"ih takut seok" ucap gue bersembunyi di balik lengan wooseok
"takut kenapa sih? emang bunda makan manusia?" tanya wooseok lalu merangkul gue
"ya nggak gitu sakinah" jawab gue
"eh sakinah, ketek kamu bau amis" ucapnya sembari menutup hidungnya ((kalian pasti tau lah ini wooseok niruin siapa))
"gue gibeng mampus lo"
"yee galak amat tuan putri--bentar ya aku panggilin bunda"
"bunda, liat wooseok bawa siapa"
"bawa siapa kak?--eh jeje ya?"
"eh? iya bunda hehe" gue tersenyum lalu mencium punggung tangan bunda
"apa kabar je?" tanya bunda
"baik bunda, bunda gimana?"
"alhamdulillah sehat, ohiya kalian udah makan belum?" kita berdua menggeleng pelan
"yaudah sekarang kita makan, bunda udah masak banyak,yuk je. kak, kamu mandi dulu, bau keringet" kata bunda mendorong pelan badan wooseok
"yeee enak aja bunda mah---yaudah wooseok mandi dulu, kamu tunggu disini ya?"
"bucin level dewa kamu tuh, jeje gak akan kemana mana kali" ucap bunda lalu duduk di hadapan gue
"iya iya bundaaa"
"mau makan duluan atau nunggu wooseok nih?" tanya bunda menatap gue
"nunggu wooseok aja bunda, biar barengan" jawab gue sembari tersenyum, bunda cuma ngangguk paham
"wooseok itu sering cerita tentang kamu ke bunda, bahkan sebelum kalian pacaran--apapun tentang kamu,pasti dia cerita sama bunda, kalian berantem aja dia cerita, dia galau banget je waktu itu haha, lucu ngeliat dia galauin perempuan, sebelum2nya gak pernah tuh dia cerita cerita masalah perempuan ke bunda, kamu yang pertama" jelas bunda sembari menatap gue
"eh? hehe emang bener bunda?" tanya gue malu
"iyaa, berarti kamu spesial haha,"
"terus, ada apalagi bunda?"
"waktu itu dia uring2an ke bunda minta bantu buat baikan sama kamu, tapi bunda gak mau, ya kan itu urusan kalian, masa iya bunda ikut campur?? kan gak asik, bunda suka pertikaian, tapi boong" yaampun,bunda gaul amat:(
"hahaha bunda bisa aja"
"heeeey, lagi ngomongin aku ya?"
"pede banget????" kata gue
"iya dong, kan aku ganteng" jawabnya lalu duduk disamping gye
"mana ada orang ganteng ngaku ngaku, udah lah makan" suruh bunda
🌺🌺🌺
"je, kak, bunda tinggal ya, mau ke rumah temen" ucap bunda berpamitan sembari membawa tasnya
gue sama wooseok berdiri lalu mencium punggung tangan bunda "oh iya, hati hati bunda"
"wooseok, jangan macem macem ya kamu, awas" kata bunda menunjuk wooseok
"yaampun iya bunda, aman" jawab wooseok
"nanti kalau mau keluar, tunggu abang sama sena pulang dulu"
"iya bundaku sayang"
"yaudah bunda berangkat"