Part 6 : PDKT

30 3 0
                                    

"Keindahan fana merah jambu itu,layaknya dirimu. Indah dan pelengkap dunia ku."

"Maaa... Kara pulang..." Kara membuka pintu kayu berwarna cokelat itu. "Iya ara, langsung ganti baju sana." Luwi memberi instruksi pada buah hatinya itu. "Siap mama cuww..." Kara berlagak manja. Manjanya Kara hanya berlaku pada Keluarganya dan teman terdekatnya,tapi tidak untuk orang lain.

Kara pun naik ke lantai atas dan masuk ke kamarnya. Ia pun menyalakan pendingin ruangan,menaruh tasnya,dan membuang badannya di tempat tidurnya. Kara pun lupa akan kekesalannya terhadap Kelvin.

"Nikmat apa lagi yang kau dustai." mengusap-usap kakinya di tempat tidur itu. "Eh tapi masih kesel sih ama Kelvin,maunya dia nanya dulu kek ama gua." Kekesalannya kembali lagi. "Dalah-dalah mau mandi, terus makan." Kara berbicara pada dirinya.

"Ara... skoy ma'am." Zayan memanggil adiknya yang masih berada di kamarnya.  "Bentar..." Kara berteriak dari atas.

Zayan Putra adalah kakak laki-lakinya Kara,dia adalah anak pertama di keluarganya. Zayan sudah kerja,Zayan adalah tempat seorang Kara bercerita tentang hidupnya. Ya meskipun suka menjahili adiknya itu. Zayan sangatlah tinggi dan maskulin,tak jarang banyak cewek yang menjadikan dia sebagai gebetan.

"Nape lu lesu bet dah." Zayan merangkul adiknya yang baru saja turun. "Lu tau ga sih... bang hari ini tuh gua digangguin ama cowo terus." Kara menghembus nafas pelan,"Bagus dong... biar ada kawan akunya." Zayan tertawa. "Au ah mau makan laper." Kara melepas rangkulan abangnya.

Kara langsung duduk di meja makan begitu juga anggota keluarga lainnya.

Beberapa menit pun berlalu...

"Aku duluan ya ma,mau belajar. Besok udah belajar soalnya." Kara berdiri dari kursi dan menaruh piringnya di bak cuci piring. "Oh yaudah,nanti jangan kemalaman ya tidurnya." Luwi berkata dan melanjutkan lagi,"Papa mu agak malam pulangnya karena lembur." Luwi berkata. "Ok mom." Kara mengacumkan jari jempolnya. "Ra nanti cerita lagi yak..." Zayan menggoda adiknya. "Berisik deh lo." Menjawab dengan kesal

Kara pergi ke kamarnya dan mulai mengambil bukunya dan saat melihat jadwal,ia mendengar notifikasi dari ponselnya.

Ting...

"Siapa sih... mana gue mau belajar." Kara menggerutu.

Kelvin: Hai kar... ini Kelvin
Kara  : Lo dapat id line gue darimana?
Kelvin: Harus tau ya?
Kara  : ya iya lah ...
Kelvin: Dari hati mu
Kara  : Pokoknya gue nggak ada waktu,gue mau belajar.
Kelvin: eh bentar....

Kara tidak menjawab lagi,Kara kesal untuk kesekian kalinya. Ia tidak terlalu peduli. Kara pun belajar dan tidak memedulikan notifikasi ponselnya.

"Kara kok jahat banget sih..." Kelvin menggerutu,"Mana gue kangen suaranya." Jiwanya meronta-ronta,ia tak habis pikir. Apa yang harus ia lakukan untuk bisa dekat sama Kara. Kelvin hanya memutar lagu indie yang ia sukai.

~Di depan teras rumah
Fana merah jambu,ku berdua
momen-momen tak palsu
Air Tuhan turun,aromamu~

Kelvin sangat suka akan lagu itu,setiap mendengarkan lagu itu ia merasa tenang dan teringat akan langit saat sore hari. Bukan itu saja,Kelvin pun teringat akan Kara. Kelvin hanya tersenyum-senyum saat mengingat itu semua.

~

Tersalurkan aliran saraf buntu
Martin tua media pembuka...

~Berdansa sore hariku
sejiwa alam dan duniamu
melebur sifat kakuku~

Kelvin pun tertidur dikarenakan lagu tersebut membuatnya nyaman.

Uwaw Kelvin anak indie ya wkwkwkw

Kalo suka ceritanya klik vote dan like yaaaa 🖤🖤🖤

-author-

Masa Abu-abuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang