Caffeine

28.8K 2.1K 406
                                    

Ide muncul gara-gara foto ini 

Ide muncul gara-gara foto ini 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bahasa semi-baku

"Bunda, Nana berangkat dulu yaa."

Setelah itu aku pergi ke halte bus untuk berangkat ke perusahaan yang menerimaku bekerja. Syukurlah aku bisa menambah penghasilan keluarga.

Sesampainya di perusahaan besar ini aku langsung masuk dan melihat rekan-rekan kerjaku mulai bekerja. Kami semua memang biasa datang lebih cepat. Bukan karena kami rajin, namun karena...

"Na Jaemin cepat ganti baju!! Pak Bos mau datang hari ini!" ucap salah seorang seniorku.

"I-Iyaa Pak."

Hahh... seorang anak yang hanya lulusan SMA bisa apa selain menjadi seorang office boy? Mungkin tidak semua orang bernasib sama sepertiku, hanya saja aku salah satu manusia yang sial menerima takdir seperti ini.

"Aku ga sabar mau lihat Pak Bos lagi. Wajahnya dingin, tampan dan membuatku meleleh saat dia tersenyum. Oh tidaakkk!" telingaku mendengar suara karyawan wanita berbicara kegirangan mengenai Bos kami. Memang seperti apa sih? Berlebihan sekali-_-

Aku yang masa bodo hanya ingin mengerjakan tugasku dengan baik. Lap kaca, mengepel lantai, membelikan minuman atau makanan, dan hal lainnya. Hingga seorang wanita memanggilku.

"Hei, bisa tolong saya?" wanita itu cantik sekali. Oh tidak dia berjalan mendekat.

"Haloo~ kamu dengar saya?"

"O-Oh.. i-iya saya dengar. Ada apa ya?" ini semua karena kecantikannya. Ufhh.. ingatlah Na Jaemin, kasta kalian berbeda.

"Bisa tolong buatkan Bapak kopi?" sambil menunjuk pintu tempat Bos bekerja. "Saya harus ke bawah, ada keperluan. Bisakan?"

"Oh, ya tentu bisa Mbak."

"Buatkan kopi sesuai selera Bapak ya, kamu tau kan?" sial, akukan baru bekerja beberapa hari di sini.

"Maaf Mbak, saya kebetulan OB baru, jadi saya kurang paham."

"Maaf Mbak Yeeun, ada apa ya?" ucap pria lain dari belakangku, ah itu seniorku.

"Ah kebetulan, Renjun tolong buatkan kopi untuk Bapak ya. Saya ada urusan di bawah."

"Baik Mbak."

"Sama sekalian ajarkan OB baru ini juga. Takutnya suatu saat Bapak suruh dia buat bikin kopi, tapi dia tidak tau selera Bapak. Oke?"

"Oke Mbak siap!"

"Terima kasih."

Seperginya wanita itu, Renjun langsung menarikku menuju pantry. Tidak kok, dia tidak galak, hanya sedikit cerewet saja.

"Yang tadi itu siapa kak?"

"Itu Mbak Yeeun, sekeretarisnya Bapak, orangnya cantik dan baik. Nih perhatiin gimana buat kopi kesukaannya Bapak." aku pun mulai memperhatikannya baik-baik.

Like It! Like That!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang