Hari ini adalah hari baru eh maaf dirinya tak merasa bahwa ini hari baru. Karena hari ini sama saja seperti hari sebelumnya. Karena hari ini dia seperti biasanya, bersiap pergi ke sekolah, sarapan bersama keluarganya yang di isi dengan ilmu perbandingan antara dirinya dengan sang kembarannya Aldo oleh sang ayah dan di akhiri dengan dia yang pergi meninggalkan meja makan dan suara sang ayah dan ibunya yang bilang dirinya tak punya sopan santun.
Hei, sejak kapan mereka mengajari seperti itu kepadanya. Seingatnya dirinya tak pernah mendapatkan itu. Bahkan saat sang kembaran berada di luar negeri untuk bersekolah di sekolah impiannya saja mereka tak pernah memperhatikannya. So, kenapa mereka bilang seperti itu.
Tentu saja dia punya sopan sntun yang selalu diajarkan oleh paman Tio-kepala pelayan dan juga istrinya-bibi Tika. Mereka juga yang merawatnya sejak bayi saat orang tuanya hanya memperhatikan Aldo dan juga kakaknya-Nathan.
Dirinya tau kalau dia tak sehebat kembarannya. Tapi kenapa dia selalu di bandingkan dengan saudaranya. Apakah mereka tak cukup meyiksanya saat kecil dulu. Bahkan saat ini mereka menyiksa dengan serangan tak kasat mata namun sangat besar efeknya.
Ilmu perbandingan mungkin dirinya sudah sering dengar sejak dia masih di sekolah dasar. Membandingkan satu hal dengan hal yang lain. Tapi kenapa mereka juga membandingkan dia dengan Aldo. Sudahlah, daripada melamunkan ini lebih dirinya segera bergegas menuju halte bus yang akan mengantarnya ke arah sekolah.
***
SEKOLAH
Suara bel berbunyi bersamaan dengan datangnya Aldi ke dalam kelas 11 Mipa 5. Kelas paling terakhir di jurusan MIPA. Banyak yang bilang kalau kelas ini berisi anak-anak yang yang kurang cerdas, namun sebaliknya. Aldi adalah anak yang pandai. Tapi dia menyembunyikan kepintarannya di hadapan semua orang. Dia berpikir bahwa sekalipun dia pintar, dia tidak akan pernah menyaingi sang kembaran dalam hal apapun.
Karena bagi semua orang, dia hanyalah bayangan sang kembaran. Dan semuanya hanya berporos pada Aldo, bukan dirinya. Semua orang menantikan kehadiran sang saudara. Bukan dirinya. Apakah dia pernah di anggap?? Mungkin jawabannya tidak. Sebab apa, semua hal yang ada di sekitarnya selalu berputar di sekeliling Aldo.
Bagaimana tidak. Aldo itu adalah anak yang tampan, pintar, berprestaasi, anak osis, pintar olahraga, selalu di sayang guru, humble, supel, dan masih banyak lagi kelebihan yang di miliki oleh Aldo. Sedangkan dia, tidak setampan dan sepandai Aldo, tidak berprestasi, tapi yang pasti, dia sangat kurang jika dibandingkan dengan Aldo.
Bagaikan langit dan bumi. Bukan, bahkan bisa lebih dari itu. Jika di ibaratkan, dia dan Aldo layaknya bumi dengan galaksi, atau angkasa luar yang amat sangat jauh jaraknya dengan lapisan bumi yang paling dalam. Bahkan mendekati titik pusat bumi. Aldo itu segala-galanya di bandingkan dia yang hanya sebutir debu di pinggir jalan yang mudah tertiup angin. Juga seperti daun di musim gugur yang akan hilang saat angin berhembus.
Aldi segera mendaratkan pantatnya di kursi yang dekat dengan jendela. Menyamankan posisi dengan tempat duduk yang menurut banyak orang paling strategis lokasinya. Memandang ke arah luar dimana dia dapat melihat ruang kelas yang bersebrangan dengan dirinya. Ruang sang kembaran. Jika dia berada di sini, maka sebaliknya sang kembaran berada di gedung sebelah di mana kelas tersebut di khususkan untuk anak anak yang sangat pintar. Atau yang lebih di kelas sebagai kelas Exellent. Di sekolahnya, terdiri dari 2 jenis kelas yaitu kelas reguler dang juga kelas exellent.
Sudahlah dia malas melihat ini. Melihat dimana semua orang selalu mau berteman dengan sang kembaran sedangkan dia hanya dapat memandang kegiatan sang kembaran saja. Mengalihkan pandangannya saat ada seseorang yang memanggil namanya. Menoleh ke arah samping dan mendapati sesosok mahluk astral dimana tingkahnya tergolong aneh, tetapi sayang dialah satu-satunya orang yang mau berteman dan bersahabat dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REFLECTION
Novela JuvenilAKU HANYA BISA MENJADI BAYANG-BAYANGMU KITA MEMANG MIRIP TAPI KITA TAK SAMA. ADA BANYAK HAL YANG MEMBEDAKAN KITA. KENAPA SEMUA ORANG SELALU MEMBANDINGKAN AKU DENGANMU. . . . "Kau hanya menyusahkan saja." "Aku...Aku" "Cukup. Kau harusnya bisa lebih k...