Hana melihat Katya dengan tatapannya yang kosong sembari duduk dan memegang novel salah satu novel horor.
"Lo kena masalah apa lagi sama Nichol?" Tanya Hana sembari duduk di depan Katya.
Katya mengedipkan matanya, "sejak kapan lo didepan gue?" ucapnya heran.
"Sejak zaman batu kat." Hana melihat Katya saat ini tidak baik baik saja. "Jawab dulu pertanyaan gue."
"Pertanyaan apa? emang tadi lo ngomong?"
"Lo kena masalah apa lagi sama Nichol, Katya Amelia Putri!!" Tanya Hana memperjelas intonasi beserta lengkap dengan nama Katya pun ia sebut.
Katya menghela nafas, 'heuh...' ia memikirkan konflik bersama Nichol. "Gue salah ya han?"
Hana dibuat bingung oleh Katya, apa yang dimaksud dari pertanyaan Katya. Hana sudah menduga, pasti Nichol marah. "Salah apa? coba kat, lo kalau cerita please jangan setengah setengah gue nggak ngerti asli."
"Gue salah ya? Kalau gue rindu Devan terus? Nichol jadi marah soal Devan han."
"Lo kenapa sih pake nanya segala. Nichol tuh nggak akan tahan sama perlakuan lo, dia diem aja bukan berarti lo jadi seenaknya kat." Jelas Hana.
"Terus gue harus apa han? gue juga gak bisa nahan untuk kangen sama Devan."
"Lo boleh kat kangen sama Devan, tapi lo juga harus ngertiin dong. Kalau lo juga udah ada Nichol. Nichol mau lo kemanain?"
Entah Katya harus melakukan apa, ia menghela nafasnya. "Kalau boleh jujur, gue sayang sama Devan han, sebelum gue kenal sama Nichol." Ucapnya.
Hana bingung, entah apa yang ada didalam pikirannya Katya. "Jangan bilang, lo punya rasa sayang itu lebih dari sayang lo ke Nichol?"
"Nggak han, rasa sayang gue beda dengan perasaan gue ke Nichol." Jelasnya, Hana yakin pasti rasa sayang Katya lebih besar terhadap Devan daripada Nichol.
"Terserah lo kat, keputusan ada ditangan lo. Gue mau bantu juga susah, lo keras kepala kalau diomongin." Hana mungkin memang sudah merasa cape dengan sikap Katya. Bukan apa, Katya terkadang suka egois. Hana lalu beranjak dari duduknya dan pergi begitu saja.
Ia bingung, tidak tau harus apa? Pikiran untuk memputuskan hubungan Nichol pun gak ada di benaknya. Tapi, yang ia rasa tentang perkataan Nichol memanga ada benarnya. Katya sulit untuk menyadari perasaannya sendiri. Katya juga tau kalau di dalam 1 hati gak ada 2 nama.
-
Nichol sedang asik memutarkan bolpoinnya, terlihat lesu, kusut, itu yang dirasakan Nichol saat ini.
"Si bangsat kunaon maneh? kesumbat? Galau?" Juna yang tiba tiba datang menepuk meja yang ditempatkan Nichol.
"Kesambet." jawabnya singkat membenarkan ucapan Juna.
"Kenape lu? pasti kalau gini ada masalah sama Katya iya gak? Iya dong bener."
Nichol menghela nafasnya, "gin Jun, lo bayangin di posisi gue, lo pacaran cewe terus cewe lo sering kepoin cowo lain yang sama sekali sekarang gak ada di hadapan lo, apa yang lo lakuin?" tanya Nichol.
"Sakit lah sat, cewe gue kepo ke cowo lain disaat sama gue, gue sih up yaa,"
"Nah sakit kan?"
"Iyalah, kenapa lo? Katya gitu?"
"Arghhh, gue gak ngerti sama dia Jun, rasanya gue ada pengen putus sama dia, tapi gue udah terlanjur sayang sama dia."
"Inget sat, lo ngejar dia susah payah sampai kakak kelas, temen angkatan yang paling cantik tuh siapa?"
"Audia?"
"Nah itu, naksir sama lo. Lo jauhin cuman buat dapetin Katya kan?"
Nichol mengangguk pelan, "coba lo omongin baik baik sama Katya, biar lo gak bingung gini sat."
"Omongin modelan gimana? Tadi pagi aja udah gue omongin dia cuman diem aja,"
"Itulah cewe suka buat bingung, tapi cewe adalah spesies makhluk hidup di muka bumi ini yang sangat lembuttt banget hatinya walaupun ada cewe yang brengseknya kaya cowo sih," Jelas Juna panjang lebar yang membuat Nichol malas untuk mendengarnya apalagi untuk mleadeninnya.
Nichol ngerasa Juna udah ngelantur kemana mana, daripada ia mendengar perkataan Juna yang masih ngelantur, mending ia beranjak dari tempat. Nichol langsung pergi begitu aja ninggalin Juna. Ia meninggalkan kelasnya.
Juna menatap Nichol, matanya mengikuti arah Nichol pergi dari kelas, "Kebiasaan si bangsat, padahal dia yang lagi curcol, malah gue yang di tinggalin."Riyan yang duduk dibelakang Nichol sejak dari tadi, tak sengaja mendengar obrolan Juna dengan Nichol, tidak banyak basa basi, Riyan beranjak dari duduknya lalu berjalan mengarah ke Juna.
"Hmm, sorry jun."Juna menoleh kearah Riyan, "Hah? Ada apa?"
"Tadi gue gak sengaja liat Nichol sama cewenya, itu mereka pacaran udah lama?" Tanya Riyan langsung tanpa basa basi.
"Iya, mereka pacaran dari awal masuk sekolah. Udah gue duga sih pasti berantem, pasti yang salah Katyanya. Eh tunggu, kenapa lo jadi kepo sama urusan mereka?"
"Ya kali kali, emang kenapa? Gue juga kan murid dikelas ini," jawab Riyan santai.
Juna melihat Riyan ada yang tidak beres seperti mencari informasi mengenai Katya dan Nichol. Juna melihat Riyan dengan mengerutkan dahinya. Lalu Juna langsung melangkahkan kakinya keluar kelas menyusuli Nichol.
-
"Persiapkan barang kamu, besok kita berangkat sore." Ucap pria separuh baya terhadap anak laki lakinya.
Ia pun menoleh kearahnya, "Kita bakal menetap disana yah?"
"Mau kamu juga gitu kan? Kita menatap sekarang, nggak ada lagi kata pindah."
Ia tersenyum senang, melihatnya tampak tak sabar ingin bertemu seseorang yang sudah lama ia inginkan sejak dulu.
Bersambung...!!
Next. Ya next terus lah :)
thank you untuk yang baca. Semoga suka.Voment!! oke?
#story Wattpad_Research WattpadExplorer
![](https://img.wattpad.com/cover/183496862-288-k947824.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
HALCYON [revisi] ✓
Fiksi RemajaREVISI!! Halcyon kata yang jarang sekali digunakan, jarang sekali terlihat. Menurut Wikipedia ensiklopedia, Halcyon berarti Damai. Damai dapat juga berarti sebuah keadaan tenang, seperti yang umum di tempat-tempat yang terpencil, mengizinkan untuk t...