Kakak OSIS

#8

Jam istirahat pun tiba..

Aku menghantar Rima untuk bertemu ka Aditya, sampai ditaman sekolah lagi-lagi namaku yang dipanggilnya bukan nama Rima.

Rima pun menghampiri ka Aditya,
"Ka.. terimakasih ya kado nya aku suka banget, boneka nya juga lucu.. hmm hari ini berarti kita jadian ya ka"

"Haa??" Ka Aditya lagi-lagi seperti orang kebingungan.

"Iya kak, Rima udah terima Kaka jadi kekasih Kaka" ucap ku menjelaskan, mungkin ka Aditya tidak menyangka akan diterima oleh Rima.

"iiiyyyaaaaa" ka Aditya terbata-bata.

Bel masuk berbunyi aku dan Rima duluan ke kelas.

Pulang sekolah, seperti biasanya aku pulang bareng Reza. Saat Reza lagi diparkiran ambil motor, ka Aditya memanggil ku.

"Nairaaaa...." Ka Aditya memanggil sambil lari dengan nada yang terengah-engah.

"Iya kenapa ka, cari Rima ya? Rima udah pulang tadi dijemput ayah nya"

"Gak! Kamu ngomong nya Rima mulu Rima mulu sih" ka Aditya bicara dengan nada kesal.

"Lho? Kenapa ka, ada yang salah?"

"Aaghh" teriak nya.

Aku benar-benar tidak mengerti dengan ka Aditya dia benar-benar bikin bingung.

"Sekarang aku mau tanya sama kamu" tanya ka Aditya kepada ku.

"Apa?"

"Kado itu tadi pagi ada dimeja siapa"

"Ohhh.. pasti tadi pagi ka Aditya salah kasih kado kan, mangkanya ka Aditya kasih kadonya dimeja aku. Ehh untung nya Rima belum datang lohh ka, jadinya aku taruh deh di meja Rima"

"Bodoh!"

"Ada yang salah ka?"

Ka Aditya kenapa dari tadi ngomong nya kayak orang kesel terus sih, bikin tambah bingung.

"Nairaaaa.... Kado itu buat kamu, dan kemarin surat itu buat kamu juga raaa"

"Maksudnya ka?"

"Oke. Huhhh haahhh" dia menarik nafas dan membuat dirinya lebih sabar lagi

"Aku suka nya sama kamu ra, tapi kenapa Rima lagi Rima lagi sih"

"Hah?!" Aku benar-benar gak nyangka.

"Iya aku suka nya sama kamu"

"Udah lah ka, udah terlanjur. Ka Aditya sekarang udah jadi milik Rima sahabatku, aku gak mau bikin Rima sedih. Lagian aku juga udah jadian sama Reza"

"Tapi kamu suka kan sama aku?" Ka Aditya memegang tanganku.

"Gak!" Maaf ka.. aku bohong soal itu, sejujurnya aku belum bisa lupain ka Aditya.

Aku meninggalkan ka Aditya dan menyusul Reza diparkiran.