Jaehyun memandang sedih pada istrinya yang saat ini tengah tertidur setelah meminum obat. Wajahnya terlihat pucat dan semakin tirus. Tak ada lagi wajah merona dan pipi gembul yang sering ia cubit gemas. Hatinya terasa teriris melihat kondisi Yoona saat ini. Ada setitik penyesalan dalam benaknya saat mengingat kembali dampak dari pilihan yang ia ambil. Namun diatas semua itu melihat Yoona yang terus tersenyum dan tampak bahagia bersama janinnya, Jaehyun rasa pilihannya tidak sepenuhnya keliru.
Meskipun kebahagiaan yang mereka rasakan harus dibayar dengan kesakitan Yoona dan penderitaan Jaehyun yang harus menahan kesedihannya melihat keadaan Yoona. Ia sudah berjanji akan menjaga calon anak mereka apapun yang terjadi. Itulah janjinya pada sang istri tercinta, walau tidak menutup kemungkinan bahwa ia harus kehilangan Yoona. Hatinya kembali tersakiti saat mengingat betapa gigihnya Yoona mempertahankan anak mereka meskipun dengan sangat tegas Jaehyun dan keluarganya menentang hal tersebut.
.
.
.6 Month ago
"ANDWEE!!"
Yoona terus berteriak sambil melempar apapun benda yang dapat ia raih. Matanya memerah dengan air mata yang terus mengalir. Ia menatap tajam semua orang yang ada di ruang rawatnya.
"Kalian harus membunuhku terlebih dahulu sebelum membunuh anakku!" Tangannya melingkari perutnya bermaksud melindungi.
"IM YOONA!!"
Tuan Im berteriak marah mendengar ucapan Yoona. Ia sangat sangsi mendengar kalimat tersebut dengan mudahnya keluar dari bibir anak perempuan satu-satunya tersebut.
"WAE?!" Seolah lupa siapa yang tengah berbicara dengannya, Yoona kembali bersuara dengan intonasi tinggi, "Kenapa kalian tega sekali ingin membunuh anakku! Dia adalah cucumu appa. Dan dia darah dagingmu sendiri, Jung Jaehyun!" sentak Yoona menatap intimidasi pada sang suami. Ia sangat kecewa pada Jaehyun.
Tidak adakah yang mengerti bagaimana perasaannya. Ia hanya ingin sebuah kesempatan untuk bisa menjadi wanita yang sesungguhnya. Menjadi istri yang sempurna dan menjadi seorang ibu. Yoona ingin kesempatan untuk menggendong dan menyusui anaknya sendiri. Setidaknya ia tahu diri. Yoona tidak akan meminta untuk melihat tumbuh kembang anaknya - walaupun sangat ingin - karena ia tahu kondisi kesehatannya yang tidak memungkinkan.
Jaehyun mencoba meraih Yoona kedalam pelukannya. Meski Yoona terus memberontak, Jaehyun tetap mengeratkan pelukannya. Yoona yang sudah kelelahan hanya mampu memukul lemah dada Jaehyun.
"Wae? Wae?"racau Yoona, "Kenapa kau mau melakukannya? Kau sudah berjanji padaku, Jae-ya".
"Mianhae",Jaehyun mengecup berulang kali kening Yoona. "Ini semua demi kebaikanmu, Na-ya"
"Andwe!! Kau berbohong, Jae!"
Nyonya Im mendekat dan mengelus pelan rambut Yoona. Ia merasa terpukul melihat nasib anak perempuannya. "Kita harus melakukannya, Yoona-ya. Eomma tidak ingin kehilanganmu"
"Andwe, eomma. Andweee..." Yoona berteriak histeris. Ia bahkan menyentak pelukan Jaehyun dan mengatupkan kedua tangannya menutupi telinga. "Kenapa eomma bersikap seperti ini. Eomma seorang ibu seharusnya eomma mengerti perasaanku. Seharusnya kalian mengerti bahwa selama ini aku sangat menderita. Aku hanya ingin sebuah kebahagiaan di akhir sisa hidupku. Aku hanya ingin... Bayiku" lirihnya pedih.
Semua orang terpaku. Mereka tidak mampu bersuara. Kalimat-kalimat Yoona telah menohok batin mereka.
Jaemin yang sudah menangis kini makin terisak melihat kakak perempuannya. Ia tidak pernah menyangka jika hidup kakaknya akan serumit ini. Yoona adalah sosok yang baik dengan sikap lemah lembut dan sifat penyayangnya tapi kenapa Tuhan begitu tega memberikan cobaan berat ini pada sang kakak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story About Im Yoona
ContoJadi isinya tuh ada one shoot, two shoot dan three shoot. With my female bias IM YOONA, of course