06[Latihan Basket]

2.1K 132 11
                                    

HAPPY READING!

Gue bilang, ikut gue!

-Arga Pratama-

^^^

Hari ini adalah hari Senin, hari yang paling menyibukkan bagi orang orang termasuk Aleta.

Aleta sangat malas untuk bersekolah hari ini, walaupun hari ini ia dibebaskan untuk tidak mengikuti pelajaran karena Dispen latihan untuk pertandingan basket dua hari lagi.

Aleta sudah rapi dengan seragam putih abu yang pas ditubuhnya, ia juga mencatok rambutnya dan membiarkannya tergerai, tak lupa juga ia membaluti tubuhnya dengan jaket jeans. Ia melihat penampilannya melalui kaca meja rias kamarnya dan sesekali merapikan anak rambut yang menghalangi matanya.

Ketika penampilannya sudah sempurna, Aleta langsung mengambil tasnya yang ada di atas kasur dan tak lupa mengambil kunci mobilnya yang ia letakan di atas nakas.

Aleta tidak membawa buku sama sekali hari ini, ia hanya membawa pakaian basket untuk latihannya nanti.

Aleta menuruni anak tangga satu persatu, dan melihat bundanya tengah menyiapkan makanan dan juga melihat Noval tengah menyantap roti yang ada di tangannya.

"Pagi Bun" sapa Aleta tak lupa dengan senyum manisnya yang bisa membuat siapa saja terpukau dalam sekali melihat.

"Pagi sayang, cantik banget anak bunda hari ini, sini sarapan dulu" Ujar Ranita sambil menuangkan segelas susu ke gelas.

"Gue gak disapa?" Ucap Noval dengan roti yang penuh di mulutnya.

Aleta menatap kakaknya sekilas lalu berkata, "mimpi lo disapa sama gue" candanya sambil mengolesi sepotong roti tawar dengan selai coklat

"Jahat banget sihh ta, sama kakak sendiri" Noval menatap Aleta datar sambil mengambil susu yang sudah dituangkan oleh Bundanya lalu menegak susu tersebut hingga setengah gelas.

"Gue gak bakal nyapa lo sebelum lo tepatin janji lo yang buat neraktir gue dalam sebulan" Aleta berbicara dengan nada ngegas tepat di wajah Noval dengan tatapan tajam.

Noval melongo melihat adiknya yang berbicara tepat di wajahnya hingga membuatnya setengah terkejut itu " Busett Ta, itu mulut apa pancuran deres amat, sampek kagak ada titik komanya kalok ngomong" balas Noval yang ikut bernada ngegas menanggapi perkataan adiknya.

"Hehe" cengir Noval sambil memainkan jarinya "tapi kalok soal itu gue minta maaf sekali lagi deh Ta, gue ngaku gue salah, kalok soal neraktir menaktir nanti deh gue usahain" ujar Noval sambil menatap adiknya dengan lekat.

"Gak usah, gak papa, gue iklas kok kalok gak ditraktir" jawab Aleta tulus sambil tersenyum kepada kakaknya, ya walaupun kakaknya ini menyebalkan tapi Aleta sangat menyayanginya.

"Yaudahh gue berangkat dulu, cepet cepet nih gue" ucap Aleta kepada Noval sambil mengambil sepotong roti dan melahapnya.

"Bun, Aleta berangkat ya, assalammualaikum" Aleta berpamitan pada Bundanya dan tak lupa menyalami tangan sang bunda. dibalik kepribadiannya yang dingin Aleta sebenarnya adalah sosok yang sopan santun, tapi keadaan lah yang membuatnya seperti itu.

Noval menatap kepergian Aleta, ia sungguh tidak sanggup untuk menyakiti adiknya itu, sebagai sang kakak, Noval hanya bisa mengharapkan yang terbaik bagi Aleta dan berusaha sebisa mungkin untuk membahagiakannya, walaupun itu hanya perbuatan kecil sekalipun.

ALETATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang