Part 5 : Terkesima

25 2 0
                                    

•••
"Aku akan terus mencoba meskipun ku tau apa yang akan terjadi."

•••

- Masa abu-abu -

Mereka pun sampai di tempat yang tentu Kara sukai yaitu Bakso Kang Dede,mereka duduk berhadapan. Kara berhadapan dengan Kelvin lalu Bagas berhadapan dengan Myrlie,Kelvin tidak bisa terhenti melihat Kara sedangkan Bagas dan Myrlie saling berbalas candaan.

"Mau pesan apa kak?" Salah satu pegawai di rumah makan tersebut. "Aku mie ayam bakso deh,kamu?" Myrlie bertanya pada Bagas,"Tumben lo pake aku kamu, ada sesuatu ya..." Kara tersenyum jahat pada sahabatnya itu. Pipi Myrlie bersemu menjadi merah dikarenakan malu akan perkataan yang dilontarkan pada Bagas tadi,Bagas juga tersenyum dan salah tingkah."Kar? mau makan apa?" Kelvin bertanya sembari terkesima akan kecantikan Kara. "Um... makan apa yak? gua makan bakso tennis aja." Jawabnya santai. "Kalo gua samain aja kayak lo." Ujar Kelvin, "Kalo gue,samain aja deh kayak si Princess." Ujar Bagas sembari menutup mulutnya. "Ha? Princess... emang siapa Gas?" Kara bertanya dan di lanjutkan oleh Kelvin, "Kayaknya spesial banget..." Ia menggoda Bagas. "Masa pada nggak tau sihh Princessnya itu lagi didepan gue yang cantiknya gak ketolong!" Ujar Bagas dengan semangat. "Kok dia gitu sih gua makin fly tau." Hati Myrlie meronta-ronta. Parasnya bak tomat yang sangat merah,karena tidak tahan akan godaan Bagas tadi.

10 menit kemudian

Makanan mereka pun datang dan siap untuk disantap. Meskipun mereka berempat bercanda ria dan tertawa bersama. Kara ya tetap lah Kara jutek nan cuek,saat mereka menyantap makanan masing-masing Kara hanya diam dan tidak sedikit pun menatap Kelvin. Kelvin merasa kesal dan sedih dengan bersamaan. Sedangkan Bagas dan Myrlie tengah asyik mengobrol dan tertawa. Ia merasa iri hati pada sahabatnya itu, Ingin mengajak Kara berbicara tetapi ia takut akan dimarahi Kara atau dilontarkan kata pedas padanya. Dirinya tidak nafsu makan dikarenakan hal itu,Bagas dan Myrlie kasihan melihat mereka hanya berdiam diri seperti itu. Mereka ingin merencanakan sesuatu.

"Gas..." Myrlie berbisik pada Bagas,"Ha ah?" Bagas mendongakkan kepalanya. "Jangan keras-keras atuh." Myrlie memperingati Bagas, "Apa sih inces kuw" dengan nada lembut. "ish kamu nih,kamu ga kasihan apa liat Kelvin murung begitu?" Myrlie memasang wajah serius,"Ya pasti dong... inces." menjawab dengan nada menggemaskan. "Ih kan jadi malu,gini deh aku mau mereka tuh bersama-sama gitu tapi aku butuh bantuan kamu." Myrlie yang terlihat berpikir padahal tidak, "Lah kitanya kapan masa mereka aja sih inces" memanyunkan bibirnya dan seketika tertawa. "Ih Bagas mau ya... tolongin Myrlie." menepuk bahu Bagas dengan manja, "Iya apa aja deh buat Princess..."

Kelvin tidak menghabiskan makanannya dikarenakan tidak nafsu makan. Kara hanya menoleh sekilas dan tidak peduli akan itu. Kara tidak suka jika ada orang yang meneraktirnya kecuali sahabatnya. Ia beranjak dari kursinya tanpa meninggalkan satu kata. Kara pergi ke toilet dahulu dan rencananya ingin membayar sendiri makanannya,sesudah ke toilet ia pergi ke meja kasir dan menanyakan pesanannya tadi. Pegawai kasir itu bilang bahwa semuanya sudah dibayar.

"Mbak,saya mau bayar meja no.15 ." sambil mengambil uang disakunya,"Um... maaf kak,semua makanan yang dipesan tadi sudah dibayar." Pegawai kasir itu pun menunjukan struk yang tidak diambil sang pembayar tadi. "Kalo boleh tau, siapa ya orangnya?" Kara penasaran,"Pacar mbaknya tadi." pegawai kasir itu berkata,"Oh... makasih ya mbak." Kara langsung meninggalkan meja kasir itu.

"Kara ngapain yak?" ia bertanya pada Myrlie, "Palingan ke toilet,ga bakal hilang kok." Myrlie dengan santai.

Setelah berbincang ringan,sosok yang Kelvin cari itu datang kehadapannya dan duduk tanpa mengeluarkan kata.

"Habis dari mana lo?" Kelvin bertanya santai, "Toilet." jawabnya ketus. "Lu nape?" Myrlie bertanya pada sahabatnya. "Berisik lu gua mau balik." Kara mulai mengambil tas,helm dan kunci motornya, "Lah gua balik sama siapa?" Myrlie berlagak manja. "Balik sendiri lu." Kara pun pergi.

"Lie,lo kok biasa aja sih ama sikapnya si Kara?" Kelvin bertanya serius,"Dia memang kayak gitu kalee... emang lu tadi ngapain pergi juga?" Myrlie melahap sebungkus peyek. "Gua bayar makan kita tadi." Kelvin menjawab santai tanpa tau apa akibatnya,"Haduh vin... itu yang buat kara marah besar tauu." Myrlie berhenti sejenak "Memang sih ciwi-ciwi itu suka dibayarin tapi bukan dia. Dia tuh mikirnya gini,kalo gue ada duit kenapa harus pake uang orang lain dan dia itu mandiri banget jadi jangan pernah di manjain." Myrlie berkata serius dihadapan dua cowok itu. "Ohhh jadi itu sebabnya dia marah ya ? "Nah tu pinter!" Myrlie membetulkan perkataan Bagas tadi. Kelvin merasa bersalah akan apa yang dia lakukan

Kara melajukan motornya dan menyebabkan rambutnya beterbangan. Ia merasa kesal akan perbuatan Kelvin,ia merasa dimanjakan. Kara sangat tidak menyukai itu.

Gimana nih?

Jangan lupa untuk vote dan comment ya!! 🖤🖤🖤🖤

Hope u enjoy🖤

-author-

Masa Abu-abuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang