#Selamat Membaca, Jangan lupa tinggalkan jejak kalian!!!Setelah mengantarkan Mamanya dengan selamat. Dan tanpa kekurangan satu hal apapun. Arum bergegas untuk segera kembali pulang. Pasalnya dia lelah sekali. Sesekali dia menyapa Dokter atau perawat yang lewat di sepanjang koridor Rumah sakit.
"Enggar!" panggil Arum saat melihat pemuda, yang Arum yakini mirip dengan Enggar, sedang menebus obat di Apotek Rumah sakit.
"Enggar" panggil Arum memastikan jika itu benar Enggar.
"Arum?" ucap Enggar cukup kaget.
"Lo ngapain di sini Nggar?"
"Lo sendiri ngapain di sini?" tanya balik Enggar.
"Lah nyokap gue tuh Dokter di sini"
"Iya kah? kok gue baru tau"
"Udah lama juga Nggar. Gue tuh anak Dokter" sombong Arum sambil tertawa.
"Songong seperti biasa, ciri khas IPA 1 banget ya?" goda Enggar.
Arum hanya tersenyum.
"Jadi lo ngapain di sini?" tanya Arum lagi.
Kemudian Enggar menjelaskan bahwa Mamanya sedang di rawat di Rumah sakit ini. Awalnya Arum berpikir jika Mamanya Enggar sakit biasa. Tapi ternyata setelah mendengar penjelasan Enggar, Mamanya terkena kanker rahim. Dan katanya sudah stadium empat. Jadi ini alasan kenapa Enggar saat di sekolah selalu tidur. Karena sudah hampir tiga bulan ini Mamanya di rawat, dan otomatis dia harus menjaganya sampai malam. Dia harus bergantian dengan Kakak perempuannya. Sementara Papanya sudah meninggal saat Enggar masih SMP.
"Lo kenapa ga cerita sama anak kelas?" tanya Arum sedih.
"Gue ga pengen ngrepotin mereka Rum, gue takut jadi beban buat mereka"
"Tapi kita kan keluarga Nggar! Gue yakin anak kelas bakalan kecewa pas tau kalau lo nyembunyiin ini sendiri. Ya walaupun saat lo cerita ke kita gue ga yakin masalah lo bisa selesai. Ya lo tau kan anak kelas gesrek semua. Setidaknya lo ga sakit sendirian. Lo cerita ya? Ya itu kalau lo nganggep kita keluarga!"
"Gue bakal cerita tapi ga sekarang"
"Kapanpun lo siap cerita ya? kita bakalan selalu ada buat lo"
"Thanks Rum, saran lo bener juga. Temen-temen bakalan kecewa kalau gue pendem ini sendirian. Rum, sekali lagi makasih. Lo udah mau nganggep gue keluarga"
"Sama-sama. Bukan cuma gue yang bisa nganggep lo seperti keluarga. Gue percaya anak kelas juga akan seperti itu"
***
Pintu kelas 11 IPA 1 terbuka menampakkan seorang pemuda tampan, tinggi, tegap. Dan seorang gadis berparas cantik. Kedatangan mereka di sambut ramah oleh mereka.
"Pagi semua!" sapa Mian. Pemuda tampan itu.
"Pagi" jawab seluruh siswa 11 IPA 1.
"Perkenalkan saya Mian Bagus Alfikri, dari kelas 11 IPS 3. Saya calon ketua OSIS SMA Nusantara nomor urut 1, dan di samping saya" Ucap Mian.
"Perkenalkan saya Jemima Kanaya Afseno. Saya dari kelas 11 IPA 2. Saya calon wakil ketua OSIS SMA Nusantara nomor urut 1" Ucap gadis itu dengan sopan.
Mereka berdua menyampaikan visi misinya dengan sangat panjang kali lebar. Yang membuat penghuni 11 IPA 1 mengantuk. Mereka beranggapan visi misi calon nomor urut 1 berbelit-belit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Generasi Micin Premium (TAMAT)
Fiksi RemajaBagi mereka kelas adalah rumah kedua, keluarga kedua. Ketika mereka bersama. Mereka seolah melupakan semua masalah. Mau besok ada gempa bumi sekalipun jika mereka bersama. Mereka akan tetap tertawa. Jika salah satu di antara mereka gila, mereka tida...