Ayahku Bukan Ayahku 2

540 22 0
                                    

Aku lanjut berjalan menuju dapur ambil minum di kulkas. Lagi minum kok ada bau melati. Penasaran, aku cari sumber aromanya. Pelan aku ikuti, masuk ke ruang tengah dan aroma itu itu menuju kamar Ayah dengan pintu yang sedikit terbuka sedari tadi aku bangun.

Suara berbisik itu masih terdengar, aku coba untuk lebih hikmat mendengarkan.

Entah apa yang dilafalkan. Suasana disekitar kamar juga berbeda, bau melati semakin menyeruak, ditambah bau amis yang sepertinya tidak asing..

..ya aroma darah, dari siluet kegelapan di dalam kamar aku melihat didepan Ayahku sebuah keris berdiri menancap pada sebuah benda.

Seperti boneka tapi seperti binatang tapi entahlah tidak jelas karena di dalam cukup gelap..

Hanya terlihat siluet. Dan sampai saat ini Ayah mungkin tidak menyadariku ada disini. Aku yang tengah fokus mendengarkan dan menerka apa yang ada didepan Ayahku, tiba-tiba dari dalam Ayah menghentak keras keris itu dan angin cukup kencang berhembus dari dalam kamar.

DUAAARRR...
Pintu menutup dengan kencang, aku kaget dan masuk ke kamarku lagi. Menutup pintu sangat hati-hati supaya tidak terdengar dari kamar Ayahku.

Aku naik ke ranjang dan mencubit tanganku. Sakit, oh berarti ini bukan mimpi atau halusinasiku.
Tapi apa yang Ayah lakukan?

Aku bertanya-tanya dan mencari tau apa. Saking penasarannya aku coba mencuri dengar dari tembok yang menghubungkan ke kamar Ayah, tetapi tidak ada hasilnya.

Hanya bisik tidak jelas yang sangat pelan kudengarkan.
Aku menyerah..

Kembali ke ranjang tiba-tiba listrik dirumahku padam, aku coba tengok ke luar jendela, semua listrik tetangga juga padam.

Oh pemadaman bergilir pikirku..

Aku putuskan untuk tidur dari pada pusing bertanya-tanya sendiri.
Ketika aku bersiap tidur..

Cekrek..

Handel pintu kamarku ada yang membuka, aku cepat pura-pura tidur dengan masih sedikit mengintip.

Pintu dibuka, karena listrik padam jadi sangat gelap tidak terlihat apapun. Aku coba melirik lebih jeli. Ada bayangan membentuk perawakan pria dewasa.

Pasti Ayahku kupikir, aku sedikit lega. Mungkin dia mengecek apakah aku lelap atau terbangun saat listrik padam tengah malam begini.

Tapi kok..

Bayangan itu mendekat, ini bukan perawakan Ayahku, semakin mendekat...
Badannya besar, gempal, sedikit membungkuk dan berbulu di seluruh tubuhnya. Tidak ada sorot mata yang memantul.
Ini apa ini siapa di dalam hatiku.

Aku hanya berdoa berdoa dalam hati yang aku bisa sekenanya, dan mencoba tetap tenang agar tidak merasa bahwa aku sedang berpura-pura..
Bayangan itu semakin..

Semakin dekat..

Aku merem, sedikit mengintip, dia tetap berjalan mendekatiku..
Dan

Lampu hidup!

Wajahnya sudah di depanku, hitam penuh bulu, bertaring panjang, matanya tertutup bulu entah tanpa mata, dengusan nafasnya kencang, bau anyir darah sangat tercium.

Aku ingin teriak seperti tertahan, ingin bergerak semua kaku. Wajahnya berada tidak sampai sejengkal dari hadapanku, mulutnya terbuka dengan banyak darah di dalamnya, amis. Dia maju menuju mukaku dan hilang..

Saat dia hilang semua kaku kakuku lemas, dan aku hanya bisa lemas tidak tahu harus bagaimana. Sepanjang malam aku terjaga hingga matahari keluar.

Saat pagi sudah cerah aku baru berani untuk keluar dari kamar, dan aku lihat kamar Ayahku masih tertutup.

Kumpulan Thread HorrorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang