14.Secuil

4 0 0
                                    

Seperti seorang pahlawan bertopeng, Budi pun melakukan hal tersebut. Beberapa kali pernah dilakukannya, tidak ada yang tahu yang dilakukannya, kecuali sang semesta alam. Bahkan keluarga di rumah pun tak diberitahu.

Tidak menunjukan diri dibeberapa waktu, seperti memberi amal kepada siapapun yang melanda kesusahan.

Terkadang ada beberapa orang yang engga mau dibantu oleh saya dan bantuan itu dibalikin lagi, padahal ia sedang kesusahan. Namun saat menggunakan nama samaran, akhirnya diterima dengan lapang dada dan bahagia.

Sepertinya kita harus mengatur bagaimana cara tutup dan membuka ke hal yang tepat.

Sengaja seperti itu dilakukannya, namun ia sadar bahwa ada beberapa hal yang engga perlu disembunyikan seperti menyatakan cinta kepada lawan jenis, bahaya kalau tak mau menunjukan apapun. Mana tahu ia bahwa saya suka sama dia kan. Katakanlah dan jangan tinggalkan jujur.

Lihat saja pohon lebat yang kini kita hinggapi bersama, semula adalah hal yang tak terduga, ada tangan yang menaruh biji yang tertutup rapat di dalam tanah, tak semua biji yang bisa tumbuh, hanya beberapa yang berhasil. Kalau sudah waktunya ia pasti akan mengudara ke sekitar. sehingga ita menikmatinya dengan udara yang disegarinya.

. . . . .

Ada tangan yang tak terlihat, tapi ia selalu menyambut ketika kehilangan arah begitu lamanya. Padahal ia selalu sadar bahwa ia sengaja meninggalkannya hanya untuk ego dan nafsu lebih unggul dari lainnya. Kalau sudah begitu pasti ada saja yang telah dikorbankannya entah sia-sia atau tidak, yang jelas itu pilihannya.

Suatu saat yang tak terduga kita harus membuka jalan bagi mereka yang telah merasa bersalah, biarkan karena memang tak ada kesempurnaan disini. Hingga jalan bersama akan membuka lebih mudah di dalam perputaran ini yang ada misteri terhenti ditiap-tiap hal.

. . . . .

Terimakasih.

NyanggaWhere stories live. Discover now