05[Penasaran]

2.3K 134 10
                                    

HAPPY READING!

Mulai detik ini gue benci taman!

- Aleta Giovaniaa-

^^^

"Maafin gue Al, andai gue berani ngungkapin kenapa gue ninggalin lo, kalok gue boleh jujur, sebenarnya gue masih cinta sama lo" Gumam Aldo, tanpa disadari air mata jatuh membasahi pipi dari lelaki berparas tampan tersebut.

Aldo melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi ditengah tengah jalan tol kota yang padat dengan perasaan emosi. Jika mengingat ingat kejadian tadi jujur ia sangat marah, ia tidak rela Aleta dipeluk oleh orang yang belum ia kenal.

Aldo memegang kepalanya yang terasa sangat pusing, darah segar mengalir dari kedua hidungnya, menyadari bahwa ia tengah mimisan, Aldo memutuskan untuk memilih beristirahat dulu sejenak di Rest area tol. Setelah memarkirkan mobilnya dengan rapi, Aldo dengan segera mengambil obat yang selalu ia bawa kemanapun dan langsung meminum 3 kapsul sekaligus.

Aldo menyenderkan kepalanya di sandaran kursi mobil, ia menghembuskan nafasnya lelah.

"Entah sampai kapan penyakit ini bakal ngerogotin tubuh gue" Gumam Aldo sambil memegang kepalanya yang masih terasa sedikit pusing.

~•~

Aleta kini sudah berada di kamarnya, ia membaringkan tubuhnya di ranjang King Size miliknya. Dengan mata yang sembab, wajah yang pucat dan rambut yang berantakan, Aleta memikirkan apa yang ia lihat di taman tadi.

Jujur Aleta sangat marah melihat Aldo di peluk oleh perempuan lain, apalagi itu di tempat yang paling istimewa bagi dirinya dan Aldo saat masih berpacaran.

Flashback on

"Do, aku suka deh tamannya" ucap Aleta dengan senyum merekah di wajahnya.

"Apasih yang enggak buat kamu Al" Tanya Aldo sambil menyelipkan anak rambut yang sedikit menutupi wajah Aleta.

"Gombal" Aleta tersenyum malu mendengar perkataan Aldo, sampai pandangan Aleta tertuju pada pedagang es krim yang berada di seberang taman "Do, lihat deh ada dagang es krim, beli yukk" ucapnya sambil menunjuk nunjuk pedagang es krim yang berada di seberang taman.

"Yaudah, kamu tunggu sini aja biar aku yang beliin" ucap Aldo sambil mengelus ngelus kepala Aleta. Dan Aleta mengangguk sebagai jawabannya.

Setelah beberapa menit Aleta menunggu, Aldo pun sampai dengan dua es krim di tangannya, di tangan kanan ada rasa vanilla dan di tangan kiri ada rasa coklat.

"Nih, rasa coklat kesukaan kamu" ucapnya sambil menyodorkan sebuah es krim Cornetto rasa coklat kepada Aleta. Aleta pun tersenyum gembira menerimanya.

"Do" Panggil Aleta sambil menikmati es krimnya, "Do cobaan deh rasa es krim aku" tawar Aleta sambil menyodorkan kan es krimnya

"Iya, udah tau rasa coklat kan" jawab Aldo sambil masih menikmati es krim vanilla nya.

"Ihh, nyebelin banget sihhh, udh cobain aja, ini beda lo dari es krim coklat lainnya" Aleta tersenyum jahil dan kembali menyodorkan es krimnya ke mulut Aldo.

Aldo pun dengan senang hati menerima nya, "Aaa" Aldo membuka mulutnya lebar-lebar untuk memudahkan Aleta menyuapkan es krim nya. Tapi bukannya ke mulut, Aleta malah menyundulkan eskrimnya hidung Aldo lalu setelah ke hidung lanjut ke mulut, sontak itu membuat hidung dan mulut Aldo belepotan karena es krim.

"Hahaha" Aleta tertawa terbahak bahak, melihat wajah Aldo yang belepotan seperti anak kecil.

"Nakal banget sih Al, aku kelitikin ni ya" ancamannya sambil mengusap es krim yang ada di mulutnya.

Mendengar ancaman dari Aldo, Aleta langsung melarikan diri meninggalkan Aldo, "Kelitikin aja kalok berani, wlee" Aleta menjulurkan lidahnya, Aldo yang melihat itu pun langsung terkekeh melihat betapa gemasnya Aleta sekarang, lalu Aldo bangun dari duduknya dan langsung mengejar Aleta. Jadi, kini Aleta dan Aldo tengah berlari lari sambil tertawa satu sama lain. Sungguh jika Aldo mendapatkan Aleta, ia tak kan pernah melepaskannya.

Hap,
Aldo berhasil mendapatkan Aleta, kini ia tengah memeluk Aleta dari belakang.

"Jangan tinggalin aku Al" lirih Aldo dengan nafas terengah engah.

Flashback off

Aleta memikirkan kenangan kenangan manis yang pernah ia lalui bersama Aldo di taman Super Hero tiga tahun yang lalu. Sungguh susah baginya untuk melupakan kenangan kenangan itu. Karena Aldo lah orang pertama yang pernah membuat Aleta mampu mengatasi masa masa sulit setelah orang tuanya berpisah.

Sebelum mengenal Aldo Aleta adalah orang yang dingin, cuek dan anti sosial.
Tapi setelah mengenalnya, diri Aleta berubah 180 derajat, dari yang dulunya Aleta adalah anak yang dingin dan anti sosial kini berubah menjadi anak yang ceria dan mudah bergaul. Dan diri Aleta yang dulu pun kembali sekarang, ia kembali menjadi anak yang dingin, cuek dan anti sosial.

Aleta menghembuskan nafasnya kasar, dari pada memikirkan kejadian kejadian itu, lebih baik ia tidur untuk mengistirahatkan tubuhnya yang sudah lelah.

Disaat Aleta sudah setengah tertidur, tiba tiba nada notifikasi dari teleponnya terdengar hingga membuatnya terbangun. Ia meremas kepalanya frustasi, lalu beranjak untuk mengambil benda persegi panjang tersebut.

+62********

Al, gue Arga.

Gue pengen ngomong sama lo, soal di taman tadi.

Aleta Giovaniaa

Mulai detik ini gue benci taman!

Aleta menghela nafasnya kasar,lalu melempar ponselnya asal, dia sangat kesal dengan Arga. disaat dia sudah ingin berhasil melupakan kejadian tadi, mengapa Arga kembali mengingatkannya akan hal itu.

~•~

Saat ini Arga sedang berdiri di dekat balkon jendela kamarnya, setelah mengirim pesan ke Aleta, pikirannya menjadi tidak jernih, ia terus saja memikirkan balasan yang dikirim oleh Aleta.

Entah apa yang terjadi pada Aleta saat ini, kira kira itulah yang dipikirkan Arga sekarang. Arga beranjak dari tempatnya untuk mengambil ponselnya, berniat untuk membaca kembali pesan yang dikirimkan oleh Aleta. Ia terus menatap ponsel yang berada di tangannya.

"Aneh" gumamnya, sungguh Arga sangat penasaran dengan Aleta, karena perempuan tersebut selalu saja berubah ubah sikapnya.

Arga terus saja memikirkan kejadian tadi di taman dan pesan yang dikirimkan oleh Aleta. Entah siapa laki laki di taman tadi hingga berhasil membuat Aleta menangis dan mengapa juga Aleta tiba tiba membenci taman. Itulah yang memenuhi pikiran Arga saat ini, ia sungguh penasaran dengan jalan hidup Aleta dan sikap Aleta.

"Apa gue harus deketin dia?" Gumam Arga sambil menatap kosong jendela kamarnya.

"Arghhh" Arga mengerang frustasi sambil memegang kepalanya "oke mulai besok gue harus deketin Aleta, gimanapun caranya"

Rasa penasaran Arga kepada Aleta sudah membuatnya lelah, akhirnya Arga pun bertekad untuk mendekati Aleta bagaimanapun caranya agar rasa penasarannya itu hilang.


See you next chapter 🙏
Jangan lupa voment :v

ALETATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang