Loser:03

2.2K 314 53
                                    

Kim Taehyung, ia hanyalah yatim-piatu yang ditinggal kedua orang tuanya saat dirinya masih berumur tiga belas tahun. Saat itu, dirinya masih kelas tujuh menengah pertama. Tak ada sanak saudara yang mau menampung atau merawatnya. Alasannya, karena hubungan orang tuanya tak dapat restu dari keluarga ayahnya, hanya karena ibunya anak yang besar di panti asuhan, membuat keluarga ayahnya tak bisa menerima ibunya. Mau tak mau Taehyung harus bekerja serabutan sepulang sekolah untuk menyambung hidup. Taehyung tak pernah menyerah untuk terus berjuang melawan kerasnya kehidupan, Taehyung yakin, Taehyung bisa menggapai langit, suatu hari nanti.

Pemuda itu menatap bayangannya di depan cermin besar yang terletak di apartemen kecil huniannya. Tangannya meraba wajah tampannya. Ia tatap dengan lamat bayangan wajahnya di sana.

Menyedihkan.

Satu kata yang terlintas di otaknya. Ia sentuh permukaan bibirnya, bibir yang sudah direbut ciuman pertamanya oleh sosok ratu sekolah yang disegani. Satu senyum miris tersungging. Betapa menyedihkannya dirinya, ditindas, dibully, dihina, direndahkan. Taehyung ingin melawan, sangat ingin. Dirinya lelah, lelah terus menjadi bahan lelucon mereka. Taehyung lelah menjadi seorang pecundang.

Pecundang?

"Sialan." satu umpatan lolos dari bibirnya.

Itu masalahnya, dirinya hanyalah seorang pecundang, penakut, yang tak berani melawan mereka yang selalu menindasnya. Taehyung tertawa sumbang, pecundang sepertinya hanya berani memaki di depan cermin.

Satu tetes air mata meluruh, mewakili rasa perih di hati. Jangan kira ia tak sakit hati dengan perlakuan mereka, bagaimanapun pecundang juga manusia.

"Suatu hari nanti..." ia tatap pantulan matanya di dalam cermin, "ada saatnya seorang pecundang mengalahkan seorang penguasa."

Tangannya meremas pinggiran wastafel dengan erat, melampiaskan emosi dalam dirinya.

#####

Riuh suara mesin mobil yang bersahutan terdengar memecah malam. Malam sudah berada di puncaknya. Tapi sekumpulan pemuda-pemudi itu masih berada di luar rumah. Mobil-mobil mewah dengan harga fantastis yang sudah dimodifikasi berjejer rapi, siap untuk diadu kecepatan oleh para pemiliknya. Terlihat beberapa yang sudah memasang taruhan untuk siapapun yang akan menjadi pemenang.

"Apa yang Jaebum minta?" tanya Chanyeol saat Junmyoen kembali dari tempat berunding dengan salah satu anggota dari kelompok saingan mereka.

Junmyoen melirik ke arah adiknya sekilas. "Jisoo," jawabnya kelewat santai.

Sorakan dari para pendukung Exo terdengar tepat saat Junmyoen menutup mulutnya. Saingan berat mereka menginginkan ratu mereka? Mimipi yang sangat tinggi.

Jisoo tersenyum miring. "Bagaimana, sayang?" ucapnya dengan nada mengejek yang ditujukan untuk sang tunangan yang berdiri di sampingnya.

Sehun mendengus samar, tak berniat membalas godaan tunangannya.

"Aku ingin kau kalah," ujar Jisoo yang membuat sorakan semakin ramai.

Junmyoen dan yang lain tertawa melihat raut jengkel Sehun.

"Apa yang akan kita dapatkan nantinya?" pertanyaan yang terlontar dari Lisa menghentikan tawa semua orang.

"Ku dengar kekasihmu ingin mobil baru, kita akan mendapatkan banyak mobil baru juga markas baru malam ini," jawab Junmyoen.

"Wow...kau benar-benar perhatian pada temanmu ini." Baekhyun—kekasih Lisa—terkekeh pelan.

"Ya...aku juga sudah bosan dengan mobilku," celutuk Jennie sambil mengedikkan bahunya.

LoserTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang