon dengan bingung.

"Untuk menambah adik nya Changbin dan Hyunjin" jawab Namjoon dengan cengirannya.

"Mak..maksudmu??"

Tanpa basa-basi Namjoon langsung mendorong tubuh Karin ke atas kasur dan segera menghimpit tubuh wanita itu dengan tubuh nya.

"Yaak Kim Namjoon! Apa yang kau.... Aaakkhh!"

🐢🐢🐢🐢




Seorang lelaki sedang duduk menghadap ke arah sebuah piano grand clasic. Memainkan jemari nya dengan lembut dan menciptakan nada-nada indah yang mengalun merdu.

Ya, siapa lagi lelaki itu kalau bukan Min Yoongi. Meskipun ia telah memutuskan untuk libur hari ini, namun jari-jarinya terasa gatal untuk menyentuh deretan tunts piano kesayangan nya itu.

Maya berjalan memasuki ruangan dengan sebuah nampan di tangan nya. Di atas nampan itu terdapat secangkir kopi, minuman kesukaan Yoongi. Sesampainya di ruangan Maya segera menaruh kopi itu di atas meja yang terletak tak jauh dari piano yang sedang Yoongi mainkan.

"Ini kopi mu" ucap Maya singkat dan datar.

Setelah itu ia membalikkan badan dan bersiap untuk pergi meninggalkan ruangan itu.

Tiba-tiba Yoongi menekan beberapa tunts secara bersamaan dalam satu ketukan yang menciptakan nada bising dan tidak karuan.

Maya menghentikan langkahnya. Ia sangat paham bahwa itu adalah isyarat dari Yoongi agar dirinya tidak pergi meninggalkan ruangan.

Suasana di sekitar mereka hening seketika. Maya masih berdiri diam membelakangi Yoongi.

"Kau masih marah padaku?" tanya Yoongi dengan suara bariton nya yg khas.

Maya menghela napasnya berat, seakan meluapkan segala kekesalan dalam dirinya.

"Tidak" jawabnya singkat.

"Jika seorang wanita berubah menjadi pendiam dan mengatakan tidak apa-apa, itu berarti sebaliknya" bantah Yoongi.

"Kau masih marah padaku" lanjutnya.

Maya membalikkan badan dan menatap ke arah Yoongi dengan kesal.

"Kau membohongiku, Min Yoongi!" ucapnya dengan nada tinggi.

"Mengapa kau tidak bilang padaku bahwa kau menciptakan lagu untuk Suran eonni??" tanya Maya penuh amarah.

Yoongi bangkit dari duduknya. Menatap wajah sang istri, kemudian berjalan mendekatinya.

"Aku tahu, jika aku mengatakan hal itu padamu, kau pasti akan marah dan tidak memperbolehkan ku melakukan nya" jawab Yoongi tenang sembari melangkahkan kakinya.

Ia berdiri di hadapan Maya yang kini tengah menatapnya dengan tatapan tajam.

"Maya, kau tahu kan? Aku sudah pernah bilang bahwa aku menyukai warna suara Suran noona. Ia bisa membawakan lagu dengan sangat baik" jelas Yoongi.

"Masih banyak penyanyi lain dengan suara bagus, Yoongi! Heize eonni, IU, Eun ji, Lee Sora eonni, Gummy eonni, Davichi, Hyorin, Taeyeon, Younha. Kenapa harus Suran??" bantah Maya.

"Suran noona memintaku untuk memproduseri lagu di album terbarunya, dan aku tidak mungkin menolak" jawab Yoongi.

"Karena kau menyukainya kan!" timpal Maya.

"Min Maya, jaga ucapanmu!" ucap Yoongi tegas.









To be Continued












#mynew

Min PD x CEO Kim FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang