11

193 11 2
                                    

Kayra Pov

Aku memasukkan barang terakhirku kedalam kotak, dan menatap semua teman kerjaku secara bergantian. Entah kenapa mereka bisa berkumpul didekat meja kerjaku.

"Kenapa sedih?" Tanyaku dengan polosnya

"Kita bakalan kehilangan satu teman, makanya kami sedih." Jawab salah satu dari mereka.

"Aku berhenti bukan berarti kita gak bisa bertemu. Kita masih bisa bertemu diluar namun intensitas bertemunya akan berkurang." Jelasku

"Kay apa kamu gak bisa rubah keputusan kamu buat berhenti, hemm?"

"Aku udah ambil keputusan, dan juga aku mau coba hal lainnya."

"Baiklah,, sepertinya kami tetap gak akan bisa tahan kamu... Kita akn dukung keputusan kamu kalau begitu. Iya kan semua?"

Dan dijawab dengan anggukan oleh semuanya.

Aku hanya tersenyum melihat itu semua, nanti pasti aku akan merindukan keadaan seperti ini.

"Yerin kemana? Ko aku gak liat dia." Tanyaku karna memang tidak melihatnya

"Mungkin lagi nangis diatas Kay."

"Yaudah kalo gitu aku keatas dulu ya, takut dia kenapa napa" candaku yang dijawab dengan gelengan kepala.

Dan aku berjalan menaiki anak tangga menuju atas. Sesampainya disana aku bisa melihat Yerin sedang memandang lurus kedepan, seperti tak menyadari kedatanganku.

"Gak mau ngucapin selamat tinggal?" Ucapku seakan menyadarkannya dari lamunan

Yerin menoleh, aku tak sampai hati melihat matanya yang memerah.

"Rin.. aku itu cuma berhenti dari pekerjaan, bukannya tak bisa lagi kita bertemu. Kenapa kamu sampai seperti ini, kalau kamu begini aku juga ikut sedih." Kataku dan memeluknya

Terkadang aku gak habis pikir dengan sahabatku satu ini.

"Aku tahu Kay, tapi aku gak rela aja kamu berhenti tiba-tiba kayak gini, dikantor kamu juga gak ada masalah sama siapapun, tapi tiba-tiba udah bilang mau berhenti." Jawab Yerin dengan suara serak

"Aku berhenti bukanya tiba-tiba, udah lama sekali aku berpikir buat berhenti, hanya saja baru terlaksananya sekarang. Aku mau mencoba hal baru dan keluar dari zona nyaman aku yang sekarang....."

"Kita masih bisa ketemu kalau kamu kangen, begitu juga dengan yang lain,, jadi kamu bisakan dukung keputusan aku ini."

"Huaaaaa Kayra kamu jahat bangettt" Yerin kembali menangis, bahkan semakin kencang membuat aku panik

"Yaallah Yerin udah dong gak usah nangis,, ihhh malu juga."
.
.
.

Keputusan buat berhenti kerja itu sebenarnya sudah lama aku pikirkan, namun selalu tertunda oleh banyak hal. Dan saat ini aku merasa aku memang harus berhenti dan kerjaan akupun sedang kosong, tidak dalam sebuah projek makanya aku memberanikan diri untuk berbicara langsung dengan Pak Kim, dan beruntungnya lagi beliau bisa menerima keputusanku ini. Meski baginya itu sangat mendadak dan tiba-tiba.

Tapi itu tadi ini itu adalah keinginanku sejak lama, bukan karena aku tidak suka dengan pekerjaan aku yang sekarang, hanya saja aku merasa, aku perlu mencoba keluar dari zona yang sekarang dengan mencoba hal yang baru.

Drtttt...drrttt

"Hallo Chan." Tumben tumbenan Chanyeol menelpon

"Kamu dimana?"

"Masih dikantor?ada apa?"

"Tunggu disana ya, aku bakalan kesana." Putus Chanyeol langsung mematikan telpon

Dan benar saja tak sampai 15 menit, aku bisa melihat mobil Chanyeol menuju kearahku.

"Kamu bawa mobil?" Tanya Chanyeol tanpa keluar dari dalam mobil

"Bawa, emangnya kenapa?" Tanyaku masih keheranan

"Yaudah mobil kamu tinggal disini dulu, sekarang ayo masuk."

Aku semakin dibuat keheranan dan kebingunan, namun tetap menurut masuk kedalam mobil.
.
.
.
.

Chanyeol memarkirkan mobilnya dan mengajak Kayra turun. Ia tak mengatakan apapun selama dimobil meski berulang kali Kayra bertanya kemana tujuan mereka.

"Kenapa kita kesini?" Lagi-lagi Kayra bertanya, lantaran mereka sekarang memasuki restoran

"Nanti kamu juga bakalan tahu, ayoo mereka pasti sudah menunggu." Jawab Chanyeol menarik tangan Kayra.

"Ini kenapa semuanya ada disini?"

Disana dengan deretan meja panjang, sudah berkumpul para rekan-rekan dari komunitas serta beberapa teman kerja. Mereka berkumpul saling melempar senyum.

"Kau jahat sekali Kay,mau pergi tapi tak mengatakan apapun ke kita semua" kata kyungsoo

Mendengar itu, Kayra langsung menatap tajam Chanyeol yang ada disampingnya.

"Maaf Kay, tapi aku rasa mereka berhak tahu. Kita semuakan teman, bukan hanya teman dalam urusan pekerjaaan."

"Maaf." Hanya kata itu yang bisa Kayra keluarkan.

"Kita akan memaafkanmu, asalakan semua pesanan kita malam ini kamu yang bayar, bagaimana?" Sahut kyungsoo dengan alis yang sengaja ia naik turunkan

Dengan sebuah anggukan dari Kayra, semua yang ada disana langsung bersorak gembira.

Yahh, anggap saja itu sebagai permintaan maaf Kayra untuk mereka.

ASSALAMUALAIKUM KAMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang