11. Rahasia klan Akaigatsuki

0 0 0
                                    

Maya tersenyum saat membaca buku hitam berlambang bulan merah. Halaman demi halaman dibukanya secara perlahan-lahan. Tulisan berwarna merah, yang merupakan darah Jinka menempel dan menjadi kenangan yang terindah di masa lalunya.

Kini ia sudah melupakan cinta lamanya. Di hatinya telah terisi sosok yang menyerupai Jinka, Yama El Gardner.

Ia sudah menikah dengan Yama. Lalu ia hamil sembilan bulan. Tinggal menunggu kelahiran itu tiba.

Senyuman terpatri di wajah cantik itu ketika menemukan halaman yang berisi tentang cerita pernikahannya dengan Yama. Berbagai foto ditempelkan di halaman-halaman itu dengan menggunakan lem, sebagai bukti dan kenangan yang tidak pernah dilupakannya.

Aku sudah menjadi istri Yama El Gardner. Tidak lama lagi, aku juga menjadi Ibu dari anak Yama yang kini kukandung ini. Anakku, Okasan tidak sabar menunggu kelahiranmu, batin Maya.

Ia memegang perutnya yang sudah membesar seperti gunung. Berharap bisa melahirkan anak yang sehat dan tidak mengalami apa yang ia alami sekarang. Menginginkan kebahagiaan akan selalu menyertai kehidupan anaknya kelak.

Memandang lepas ke luar sana, Maya berdiri di dekat jendela yang terbentang luas. Pemandangan kota Tokyo terlihat jelas dari lantai tiga, sebuah apartemen kecil yang dihuninya bersama Yama.

Setelah menikah, Yama mengajak Maya pindah ke Tokyo atas permintaan Ibu. Yama juga kuliah di Universitas Tokyo, tempat Ibu mengajar. Ia diangkat sebagai asisten dosen yang biasanya akan menggantikan Ibu jika Ibu tidak hadir untuk mengajar.

Kehidupan mereka diwarnai dengan kebahagiaan. Ditambah kehadiran buah hati, menambah kebahagiaan itu menjadi berlipat ganda.

Tiba-tiba, pintu kamar terbuka. Sosok pria masuk dan menghampiri Maya.

"Maya."

Lamunan Maya buyar ketika mendengar suara pria itu. Senyuman lebar tertampil di wajah tampan pria yang menjadi sosok penting di hati Maya.

Tulisan bercahaya merah muncul di depan mata pria itu.

Yama. Kamu sudah pulang ya?

Maya menoleh. Yama langsung memegang kedua bahu Maya dengan erat.

"Ya, sayang," ucap Yama dengan nada yang lembut. "Aku sudah mengucapkan salam tapi tidak ada yang menjawab. Ya, aku langsung masuk saja ke kamar seperti pencuri. Aku pencuri hati yang siap menculikmu untuk membawamu pergi ke rumah sakit."

Maya tersenyum. Ia memeluk Yama. Yama membalas pelukannya.

"Hari ini kamu melahirkan. Sesuai apa yang dikatakan dokter, kita harus ke rumah sakit, Maya."

Mereka melepaskan pelukan lalu berpegangan tangan. Maya pun merasakan perutnya yang mulai terasa sakit. Wajahnya pucat pasi dan tidak bisa menahan gerakan bayi yang ingin keluar dari perutnya.

Yama panik. "Maya, kamu kenapa?"

Maya memukul bahu Yama dengan pelan. Mengisyaratkan untuk membawanya untuk ke rumah sakit sekarang juga. Yama tertawa lebar.

"Oh. Aku mengerti. Kamu akan melahirkan sekarang."

Maya mengangguk cepat. Wajahnya kusut, meringis kesakitan. Kemudian Yama bergegas menggendong Maya dengan gaya bridal dan berlari keluar rumah.

Dengan menggunakan mobil, mereka pergi ke rumah sakit.

***

Beberapa jam kemudian, tepat pada tanggal tiga belas bulan dua pukul tiga pagi, Maya melahirkan bayi perempuan kembar.

Yama yang menyaksikan proses kelahiran itu, menangis terharu. Di kedua tangannya kini, satu bayi digendongnya, sedangkan bayi yang lainnya dipeluk Maya..

The Guardians Tale Golden Age (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang