2.Keluarga Di Taman

25 2 0
                                    

'Bu lihat tuh ada dua orang yang sedang bertengkar.'

'Wah iya Ibu juga melihatnya.'

Mereka sepasang suami dan istri yang memiliki masalah. Bukan hanya dia sih, semua manusia juga, dan kau yang membaca ini juga pasti punya bukannya?

Saat memberi makan anak sambil menikmati pepohonan di taman, masih ada saja pemandangan yang kurang mengenakan.

'Terus kita harus berbuat apa Bu?'

Kita lihatin dulu sambil mendengarkan masalah apa yang terjadi. Jangan tiba-tiba muncul jadi penengah yang gatau akar permasalahannya. Itu malah jadi bumerang buat diri kita.

'Ibu...pesawatnya lagi.'

Wah iya lupa Ibu, ia pun segera mendaratkan sendok yang berisi lauk pauk ke dalam perut sang anak.

Tunggu-tunggu kok tiba-tiba ada seorang anak yang menghampiri, dan ia meminta makan juga.

'Aku juga mau pesawat, mau...mau...'

'Bu beri dia sesuap duasuap juga ya...'

Ibu pun memberikan makanannya. Anak tersebut sangat senang.

. . . . .

Sedang asyik memberi makan, tiba-tiba pasangan itu datang kemari dengan muka merah, dan si perempuan mengeluarkan air mata. Ia pun mengusir sang suami dengan menendang tepat dipaha belakangnya, hingga tersungkur, kabur. Lalu aku pun memisahkan mereka, karena ini sudah keterlaluan, untung saja situasi taman sore hati ini tak terlalu banyak orang, sehingga tak menjadi pusat perhatian yang berlebih.

Disini ada dua ibu, dan juga dua anak.Mereka bertukar cerita.

'Maaf kami sudah berpisah.'

Tadi disini saya dan anak ingin bermain, tiba-tiba mantan suami saya datang membuka luka. Ia pergi tanpa jejak. Hingga kini kami telah menemukan penggantinya. Sakit yang luar biasa, mungkin anak ini yang masih balita, lambat laun akan tahu juga apa yang akan terjadi tentang ini.

'Nih ada tisu usap dulu air mata Ibu dan si anak.'

'Terimakasih ya, mau mendengarkan cerita saya, dan juga memberi saran.'

'Terimakasih juga telah mempercayai, meski baru kenal sesaat.'

Ibu itu pun pulang, dan si anaknya sudah kenyang.

'Wah maaf Bu makanannya dihabisin anak saya.'

Anak itu mau berbagi tak nangis saat makanannya dihabisi, mungkin tahu sedang perasaan sedih. Yasudah saling berbagi disaat kondisi yang tepat juga perlu. Selepas pulang kami saling bersalaman, dan menyelipkan beberapa uang untuk membelikan makanan, namun ditolak.

Tapi aku ketakutan, begitu enteng sekali saat memberi saran, padahal saat mengaca banyak aliran masalah juga yang selalu datang menghampiri, dan terkadang tak menemukan jawaban. Mungkin saja dengan menyalurkan pengalaman kepada yang lain agar tak melakukan kesalahan yang aku perbuat dulu bisa membantu.

'Bu kenapa uangnya tak diterima saja?'

'Bukannya kau melihat? Mereka sedang sedih, itu tak penting. Sekarang ayo kita mencari jajanan.'

'Wah iya Bu ayo aku lapar!'

NyanggaWhere stories live. Discover now