Bab 43 (Tuan Origami?)

118 18 0
                                    

Nada keluar dari rumah terapi milik seorang psikolog. Ya, Nada telah direkomendasikan untuk melakukan terapi psikologi rutin di tempat tersebut.

Sekarang gadis itu sudah lepas dari obat penenang. Hanya saja harus terapi setiap dua minggu sekali.

"Udah?" tanya Karel yang sudah nangkring di vespanya itu.

Nada mengernyitkan dahi. "Lo ngapain di sini?" herannya dengan Karel yang sudah menunggu di depan.

Karel menyengir. "Jemput Tuan Putri, lah!"

"Oh," ujar Nada lalu berlalu melewati Karel.

"Woi! Bego! Lu Tuan Putrinya, dasar dodol!" seru Karel yang kesal akibat ulah Nada.

"Ih kasar lo ya. Nggak tau apa gue habis terapi jiwa?!" Nada meninggikan nadanya.

Karel lalu menggaruk tengkuknya. "Hehe, selow kali. Nggak usah ngegas."

"Lo yang ngegas duluan, Makarel!"

Karel tersenyum tipis. Lebih tepatnya senyum yang ia tahan.

"Kenapa lo?"

"Nggak papa. Ayok. Mau ikut nggak?"

"Kemana?"

"Pulanglah! Tadi Ayah lu minta tolong ke gua untuk jemputin lu."

"Oh."

"Ciye ... ngarep gua ajakin jalan, ya?!"

"Nggaklah."

Seperti biasa, Nada memasang wajah datarnya. Namun, untuk saat ini wajah datar itu dihiasi sedikit rasa sebal karena kemunculan Karel.

"Lah, kok jalan lagi?" ucap Karel sedikit berteriak saat Nada malah pergi meninggalkannya.

Tidak mau diam saja, Karel bersama si biru kesayangannya itu segera menyusul Nada yang sangat cepat saat berjalan.

"Woi, ayo!" ucap Karel lagi saat dirinya dan si biru berhasil mensejajarkan langkah dengan Nada.

Tidak ada yang menjawab. Yang terdengar hanyalah suara bising kendaraan yang berlalu-lalang di jalanan. Untuk Karel sendiri, ia tidak menaiki si biru, ia memang memilih untuk menuntun si biru dan berjalan di samping Nada.

"Ayo pulang, Tuan Putri!"

Nada masih tidak menggubris. Karel mulai merasakan frustrasi setiap mendapat perlakuan dingin dari Nada. Cowok itu berhenti melangkah dan membiarkan Nada meninggalkannya. Namun, belum ada lima detik, Karel berhenti, Nada juga ikut berhenti.

Nada kemudian berbalik, berjalan ke arah Karel.

Karel yang melihat itu, langsung antusias dan memasang wajah sok tampan.

"Tadi aja sok jual mahal, sekarang mau juga kan gua antar?"

Ah, sial.

Karel hanya terlalu percaya diri.

Saat Nada sudah berada di dekat Karel, bukannya langsung mengajak Karel pulang dan menaiki si biru bersama-sama, namun Nada justru melewati Karel begitu saja.

Karel kembali berteriak, "Nad, mau kemana, sih?" Cowok itu sungguh bingung. Menurutnya, cewek memang ribet.

Karel memutuskan untuk terus mengekor Nada. Masih sama, ia setia berjalan menuntun si biru.

Tidak jauh mereka berjalan. Sekitar lima menit dari tempat terapi. Saat ini mereka sudah berada di toko alat tulis yang lumayan terkenal di kota ini.

Sedari tadi Nada memang tidak memedulikan Karel. Hingga saat ini ia sudah berada di dalam toko alat tulis, ia masih tidak memedulikan cowok itu.

Nada hanya merasa terusik dengan keberadaan Karel yang tiba-tiba. Nada hanya ingin sendiri awalnya, oleh karena itu ia memperlakukan Karel dengan dingin hari ini.

Endless Origami [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang