"Lama-lama gue emosi ya. Udahlah kalau mau ribut besok aja di sekolah!"
Teriak Nadia lalu dia memutuskan sambungan VC.
Tanpa tau alasan gue marah2 sama Nadia sekarang gue lagi merutuki diri sendiri.
Kenapa gue marah?
Masa cuma gara2 dia nugas bareng kak Lucas?
Atau karna Bang Dejun suka sama Nadia?
Emang kalau Bang Dejun suka sama dia kenapa?Gue cuma pasrah sama keadaan besok dan berharap gue bisa lebih ngontrol emosi.
Renjun bego gak jelas banget lo!
Batin gue pada diri sendiri.Karna pikiran gue sekarang lagi kalut akhirnya gue memutuskan untuk menjernihkan pikiran di depan teras rumah.
Ternyata di sana ada bang Dejun yang lagi duduk juga tanpa ngelakuin hal apapun, cuma menatap kosong ke depan.
"Bang."
Dia noleh."Sejak kapan suka sama Nadia?"
"Kenapa?" tanya dia balik.
"Gue cuma penasaran, gue kira lo gk kenal sama Nadia. Soalnya lo gk pernah sedikitpun punya obrolan sama dia."
"Gue kira lo bener-bener sahabat Nadia. Yang tau segala hal tentang dia. Ternyata nggak."
"Maksud lo?"
"Gue sering chat sama dia." kata bang Dejun.
"Juga Free call." lanjutnya.
Ternyata selama ini Nadia sering kontekan sama Dejun. Bener juga apa kata abang gue, gue cuma sekedar temen yang berlagak jadi sahabat dia.
"Gue takut bang."
"Takut apa?"
"Gue takut suka sama Nadia."
"Kenapa harus takut?"
"Gue gamau relain perasaan cuma demi abang gue sendiri."
"Yaudah, kalo gtu kita sama-sama berjuang aja buat dapetin dia. Biar Nadia yang pilih salah satu di antara kita."
"Nadia, bukan barang taruhan."
"Siapa yang bilang kita taruhan? Toh kita gk mempertaruhkan apa2 kan?"
"Gue tetep gak mau."
"Kenapa?"
"Seandainya salah satu di antara kita dapetin hatinya Nadia, gue gamau hubungan di antara kita jadi canggung."
°°°
Gue mangacak rambut frustasi.
Ada rasa malu juga nginget kejadian semalem.Dengan perasaan malu campur was-was gue jalan di sepanjang koridor menuju kelas.
Pas lewat kelas Nadia gue noleh dan gk nemu keberadaan dia. Di bangkunya cuma ada Febi dengan dua buku di depannya.
Gk salah lagi sih pasti Febi lagi nyontek.Semalem setelah kejadian pas VC itu Nadia chat gue dan bilang katanya gue gak usah jemput dia.
Sebenernya gue udh niat gk bakalan jemput dia karna malu dan juga sedikit gk enak.
Semoga aja sekarang gk ada kejadian aneh antara gue sama Nadia karna gue mau minta maaf dan gak mau memperpanjang masalah.
"Jen, Jae, Chan, kayanya hari ini bakalan ada perang deh." kata gue pada mereka.
"Maksud lo?" tanya Jaemin.
"Gue semalem ribut sama Nadia."
"Serius?" kata mereka kompak.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAYAP PELINDUNG : HUANG RENJUN
Fanfiction"Cinta sesederhana hujan yang jatuh ke bumi, meski terhempas ia akan tetap jatuh." - Seperti Hujan yang Jatuh ke Bumi, Boy Candra Setiap kutipan dalam chapter ini ada di dalam Novel karya Boy Candra yang berjudul "Seperti Hujan yang Jatuh ke Bumi" y...