Part 3 : Senyuman

34 2 0
                                    

"Lu bias diem g ?"Dengan nada ketus andalannya,"Kita disini tuh mau belajar bukan mau nyari jodoh!" Kara menghantam mejanya karena sudah kesal akan kelakuan mereka. "Udah lahh sayyy orang baru kok dimaki sih." Myrlie menceramahi Kara bak orang tua,"Minta maaf sana!" memarahi Kara tetapi berkesan lucu. "yaudah nih,maaf y." berbicara pada 3 makhluk yang terlibat di perdebatannya tadi.

Tuff...

Bagas merasa seperti ditembak mati,tak tahu apa yang harus ia lakukan tetapi dia hanya bisa tersenyum meski sakit yang ia rasakan,ia membalikkan badannya dan menunduk juga memikirkan apa yang salah dari kata-katanya. Bagas adalah teman yang baik dan selalu bercanda,maka dari itu dia bercanda kepada Kara. Sayangnya ia tidak menyukainya. Lantas Bagas sangat merasa bersalah meski hanya masalah sepele.

"Gua bilang juga apa, kena semprot kan lu. Sakit yak? itu yang gua rasain tadi pagi asal lo tau." Kelvin cekikikan didalam hatinya,"Satu pertanyaan aja deh buat lo." Bagas memasang muka seriusnya itu "Yakin lo ama Kara? sangar gitu. Merinding gua" Bagas pun tertawa dan lupa akan masalah tadi. "hhahah yakin sih yakin,inget satu kata ini yak nothing is impossible yakan jodoh tuh nggak kemana ye gak?" Kelvin pun berkata bak pejuang.

"Habis ini apaan dah?" Kara memiringkan kepalanya kehadapan sahabatnya,"Kan ngedekor toh. lu nggak liat kelas kita kayak gudang?" Myrlie menaikan dua alisnya. "Mana gue lagi mager,pegel-pegel. UGHHHHHHH!!!" Kara menggerutu dihadapan sahabatnya sembari memegang lehernya yang pegal,"Duhhhh.... susah yeee punya kawan nenek-nenek hahahahaha." tawa Myrlie dan Kara yang cukup kuat itu terdengar oleh Kelvin dan Bagas. Kelvin memberi sebuah kode dengan menyenggol pergelangan Bagas dan berbisik "Sesangar apa pun dia,dia juga bisa tertawa,tuh buktinya cekikikan kayak begitu." menjeda omongannya dan Kelvin melanjutkan pembicaraannya lagi "Andai... aja aku bisa di posisi Myrlie sekarang,yang bisa buat dia bahagia dan tertawa." Kelvin menatap langit-langit kelasnya.

Semua siswa bangkit dari kursi masing-masing dan mulai mendekor atau menghias kelas. Kelvin tidak tahu harus apa,sedangkan Kara sudah mengeluarkan gunting dan alat untuk mendekor. Kara adalah tipe orang yang perfeksionis dan semua harus sempurna/lengkap. Kebetulan Kara membawa dua gunting untuk memotong pita yang akan ditempelkannya itu,Kelvin ingin membantu tetapi ia takut akan Kara yang berlaku jutek padanya. Kelvin mengumpulkan nyalinya dan menghadap ke belakang sehingga membuat Kara memandangnya.

"Kenapa lo?" Kara memulai percakapan dengan santai,"Kar,boleh pinjem gunting ga?,sama gue boleh ga minta pita yang lo gunting itu?" sembari menunjuk pita yang dipegang Kara. "Nih,guntingnya jangan dihilangin." Kara menjawab santai. "Makasih Kar." terlukis senyum diwajah Kelvin. "ye." jawaban singkat dari Kara yang dibilang ketus itu membuat senyuman Kelvin luntur dari wajahnya. "Padahal gua baru bahagia,eh malah dibuat kesel lagi." ia menggerutu dengan suara pelan, "Ngomongin orang tuh didepan jangan dibelakang." Kara tersenyum jahat. Lantas Kelvin kaget dan tersipu malu. Dia merasa tidak ingin melihat wajah Kara lagi.

"Lie... mau gue bantu ga?" Bagas menyentuh pundak Myrlie,"Eh, Bagas boleh kok" menjawabnya dengan senyuman manis. Mereka pun saling bertatapan dan berlangsung cukup lama. "Manis banget gan diabetes nih gua.." Jiwa Bagas meronta-ronta. "Uwu gans bingits jadi fly di liatin terus." Myrlie pun meronta-ronta. "Jadi gue kerjanya apa nih lie?" Bagas tersadar,"Eh sorry nih ahahaha.." Myrlie tersipu malu dan menunduk. Muka Myrlie seketika memerah dan Bagas mengetahui itu,"Kamu boleh tolong ambilin aku kursi ga?" kepala Myrlie masih tertunduk. "Boleh, tapi ga usah nunduk juga. Jadi segan nih gue." Bagas membungkukan badanya dan menatap cewek yang tertunduk itu dengan penuh senyuman yang jarang ia berikan kepada orang lain.

"Kar..." Kelvin membalikkan badannya sembari gunting pink kecil di tangannya,"Ya?" Kara masih sibuk dengan aktivitasnya. "Gue mau minta maaf, karena udah ganggu loh daritadi pagi." Kelvin menatap wajah Kara dengan penuh keseriusan. "Ga papa kok,cuman lebih baik lo tau kondisi aja." Kara dengan suara pelan. "Gue tuh mau jadi temen lo... makanya gue ajak kenalan." Kelvin berkata santai. "Lo boleh kok jadi temen gue." Kara tersenyum samar,"Serius nih?" Kelvin ingin meyakinkan perkataan Kara tadi. "Lu mau gue tarik omongan gue?" Kara menaikkan kedua alisnya,"Eh jangan donk." nada Kelvin menurun. Kara tertawa melihat sikap Kelvin seperti itu,"Hahahaha iya-iya,ngakak deh lo." Kara cekikikan dan lagi-lagi Kelvin dibuat tersipu malu.

Gimana nih ceritanya? tulis di kolom komen yaaa

jangan lupa juga untuk vote

SOMUCH LOVE FROM ME...

-author-

Masa Abu-abuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang