Bab 14

7.9K 851 15
                                    

Kemarin mau publish, tiba tiba kantuk menyerang 🙏😃 maaf ya... 😍

Tinggalkan jejak kalian, dengan vote dan komentar ya...
Mampir juga ke cerita " MIRACLE OF LOVE" 🤗

Happy reading, terima kasih atas perhatiannya...
Sayang kalian semua para readers-ku 😘😘😘😘😘

Salam sayang,
Adhwa Aeesha

.
.
.

Seorang anak yang tertawa lepas, di sisi kanan dan kirinya kedua orang tuanya memeluknya dengan sayang. Sesuatu impian, curahan hati dari seseorang yang merindukan suatu kebahagiaan nyata, bukan ilusi yang mampu di ciptakan oleh goresan cat warna di atas tinta.

Olivia menangis, menangis melihat betapa indahnya lukisan di hadapannya ini.

"Orion..." lirih Olivia sambil menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Tak percaya bahwa selama ini dia menyimpan banyak luka. Dibalik sikapnya yang dingin dan cuek, bahkan di balik setiap senyum yang dia berikan selama ini saat mereka bersama di penginapan adalah palsu, banyak luka yang berusaha dia sembuhkan dengan membuat orang – orang di sekitarnya menjadi bahagia.

"Kenapa kamu tidak mau membuka dirimu, Orion?" gumam Olivia.

Olivia sudah tidak sanggup lagi, dia mengitari lukisan itu namun saat melakukan itu, sudut matanya menangkap sesuatu. Ada sesuatu dibelakang lukisan itu. Olivia yakin. Perlahan tangannya menggeser lukisan pertama dan sekali lagi, Olivia dia tercengang, kali ini lukisannya berbeda.

Olivia masih memegang lukisan pertama dan membandingkannya, tercengang akan perbedaan signifikan antara kedua lukisan itu. Jika dalam lukisan pertama hanya tiga orang, dalam lukisan ke dua ada empat orang. Olivia memperhatikan kedua lukisan itu bergantian dan melihat sebuah coretan di sudut kanan kanvas.

Lukisan pertama bertuliskan, "Masa lalu..."

Lukisan kedua bertuliskan, "Masa depan kita bersama..."

"Apa maksudnya?" gumam Olivia. "Apa Ayah tidak pernah melihat lukisan ini?"

Olivia meletakkan lukisan pertama di bawah kakinya dan memegang lukisan kedua, mengamatinya lebih jelas, sampai tangan kanannya merasakan ada yang aneh pada bingkai sebelah kanan, seperti ada sesuatu yang di sembunyikan. Olivia meletakkan lukisan itu di tempatnya dan mengitari, ada sebuah lapisan di belakang lukisan, Olivia menyobek pelan lapisan itu dan menemukan sebuah amplop putih yang kini sudah kekuningan.

"Amplop?" gumamnya membolak – balikkan amplop itu, berharap ada nama pengirim dan ditujukan pada siapa amplop ini, tapi tidak ada apa – apa. Kosong.

Akhirnya, Olivia memutuskan untuk keluar dari galeri itu dan saat melewati lukisan Ibu Orion, langkah Olivia terhenti, dia menatap lukisan itu dan tersenyum.

"Apa anda sengaja memberi tahu saya dimana letak amplop ini?" tanya Olivia, terdengar aneh dan menyeramkan memang, tapi dia percaya sesuatu hal seperti itu. "Saya akan menyampaikannya pada Ayah, Anda tidak perlu khawatir. Pesan hati Anda akan tersampaikan." Entah kenapa Olivia bisa berpikir seperti itu, bahwa pesan ini dituliskan untuk Ayah mertuanya.

Olivia tanpa ragu segera mencari, dia hendak menuruni tangga saat melihat Fariz sedang menutup pintu tidak jauh dari tempatnya berdiri.

"Fariz!" panggilnya sambil sedikit berlari.

"Nona! Anda sedang hamil, jangan berlari seperti itu." tegur Fariz halus, membuat Olivia malu.

"Maaf..."

"Bukan, bukan begitu Nona..." Fariz menghela napas dia tidak bermaksud sesuatu, hanya saja dia merasa istri Tuan Mudanya sangat ceroboh.

"Dimana Ayah?"

Suddenly Marriage #2 [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang