[ Follow Sebelum Membaca! ]
[ Story 4 ] Park Jimin, seorang mata-mata profesional, yang dimana dirinya harus siap sedia apabila diberi komando untuk bertugas dimanapun dan kapanpun tanpa mengkhawatirkan segala macam resiko yang menghampirinya
Namun...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rosé tengah menatap nanar ke arah kaca riasnya, usianya sekarang sudah menginjak delapan belas tahun, itu tandanya ia harus siap melakukan pekerjaan yang seharusnya ia lakukan disini
Ia sebenarnya tidak ingin, tapi sayangnya, Irene, pemilik club malam ini yang menyuruhnya untuk melakukan hal tersebut
Rosé takut, sangat takut. Awalnya ia kira Irene adalah wanita yang baik hati, tapi nyatanya ia malah menjerumuskan dirinya kedalam tempat berdosa ini
Bagaimana Rosé bisa kabur disaat dirinya saja tidak bisa berbuat apa-apa tanpa Irene
Semua kebutuhan hidupnya hanya bisa ia gantungkan kepada wanita itu, mengingat Irene lah yang memungutnya dari panti asuhan
Tapi ntahlah, Rosé sama sekali tidak mengetahui identitas spesifik tentang dirinya, ia hanya tau kapan ia lahir dan siapa namanya
Selebihnya tidak ada lagi!
Setelah selesai berias, segera Rosé keluar dari kamarnya, pakaian minim yang ia kenakan saat ini, sungguh membuatnya risih dan tidak betah
Biasanya Rosé hanya bekerja disiang hari saja, dimana tempat ini masih tutup dan belum ada pelanggan yang datang, dan yang pastinya, pada siang hari, ia diberi kebebasan untuk berpakaian apa saja, tidak seperti saat ini
Sedih sekali dirinya, harus terjebak oleh orang yang salah, yang bahkan sudah melebelinya sebagai sebagai wanita penggoda diclub malam, miris sekali
Kebanyakan temannya, setelah lulus akan segera melanjutkan sekolahnya ke jenjang yang lebih tinggi lagi, misalnya seperti kuliah
Tapi Rosé tidak bisa mendapatkan itu, belum berharap saja, dirinya sudah disadarkan oleh sebuah realita pahit yang menimpa dirinya
"Rosé, nanti kamu harus melayani pelangganmu yang ini.." ucap Irene sembari menunjukkan selembar foto kepadanya
Tak ada balasan dari Rosé, wanita itu hanya diam saja, sampai akhirnya Irene kembali bersuara
"Jangan berbuat yang tidak-tidak, karena jika kamu sampai mendapatkan komplain dari pelanggan kamu, maka saya akan usir kamu dari sini! Paham?!"
Rosé mengangguk, lemah sekali dirinya sekarang, dan sepertinya akan terus seperti itu selama dirinya berada dibawah Irene
Dengan lunglai, Rosé berjalan menuju pintu keluar, ia menutup telinganya saat suara desahan saling bersahutan ditiap kamar yang ditempati oleh teman-temannya untuk melayani pelanggannya
"Everything will be all right, Rosé" gumam Rosé, menyemangati dirinya sendiri
Saat Rosé keluar, dentuman keras musik mulai terdengar nyaring ditelingannya, membuat dirinya sedikit pusing karena tak terbiasa
Belum lagi bau alkohol dan asap rokok yang menyeruak begitu saja, membuatnya tidak betah berlama-lama untuk sekedar berdiri disini
Tapi ia tak boleh menyerah, ia tidak mau diusir, jika diusir, Rosé mau tinggal dimana?