Di hamparan putih yang menutupi semua yang ada di sekitar Yama, Jinka menunjuk ke arah Maya berada. Dalam hujan salju yang deras, Yama melihat yang ditunjuk Jinka.
"Maya mengalami puncak kesedihan sehingga menciptakan musim dingin ini. Kita berdua yang bisa menghentikannya." Jinka menoleh dengan wajah yang sangat serius. "Izinkan aku merasuki tubuhmu. Aku hanya bisa membantumu untuk mendekatinya. Tutuplah matamu sekarang juga!"
Atas pinta Jinka, Yama mengangguk mantap. Yama memejamkan mata dan merasakan Jinka yang merasuk ke tubuhnya.
Dengan cepat, Jinka menyatukan dirinya pada Yama. Ia membuka mata, langsung melompat tinggi ke udara. Berteleportasi menuju ke tempat Maya.
***
Di aliran angin yang bercampur dengan salju yang berputar-putar di atas gedung pencakar langit, Maya melayang dalam keadaan yang hampa. Kepalanya tertunduk. Cairan bening terus tumpah dari pelupuk matanya.
Hatinya berguncang hebat karena hinaan Eva. Ia sangat sedih sekaligus marah, hingga tanpa sadar memancarkan Mana yang sangat besar ke seluruh Osaka, dan kini hampir menutupi seluruh Jepang.
Beberapa meter dari jaraknya kini, terlihat Mika yang juga melayang bersama roh seorang laki-laki yang berpakaian aneh. Laki-laki yang berambut biru yang sewarna dengan matanya.
Hasegawa Aotoya, nama lengkap laki-laki berambut biru itu. Ia dipanggil Mika untuk mengatasi musim dingin ini.
"Aku tidak bisa melakukannya, Mika," kata Aotoya yang bersidekap dada dengan sikap yang tenang.
"Kenapa, Toya?" tanya Mika yang memanggil Aotoya dengan sebutan Toya.
"Dia kekasih sahabatku, Akaigatsuki Maya, yang terkenal sangat ditakuti di Nara karena pernah menciptakan musim dingin yang tiba-tiba di musim panas pada saat orang tuanya terbunuh."
"A ... Akaigatsuki Maya ... dia yang diceritakan Ibuku. Ternyata dia masih hidup sampai sekarang."
"Ya. Seseorang telah membangunkannya dari tidur panjangnya. Dia sangat mirip dengan sahabatku."
Mika penasaran dengan 'dia' yang dimaksud Aotoya. Ia ingin menyerang Maya tapi niatnya itu dibatalkan Aotoya karena Aotoya juga mengenal Maya.
Di antara hujan salju yang semakin ganas, Mika melihat cahaya ungu yang terbang mendekati Maya yang dibalut dengan bola merah berlambang bulan merah. Maya menyadari kedatangan cahaya ungu itu, tangisannya pun berhenti.
"Maya." cahaya ungu itu berubah wujud menjadi sosok laki-laki yang berpakaian menyerupai penyihir. Ia adalah Jinka yang meminjam tubuh Yama.
Maya terkesiap. Ia merasa senang karena bisa bertemu dengan Jinka lagi, kekasih lamanya yang kini dilupakannya.
Jinka berhasil menembus pertahanan bola merah yang melindungi Maya. Ia langsung memeluk Maya dengan erat.
Kalung permata merah bercahaya redup seiring Maya kembali menangis dalam pelukan Jinka. Ia membalas pelukan Jinka.
Di dalam bola merah itu, mereka berpelukan cukup lama. Hati Maya yang merindukan Jinka, pada akhirnya terobati karena kedatangan Jinka yang berwujud tubuh Yama.
Mika dan Aotoya menyaksikan semua itu dengan jelas. Mika yang kaget setengah mati, menyadari sesuatu yang ganjil.
"Hei, itu 'kan Yama El Gardner!" tunjuk Mika.
"Memang tubuhnya Yama El Gardner, tapi wujudnya sekarang Fujiyaka Jinka yang meminjam tubuh Yama. Mereka berdua memang mirip, tapi berbeda," jelas Aotoya.
"Oh. Aku mengerti."
Mika menurunkan tangannya. Ia terdiam saat menyaksikan dari kejauhan, Jinka dan Maya yang saling menatap sembari melonggarkan pelukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Guardians Tale Golden Age (Sudah Terbit)
FantasyDiterbitkan oleh Ao Publisher. Yama El-Gardner, menemukan sebuah buku misterius saat mengunjungi kuil Kofukuji. Ia pun membawa pulang buku misterius itu ke rumahnya. Saat, ia membuka buku tersebut, tiba-tiba muncul seorang gadis tunawicara yang kelu...