8.Huuh

8 1 0
                                    

Perasaan sebulanan ini menjemur pakaian ada yang aneh, seperti ada beberapa pakaian hilang, padahal saat menjemur banyak, tapi pas mencocoki pakaian pada proses pelipatan semua kelihatan.

'Yang benar Bu coba periksa lagi...'

'Benar Nak, coba saja lihat.'

Kaos hitam yang seringku kenakanan terlihat sedikit, padahal aku selalu memakainya. Tapi beda-beda ya motifnya...

Daster emak saja ada hilang yang kembang-kembang, inget banget soalnya itu kado dari Bapak.

Baju koko bapak juga hilang, yang dibeliin emak pas mau lebaran, warnanya coklat.

Ternyata bukan keluargaku saja. Hampir di setiap rumah kampungku mengalaminya. Kalau kaya gini harus diambil tindakan nih... Apa yang sedang terjadi di daerah ini, sehingga pencuri doyan sekali dengan pakaian. Ada-ada saja biasanya maling mencuri benda sangat berharga, kaya emas, alat elektronik, atau lainnya yang bernilai tinggi bila dijual kembali. Tapi kini berbeda. Pakaian yang biasa digunakan untuk dipakai melindungi kemaluan.

'Tau nih Pak, ayo gerak dong, kan Bapak RT!'

'Benar Nak, nanti malam kita kumpulkan warga.'

. . . . .

Diadakan rapat darurat diselenggarakan oleh Bapak Ketua RT serta kepala keluarga masyarakat sekitar. Semua pusing, hampir setiap hari uang yang biasa digunakan untuk makan sehari-hari harus disisihkan untuk membeli beberapa potong pakaian. Namun ini adalah rezeki bagi sang penjual pakaian, karena jarang-jarang laku keras ini melebihi dari orang-orang yang membeli menjelang hari raya.

Semua warga sepakat untuk memancing sang maling, dalam situasi sehari dua puluh empat jam, ada beberapa tim dikerahkan. Ada yang mencoba memasang kamera CCTV. Dan berbagai cara lainnya untuk menangkap basah pelaku pencurian.

'Loh Pak, bagaiamana pelakunya tahu kalau ada ia sedang dipancing?'

'Benar juga Nak, jangan-jangan pelakunya orang terdekat sini juga.'

. . . . .

Sia-sia sudah hampir seminggu usaha tersebut dilakukan, namun tak kunjung titik terang. Yang ada kemalingan disisi lainnya. Tetangga sebelah rumah, pada malam gulita, baru saja kehilangan sepeda motor. Sepertinya si pencuri berontak ingin hasil yang lebih atau mungkin ia sudah mengetahui siasat dari warga setempat? Entahlah sekarang diperketat keamanan. Aku pun ikut juga meski hanya sore saja.

Pertama pakaian, sekarang lari ke kendaraan. Bisa-bisa harga diri pun diambil olehnya! Tidak bisa tinggal diam. Rapat jilid dua diadakan, kali ini dengan bantuan pak polisi. Menjelaskan bahwa bisa aja pelakunya ada disini. Siasat terus dipikirkan, mengalirkan ide antara warga. Sekarang diperketat lagi keamanan kampung sini.

'Pak polisi mohon kerjasamanya ya!'

'Siap Pak RT!'

. . . . .

Jam tiga pagi ada kegaduhan di teras rumah, suaranya berisik sekali. Dan disertai perasaan was-was. Kuambil alat pentungan, siapa tau ini memang benar ulah yang dicari-cari. Sekarang waktunya aku bisa menjadi pahlawan untuk diriku ataupun orang lain. Kutangkap kau! Sekarang kau berusaha merampas motor bapakku yang bagus hanya ada dua di dunia!

Ternyata ia tak sendiri ada kawanannya. Namun naas ia haus tertangkap tak bisa melarikan diri, tak seperti ke dua temannya yang berhasil kabur. Ada yang ku tangkap yaitu wajah mereka. Serta ini adalah keberhasilan yang tanpa diusahakan berlebih, terjadi. Lagian masuk kandang macan...

Oh iya sebelumnya aku menanyakan kenapa kau mau mengambil motor ini?

Benar saja pelaku dari semua ini orang terdekat, yang hafal seluk-beluk celah di kampung sini. Namun kedua temannya tak kukenal. Selebihnya kuserahkan pada polisi.

Dalam kekapanku, serta dipertontonkan oleh warga sekitar. Kami semua meminta balikin pakaian yang telah kau rampas!

'Ayo kita semua ke lapangan disitu ada jawaban dari pertanyaan kalian semua!' Ringkih si pencuri itu dengan tegas.

Semua warga berbondong-bondong menikmati keajaiban yang dibuatnya itu...tak bisa berkata-kata, hening seketika.

Namun tetap saja caranya salah tidak begini, apalagi kamu juga mencuri motor!

'Kalau itu bukan saya...tapi buat dua teman saya yang kabur tadi...'

'Sudahlah nanti dijelaskan di kantor, kau ikut dengan kami dahulu.'

'Oke Pak Polisi.'

Warga pun mengambili lagi pakaian yang dibuat prakarya itu, tapi sebelum itu mereka berfoto ria dengan latar belakang yang telah dibuat sang pencuri....

NyanggaWhere stories live. Discover now