Ini sequel dari novel Kaluna.
“Udah makan sayang?” sapa Rio pertama sekali, saat mendapati ceweknya, Raya, sedang berjalan menujunya.
Cewek kelas dua SMA itu tersenyum miring. Dengan langkah yang teratur, ia berjalan menuju Rio duduk. Dan tanpa permisi langsung duduk di atas pangkuan cowok itu.
Raya, gadis itu sudah terkenal dengan tingkah bad nya selama disekolah. Raya merupakan salah satu orang yang ditakuti di sekolah. Gadis itu terkenal sebagai tukang Bully. Belum lagi, ia adalah seorang playgirl.
Permasalahannya adalah, mantan-mantai Raya, tidak akan pernah di biarkan memiliki hidup tenang oleh gadis itu. Ada saja yang ia lakukan, agar mantan-mantannya tersiksa. Mulai dari membully perempuan yang dekat dengan mereka, mengancam mereka dengan beberapa kesalahan alias aib yang Raya dapat.
Walau begitu, tetap saja banyak orang yang ingin pacaran dengan gadis itu. Mereka menjadi termotivasi, ingin mengubah sifak gadis bengal itu, ya walaupun diakhir cerita, mereka menyesal, karna Raya selalu membuat mereka menderita.
Tidak ada yang bisa mereka lakukan, untuk menghentikan gadis itu. Karna sejak awal, Raya memang selalu memperingati para mantan-mantannya. Jika memang ingin lepas dari Raya, silahkan pergi dari Indonesia, maka Raya akan melepaskannya.
“Lo kok gak ngajak-ngajak ke kantinnya?” sungut Raya. Gadis itu sesekali mencemol bakso milik Rio.
“Tadi ada pelajaran olahraga sayang. Dari awal mulai, aku dikantin mulu” jawabnya menyesal.
Mengangguk mengerti, Raya menarik minuman laki-laki itu. Dan tanpa sungkan sedikitpun, ia menghabiskan minuman Rio.
Rio tersenyum melihat tingkah Raya. Hatinya sedikit berbunga-bunga saat tau bahwa Raya tidak merasa jijik sedikitpun, walau minuman yang diminum gadis itu sudah terlebih dahulu ia minum.
Raya menepuk bahu Rio pelan, gadis itu menyandarkan tubuhnya. Matanya melihat sekeliling, mencari kesenangan seperti biasanya.
Kening gadis itu berkerut, saat melihat seseorang di dekat pintu masuk ke kantin.
“Gue mau kesana. Lo disini” perintah Raya kepada Rio, yang kini menatapnya dengan bingung.
Raya beranjak dari atas pangkuan Rio. Gadis itu segera mengejar seseorang yang ia lihat.
Tanpa babibu, Raya menarik rambut orang itu kuat. Menyeret gadis itu masuk kedalam toilet wanita.
Rintihan sakit dari gadis itu sama sekali tidak membuat Raya berhenti. Ia malah semakin kencang menariknya, saat gadis itu ingin berontak.
Mengunci pintu kamar mandi dengan salah satu tangannya yang bebas, Raya langsung melempar gadis itu kesudut ruangan.
Tersenyum dengan mata memajam, Raya berjalan mendekat kearah gadis itu.
“Kacung, lo ngapain dekat-dekat sama Amar? Lo yang terlalu berani atau lo emang bodoh?” tanya gadis itu tajam.
Nona, gadis yang baru Raya tarik itu, menatap Raya dengan sengit. Tatanan rambutnya kini berantakan akibat jambakan Raya. Belum lagi nyeri pada kepalanya yang masih berbekas.
“Eh, lo itu Cuma mantan Amar. Lo udah enggak berhak lagi buat ngatur hidup dia” sengit Nona berang.Raya tertawa terbahak-bahak. Sungguh berani gadis ini, pikirnya.
“Lo emang udah bosen hidup ya?” Raya memiringkan kepalanya. “Atau lo masih belum tau sepak tarjang gue bagaimana?” dingin, nada yang Raya lontarkan.
Berdecak, Raya beranjak dari tempatnya menuju sudut ruangan lain. Diraihnya gagang sapu pembersih kamar mandi.
Tanpa kesusahan sedikitpun, Raya mematahkan sapu itu, bermaksud hanya ingin mengambil gagangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZAB (DREAME)
Teen FictionFOLLOW DULU, BARU BACA. JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENTNYA. CERITA MASIH COMPLATED Cerita dari novel Kaluna. Boleh dibaca terpisah. Raya itu tipe bad girl yang selalu menjadi pembully. Papanya, Afka selalu mengajarkan bahwa ia tidak boleh lembek. Namu...