Seorang anak kecil menatap jalanan di depannya yang sedang diguyur hujan salju lebat dengan tatapan sendu. Sesekali menggosok-gosokkan kedua telapak tangannya berharap dapat mengurangi rasa dingin.
Ditengah hujan salju seperti ini harusnya dirinya bergelung di dalam selimut hangatnya di rumah.Tapi dia tidak bisa.
Dia tidak memiliki siapapun di kota besar ini. Hanya sebatang kara.
Tanpa orangtua, tanpa rumah, tanpa uang sepeserpun.Malang memang.
Tapi itulah kenyataannya.
Kabur dari panti asuhan yang ditinggalinya selama ini karena kekerasan fisik yang sering diterimanya, menjadikan bocah itu kini berada di jalanan tanpa ada yang mau untuk sekedar simpati padanya.Memeluk tubuhnya sendiri sambil menahan lapar karena belum makan sejak kemarin.
Ingin rasanya dia menangis, tapi dia sadar air matanya tidak akan membantunya menghilangkan rasa lapar ataupun rasa dingin yang menerpanya."Nuguceyo?"
Menatap anak kecil berpipi bulat serta gigi besar dan jangan lupakan rambut berjepit wortel, yang kini menatapnya dengan mata bulat seperti mata boneka. Cantik.
"Uung..nuguceyo? Tenapa beldili dicini cendilian?"
"......."
"Iihh..jawab Kookie dong!"
Masih tidak mendapat jawaban membuat bocah gembul itu sedih. Bibirnya sudah melengkung ke bawah dengan mata berkaca-kaca.
Bocah yang lebih kurus tahu kalau bocah kepo dihadapannya ini akan menangis. Cengeng. Begitu pikirnya.
Tapi ternyata dugaannya salah.
Bocah gembul itu menggeleng-gelengkan kepalanya, mengusap wajahnya dengan tangannya yang gempal, lalu tersenyum lebar menampilkan gigi besarnya yang mirip gigi kelinci."Kookie puna tokat, heung tampan mau?" tanpa menunggu jawaban, Kookie merogoh sebatang coklat dari saku mantelnya.
"Ini untuk heung tampan caja. Andap caja hadiah dali Kookie." ujarnya sambil tersenyum lebar sekali lagi.
"Kookie pelgi dulu ya heung tampan. Paipai~"
Menatap punggung kecil bocah gembul itu yang semakin menjauh dalam diam dengan coklat digenggaman tangan.
"Semoga kita bertemu lagi, Kookie."
[]
"Sajangnim, kami berhasil menemukan keberadaannya."
Sosok yang dipanggil sajangnim itu kini mengalihkan atensinya yang semula melihat pemandangan jalanan kota Seoul yang tampak putih akibat hujan salju dari jendela kaca besar pada ruangan kerjanya. Menatap anak buahnya itu yang kini telah menyodorkan sebuah map kepadanya.
Membaca dengan seksama semua yang tertulis disana kemudian tersenyum, lebih tepatnya menyeringai. Yang sialnya terlihat begitu tampan dan mempesona.
Siapa yang tidak akan jatuh dalam pesonanya?
Pesona seorang Kim Taehyung. Namja tampan pemilik serta CEO Kim Corp, perusahaan besar di kota Seoul ini, bahkan sepertinya di Korea Selatan.
Mengingat perusahaan ini memiliki cabang yang tersebar hampir di seluruh wilayah Korea Selatan.
Sudah tampan, kaya pula. Paket komplit.
Tidak heran banyak yeoja maupun uke di luaran sana yang tergila gila padanya.Tapi itu semua tidak berarti apapun bagi namja bermarga Kim ini.
Karena baginya, dunianya cuma berpusat pada seorang saja.
Seorang bocah gembul yang menyapa serta memberinya coklat bertahun tahun lalu ketika dirinya belum memiliki apapun.
Bocah itu pula yang telak membuatnya terpesona akan senyuman manisnya yang membuat hati seorang Kim Taehyung menghangat ditengah dinginnya hujan salju kala itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET STORY (TAEKOOK ONESHOOT)
FanfictionKisah manis Taekook, pasangan termanis sepanjang masa. Top - Tae Bottom - JK B x B area Rated T - M, tergantung suasana. Yang tidak berkenan silakan menjauh.