Loser.07

2.2K 298 79
                                    

Jisoo mundur dengan hati-hati. Lima pria bertopeng mengepungnya juga Taehyung yang masih tersungkur di tanah. Entah sudah berapa kali Jisoo mengumpat, melampiaskan rasa kesalnya pada Taehyung. Bagaimana mungkin pemuda itu bisa jatuh di saat seperti ini.

"Bangun!" perintahnya pelan pada Taehyung diiringi delikan tajam. Taehyung bangkit perlahan lalu bersembunyi di balik tubuh Jisoo dengan tubuh gemetar dan keringat dingin yang membanjiri tubuh. Jisoo hanya bisa berdecak pelan melihatnya.

"Mau apa kalian?!" tanya Jisoo pada kelima pria yang mengepungnya.

"Nyawamu, mungkin," jawab salah satu dari mereka yang disambut tawa menyebalkan yang lainnya.

Telinga Jisoo rasanya berdengung mendengar tawa jelek mereka yang mengganggu pendengaran.

Berusaha bersikap tenang. "Kalian dibayar berapa? Aku bisa membayar kalian lebih," ucapnya tanpa meninggalkan kesan angkuh.



Hening.

Tak ada yang menyahut.

Jisoo tak mengerti, sebenarnya jalan macam apa yang ia lewati ini. Sudah gelap, tidak ada yang lewat pula. Sedari tadi Jisoo sudah melirik ke sekitar. Namun, tidak ada tanda-tanda adanya orang lain yang bisa dimintai pertolongan.

Kelima pria bertopeng itu saling melirik, sebelum akhirnya tertawa terbahak-bahak. Menertawakan ucapan Jisoo yang seolah hanya lelucon bagi mereka.

"Kau tidak akan bisa membayar sama seperti yang dia bayar."

Ah, jawaban yang sama seperti yang Jungwoo katakan. Artinya benar, mereka adalah orang-orang suruhan peneror keparat itu.

Jisoo hendak berlari kembali. Namun, dua orang dari mereka sudah menghadang jalannya.

"Mau lari ke mana?" ejek orang yang menghadangnya.

Salah satu dari mereka kembali buka suara."Menyerah saja, kau tidak akan bisa lari dari kami," mengarahkan dua jari ke arah Jisoo, "SERANG!" serunya memberi interupsi pada yang lainnya.

Jisoo melirik was-was saat mereka mengambil ancang-ancang untuk menyerangnya. Andaikan saja ada Sehun pasti...

Sehun?

Ah, terlalu lama bersama si pecundang sudah membuat Jisoo ikut bodoh ternyata. Hanya sedetik ia mengingat Sehun, kepintarannya sudah kembali lagi.

"Aku lupa, ternyata aku bisa berkelahi," ujar Jisoo santai dengan senyum jenaka yang sontak membuat kelima pria berpakaian hitam itu berkerut kening.

Jisoo membuka seragam atas sekolah yang ia kenakan, menyisakan tank top merah dan rok seragam kotak-kotak. Melilitkan seragam sekolahnya pada pinggang; memasang kuda-kuda dengan kuat.

"Menyingkir jika kau masih betah menjadi pecundang." Melirik Taehyung dari balik bahu kiri. Taehyung menurut, ia menyingkir ke belakang. Seolah memberikan ruang untuk Jisoo.




Taehyung terdiam mengamati satu gadis melawan lima pria. Mengamati bagaimana Jisoo menangkis pukulan-pukulan yang diarahkan untuknya satu per satu, menyikut seseorang yang menyerangnya dari belakang. Melompat menghindari serangan yang diarahkan ke kakinya. Melakukan gerakan memutar sambil menendang wajah mereka satu per satu. Membanting satu orang yang hendak memukulnya. Memukul satu orang lainnya, dan memelintir  tangan seseorang yang hendak menusuknya dengan pisau sampai terdengar suara retakan tulang patah.

Taehyung meringis ngilu, Jisoo benar-benar... Bar-bar.












Jisoo menyeka keringat yang membasahi kening. Rambutnya terasa lepek karena keringat.

LoserTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang