4. Ulang tahun

4 1 0
                                    

Kota Osaka adalah sebuah kota di wilayah Kansai, Jepang, ibu kota Prefektur Osaka. Merupakan kota berpenduduk terbesar nomor tiga di Jepang setelah Tokyo dan Yokohama.

Kota ini terletak di pulau Honshu, di mulut Sungai Yododi Teluk Osaka. Juga kota terbesar di kawasan Keihanshin sebagai pusat industri dan pelabuhan untuk daerah metropolitan Osaka-Kobe-Kyoto. Di sebelah timur, Osaka bertetangga dengan Kyoto dan Nara, dan di sebelah barat dengan kota Kobe.

Osaka juga disebut kota metropolis air yang dikenal dengan sungai-sungainya dan jumlah jembatan terbanyak di Jepang. Ada dua pusat kota di Osaka, yaitu Umeda di sebelah utara, dan Namba di sebelah selatan. Kedua pusat kota ini dihubungkan oleh jalan utama yang bernama Midosuji.

Kantor-kantor perdagangan, bank, dan konglomerat Jepang, biasanya di sekitar Jalan Midosuji. Jalan Midosuji dikenal dengan pemandangan daun-daun pohon ginkgo yang menguning di musim gugur.

Keindahan kota Osaka telah diperkenalkan Yama kepada Maya. Maya mengetahui banyak hal selama perjalanan ini. Yama berperan menjadi pemandu wisata yang mengetahui berbagai hal tentang sejarah-sejarah yang ada di Osaka, dan Maya mendengarkannya dengan baik.

Ketika malam tiba, mereka sudah pulang ke wilayah Keihanshin. Wilayah metropolitan berpenduduk terbesar nomor dua di Jepang, dan salah satu wilayah metropolitan terbesar di dunia dengan jumlah penduduk sekitar 18 juta orang, sekaligus wilayah metropolitan terbesar nomor dua di Jepang berdasarkan PDB dan wilayah metropolitan terbesar nomor tujuh di dunia.

Untung Akira tidak ada di rumah, sehingga Yama bisa membawa Maya yang tertidur pada saat perjalanan pulang, langsung ke kamar. Yama menggendong Maya dengan gaya bridal.

Sesampai di kamar, Yama membaringkan Maya dengan hati-hati di tempat tidur. Tidak lupa melepaskan sendal yang dipakai Maya lalu diletakkannya sendal itu di lantai. Kemudian ia menyelimuti Maya dengan kain berwarna merah muda yang diambilnya dari lemari.

Wajah tidur Maya yang sangat cantik, menarik Yama untuk memandangnya lama. Maya bagaikan putri tidur yang sedang menunggu pangeran untuk membangunkannya dari tidur panjang. Ia telah terbangun dan mendapatkan pangeran yang ia tunggu selama berabad-abad.

Kisah cinta yang berakhir tragis, mengingatkan Yama pada buku berlambang bulan merah itu. Kisah cinta Jinka dan Maya yang harus berakhir dengan derai mata dan darah yang bercucuran di sebuah tempat di Nara.

Kisah yang sangat menyentuh hati. Yama tidak pernah berhenti memikirkannya.

Maya, kasihan kamu. Orang tuamu juga dibunuh karena dianggap siluman yang membawa malapetaka. Kamu hidup sendirian sejak umurmu sepuluh tahun. Selama itu, kamu mengurus semuanya sendiri. Lalu kehidupanmu berubah menjadi lebih baik, setelah kedatangan Jinka.

Mata Yama berkaca-kaca. Ia menyentuh pipi Maya dan memberikan kecupan lembut di kening Maya. Setelah itu, ia berbisik pelan ke telinga Maya.

"Selamat malam, putri yang cantik."

Yama bergegas pergi meninggalkan kamar. Maya terbangun ketika Yama menutup pintu.

Hening.

Maya menyentuh keningnya yang barusan dicium Yama. Seketika mengukir senyum di wajahnya.

Yama, kamu semakin mirip saja dengan Jinka. Terima kasih karena kamu sudah membuatku senang hari ini, batin Maya.

Ia pun memejamkan mata lagi. Merapatkan badannya pada bantal guling yang dipeluknya. Memberikan kehangatan sejati hingga pagi hari berikutnya datang untuk membangunkannya.

***

Hari demi hari terus berjalan. Tanpa terasa liburan musim panas sudah selesai.

Yama kembali masuk ke sekolah seperti biasa dan disambut dengan senyuman Maya di pagi itu.

The Guardians Tale Golden Age (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang