Haiiiii apa kabar? Gimana quarantine-nya?
Agak lama enggak pegang wp, cerita absurd ini udh 3k views aja. Makasih semuaa ><
Makasih buat vote dan komennya. Kita suka baca-baca komen kalian, dan maaf jarang bales hehe :")
Semoga ini bisa menghibur quarantine kalian yaa
Ya walaupun jangan ditiru juga karna chapter ini "agak" tidak memperhatikan protokol kesehatan
Okay, soo letzgetitttt
.
.
.
.
.
.Apa? Sekolah?!
Ya, akhirnya setelah 6 chapter mereka mereka ini akhirnya bersekolah.
Meskipun pemerintah telah menetapkan stay at home, physical distancing, psbb, segala macem, mereka tetep keukeuh sekolah. Warga ngga tau diri emang.
Mereka sih ga takut ya, soalnya ada gosip yang beredar kalo virus itu tuh memang produknya Eichi, ngga tau ya buat apaan. Tapi ketika Eichi telah bersabda, ya... kita bisa apa?
Ya pokoknya kalian baik-baikin aja si Eichi, jangan dijahatin. Daripada kalian yg kenapa-napa.
Balik ke cerita.
Biar tambah asoy ceritanya, saya sebagai budak hepiele sudah mempersiapkan murid pindahan yang bernama Anju atau yang lebih singkat yaitu tenkousei.
Anju adalah seorang yang ramah, baik hati, berbudi mulia, tidak sombong, giat menabung, rajin beribadah, suka membantu orang tua, dan suka membantu nenek-nenek menyebrang jalan. Idaman sekali bukan?
Mari kita simak hari pertama Anju menginjakkan kakinya di sekolah yang berada di tengah-tengah kecamatan absurd ini.
.
.
.
."Pagiku cerahku~"
"Matahari bersinar~"
"Kugendong tas merahku di pundak~"
Subaru yang kebetulan lewat memperhatikan dengan seksama anak tidak yang dikenalnya masuk ke dalam gerbang sekolah sambil bernyanyi plus jingkrak-jingkrak sampe kayang.
Tapi hal itu tidaklah Subaru hiraukan. Karena yang membuatnya terheran dari tadi adalah...
Anak itu memakai tas jinjing biru. Tapi kenapa nyanyi 'menggendong tas merah'?
Namun, dia bukanlah Subaru jika dia berpikiran panjang. Maka dari itu Subaru kembali menghalau pikirannya utu dan melanjutkan kebiasaannya di pagi hari. Ya, minta duit.
"Mbak yang disana!" Panggil subaru.
Anak yang sudah saya beritahu kalo namanya Anju itu tadi menoleh. "Saya?"
"Iya lah, mbak-mbak disini kan cuma mbak." Kata Subaru yang sudah tidak sabar untuk ngamen.
Anju terlihat kebingungan, lalu kembali bertanya "Bukannya ini sekolah khusus putri ya? Kok cuma saya yang mbak-mbak?"
Subaru bingung, "sejak kapan sekolah ini jadi sekolah khusus putri? Ini kan sekolah khusus putra."
"Haha, jangan bercanda kamu—"
"Suwer tapi."
Anju mulai panik, masa sih dia salah alamat?
Anju mulai mengotak-ngatik handphone-nya, seperti kebingungan mencari informasi.
Selamat, anda diterima masuk ke sekolah Yumenosaki Gaoka.
Setelah memeriksa pengumuman online di dalam hp-nya, Anju mulai mendongak. Memastikan tulisan yang termpampang di gapura sekolah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kecamatan Enstars
FanfictionPola Hidup masyarakat di Kecamatan Ensemble Stars Udah sih, isinya itu doang (dosa karena menghujat karakter ditanggung pembaca)