Katya duduk di balkon kamarnya, berdiam sendu. Melamunkan perasaan yang tak disangka akan seperti ini, membuat Nichol merasa tak nyaman, padahal Katya tidak ingin sekali jika Nichol pergi darinya.
Sulit menebak perasaan Katya, sedangkan ia sendiri sulit mengetahui perasaannya."Sampai kapan gue kaya gini terus? menunggu yang tak pasti datang kembali sampai mengecewakan dan menyia - nyiakan orang yang sayang sama gue?" Gumam Katya. Lalu Katya menampar nampar pipinya sendiri.
"Oke Katya, sadar sadar. Lo punya Nichol." Lanjutnya kesal dengan dirinya sendiri.Memang benar kata kata quotes, manaada ada 2 nama didalam 1 hati? Kalaupun ada pasti ada yang salah satunya tersakiti, ada yang salah satunya mundur, ada yang salah satunya menyerah, ia menyerah. Menyerah untuk orang yang ia cintai bahagia bersama orang yang ia pilih.
-
"Tugas 1 beres, tugas 2 beres, tugas apa lagi ya yang belum?" Ucap Nichol merapihkan buku - bukunya, seketika Nichol terdiam. "Kenapa kangen dia ya." Lanjutnya.
Nichol beranjak dari meja belajar lalu menuju ke balkon jendelanya, menatap bulan yang ditemani oleh banyak bintang, "Kenapa susah banget ya percaya soal hati dia." Gumamnya.
Wajar bukan? Nichol sulit untuk mempercayai soal perasaan Katya. Ini bukan soal Nichol cemburu, tapi ini soal hati yang ia jaga untuk orang ia cintai, lantas untuk apa jika hati yang ia jaga memang benar nantinya memiliki hati yang lain dan itu bukan Nichol?
-
Terlihat dua siswi yang sedang hormat didepan tiang bendera.
Hana melirik kearah Katya, "gara gara lo nih, jadi dihukum kan gara gara telat." Ucapnya kesal."Ya maaf han, kan lo juga yang telat jemput gue?" Jawab Katya.
"Ihhh, kenapa nyalahin gue? kan lo sendiri tiba tiba minta bareng gue berangkatnya, lagian lo kenapa gak bareng Nichol sih, kak Aldi juga bukannya ada ya?"
Katya terdiam, terlihat malas menjawab pertanyaan Hana. Ia tidak menggubris pertanyaan Hana.
15 menit mereka berdiri di depan tiang bendera dengan teriknya matahari yang sangat menyengat mengarahkan mereka.
Hana mengelap keringatnya yang sudah bercucuran di dahinya, kelihatan sangat lelah hari ini. Tidak disengaja Hana menoleh kearah belakang terdengar suara mobil yang baru saja menempatkan parkir didepan lapangan."Pasti anak baru lagi. ck..." Gumamnya, sembari memalingkan mukanya.
Katya pun ikut menoleh ke belakang dan mengerutkan dahinya dengan mata disipitkan mungkin karena dari efek panasnya sinar matahari. Tidak disengaja Katya melihat seorang pria separuh baya dan seorang pria yang seumuran dengannya turun dari mobil dan pria itu merasa dilihat oleh Katya lalu menoleh kearah Katya, Katya langsung memalingkan mukanya.
Pria itu melihat Katya tidak biasa, tak lama pria itu pergi bersama pria separuh bayanya sepertinya ayahnya."Hana, Katya" Panggil Pak Danu selaku guru piket yang menjalankan tugas ketika ada murid yang telat.
Mereka menoleh ke arah Pak Danu. "Iya pak?" Jawabnya bersamaan.
"Hukuman kalian sudah selesai, kalian masuk ke kelas." Ucap Pak Danu.
Katya dan Hana terlihat sangat melelahkan sekali, padahal hukumannya hanya berdiri depan tiang bendera dengan tangan yang menunjukan hormat ke bendera. Tapi sinar matahari yang begitu panas membuat Katya dan Hana bercucuran keringat.
"Iya pak, tenang aja." Jawab Hana, sembari mengambil tas di pinggir koridor sekolah begitu juga dengan Katya.
Mereka berjalan melewati koridor untuk menuju ke kelasnya.
"Emang ada murid baru lagi?" Tanya Katya menoleh kearah Hana sambil berjalan."Mana gue tau, gue juga gak tau Kat, gue kan tadi asal ngomong aja." Jawab Hana santai. "Tapi kayanya sih iya." Lanjutnya.
Lalu Katya mengiyakan jawaban Hana, lagian juga Katya tidak begitu peduli.
Tapi kenapa Katya melihat pria itu merasa pernah bertemu sebelumnya, 'Ah.. mungkin perasaan gue aja kali ya. Lagian gue ketemu dimana coba? kenal aja nggak.' gumamnya dalam hati.Hana menoleh kearah Katya yang berjalan tanpa mengedip sekalipun, "woy bengong aja." Ucapnya menepuk pundak Katya, Katya langsung mengedipkan matanya.
"Mikirin apa sih lo?""Nggak, nggak mikirin apa apa."
Hana sangat kenal dengan Katya, apalagi saat Katya sedang berbohong seperti ini. Tapi Hana beranggapan ya, yasudahlah. Urusan Katya nggak ada urusan sama Hana. Jadi Hana mengiyakan saja.
Saat Katya dan Hana sampai di depan kelasnya, mereka mendengar.
Terlihat Bu Narsih selaku Staff kurikulum berada di kelas Katya dan Hana, melihat Bu Narsih membawa murid baru.Katya dan Hana memasuki kelasnya, daripada mereka kepo didepan kelas. Lebih baik masuk. "Assalamualaikum." Salam Hana dengan nada lumayan terdengar sampai yang duduk di bangku belakang pun terdengar keras.
"Waalaikumsalam, Hana Katya. Pasti kalian telat." Ucap Bu Narsih melihat Hana dan Katya dengan tajam.
Hana menghela nafasnya, "bu, ya namanya juga masuk kelas jam segini berarti telat." Sahut Hana dengan santai.
"Kamu ini ngejawab aja, duduk ketempat kalian sekarang." Perintah Bu Narsih.
Lalu Hana dan Katya menuju ketempat duduknya.
"Baik anak anak perhatikan baik baik, Sekarang kita kedatangan murid baru. Silahkan memperkenalkan diri." Ucap Bu Narsih.Hana dan Katya memperhatikan murid baru itu, ternyata murid baru itu pria yang dilihat oleh Hana dan Katya saat mereka dihukum di lapangan."Itu bukannya yang tadi turun di mobil depan lapangan sekolah kan?" Tanya Hana.
"Iya ya." Jawab Katya.
"Udah gue duga pasti murid baru, baru aja kemaren di kelas Nichol sekarang dikelas kita." Cerocos Hana.
Pria itu melihat kearah sekitar, entah mengapa matanya tertuju terus kepada Katya. Katya pun melihat kearahnya membuat Katya risih sendiri.
"Perkenalkan gue Devan, gue baru saja pindah dari Lombok, ada yang mau ditanyakan?" Ucapnya memperkenalkan diri dengan lantang.
"Silahkan ada yang mau ingin ditanyakan ke Devan?" Tanya ulang oleh Bu Narsih.
Semua murid kelas terdiam hening, tak ada satu suara pun.
"Kalau tidak ada yang ditanyakan ya sudah, Semoga kehadiran gue dikelas ini berkesan untuk kalian. Terimakasih." Lanjutnya dengan tersenyum elegan.Katya mendengar nama itu membuat ia teringat dengan Devan teman masa kecilnya, apakah benar? Devan yang saat ini didepan Katya adalah Devan yang selama ini Katya cari keberadaannya? Mungkin saja namanya hanya kebetulan. Tapi kenapa Katya merasa Devan benar benar hadir dihadapannya?
Lagian memperkenalkan tidak menyebut nama panjangnya."Baiklah Devan, silahka duduk di bangku ketiga setelah Katya dan Hana ya?" Perintah Bu Narsih.
Devan mengiyakan ucapan Bu Narsih. Saat Devan berjalan menuju mejanya, ia menoleh ke meja yang ditempatkan oleh Katya, melihatnya penuh terkesan melihat Katya. Katya pun sadar dan menoleh disaat Katya menoleh, Devan memalingkan wajahnya dan menuju ke mejanya.
Katya bingung sedari tadi ia perhatiin Devan mulai dari didepan lapangan saat Katya dan Hana dihukum telat sekolah sampai masuk kekelas. Matanya mengapa tertuju kepada Katya, aneh tapi nyata adanya."Han muka gue emang aneh ya?" Tanya Katya serius.
"Hah? Aneh gimana? Muka lo biasa aja nggak gimana gimana. Ada apa sih?" Jawabnya berbisik.
Katya hanya menggelengkan kepalanya. Merasa tidak beres dengan murid baru yang satu ini, membuatnya jadi tidak nyaman berada di kelas dengan tatapannya yang menurut Katya tidak biasa.
'Aneh banget, ngeliatnya bikin gue risih.' Gumamnya dalam hati.
Bersambung...!!
Next. Ya next terus lah :)
thank you untuk yang baca. Semoga suka.Vote and coment!! oke?
KAMU SEDANG MEMBACA
HALCYON [revisi] ✓
Teen FictionREVISI!! Halcyon kata yang jarang sekali digunakan, jarang sekali terlihat. Menurut Wikipedia ensiklopedia, Halcyon berarti Damai. Damai dapat juga berarti sebuah keadaan tenang, seperti yang umum di tempat-tempat yang terpencil, mengizinkan untuk t...