MM10

1K 54 0
                                    

Suara jejak kaki memecahkan keheningan didalam ruangan gelap tersebut.

Seseorang yang sudah pasrah dengan kehidupannya hanya bisa terdiam ketika sebuah cambukan menyebat punggung belakang nya.

Sakit, itu yang dia rasakan. Bercak cambukan seolah-olah bertanda bahwa ini akhir hidupnya.

Darah segar keluar secara perlahan dari bekas cambukan itu.

Sedangkan orang yang sedang mencambuk tertawa dengan begitu keras, mengisi suara terhadap ruangan tersebut. Terdengar mengerikan.

"Hei, alpha yang terhormat, dimana luna mu? Apa dia terdiam dipack mu? Apa dia melarikan diri dari mu? Atau dia sudah diterkam oleh para rogue?" Terdengar suara ejekan yang begitu jelas ditelinga verros.

Verros tidak tahu harus berbuat apa ketika sibiadab itu berbicara dengannya.

Verros tidak bisa melakukan apapun, tubuh nya lemas, tubuhnya dipenuhi dengan luka.

Bruk

"Dasar lemah, bahkan untuk menjawab pertanyaan ku saja kau tidak bisa" ucapnya lagi.

"Kau, a-akan ku balas per-buatan mu, Liam" jawab verros yang sudah tak kuat lagi menahan sakit dipunggung nya.

Sedangkan, seseorang yang bernama Liam itu hanya menunjukkan smirk nya dan hanya melihat bagaimana sang Alpha akan bertahan.

Clek

Suara pintu berwarna hitam itu terbuka, menampilkan seorang wanita berpakaian warna hitam dengan pedang dipinggulnya.

"Verros, apa kau baik-baik saja sayang?"

***
Setelah beberapa menit untuk menenangkan diri, krystal kembali bangkit dengan beberapa luka dipipi dan dilengannya.

"Luna, apakah kita akan melanjutkan perjalanan?" Tanya salah satu warrior dan krystal hanya mengangguk lemah.

"Kita sudah hampir sampai, ayolah, aku membutuhkan kalian untuk menjemput alpha" ujar sang Luna untuk mengkuatkan para pengikut nya.

"Apa kalian melihat burung tadi? Yang membawa kita kesini" tanya krystal lagi.

"Seperti dia pergi ke arah timur luna"

"Baiklah, ayo kita kesana"

***

Seseorang yang melihat tingkah krystal hanya tersenyum, tersenyum karna krystal dengan menjemput kematiannya.

"Dasar luna yang bodoh, kau tidak berfikir panjang krystal, seharusnya kau pulang saja" ujar wanita itu sambil tersenyum penuh kemenangan.

***

Rumah tua yang gelap itu seakan-akan menambahkan hawa ghaibnya.

Verros yang merasa namanya disebut langsung mendongakan kepalanya dengan penuh tenaga dan mengerutkan keningnya.

Wanita itu berjalan kearah verros lalu berjongkok sambil mengelus lembut rahang tegas milik verros.

Sedangkan verros hanya bisa diam, dan berharap bantuan.

"Hey, kau! Apa kau ingin bernasib sama seperti lelaki bodoh ini?!" Ucap liam.

"Rogue bunuh mereka semua" satu kalimat dan semuanya mengikuti arahan.

Para rogue itu saling menyerang satu sama lain. Sampai-sampai liam kewalahan mengatasinya, Liam memutuskan untuk kabur dari rumah tua itu dan meninggalkan Rogue itu semua.

"Lihat aja, kau akan mati verros!" Teriak liam lalu meninggalkan.

"Verros, ayo ikut aku, biarkan saja liam mengancammu, aku akan melindungi mu, biarkan saja para rogue itu saling membunuh, aku tak mau kau tambah terluka sayang" wanita itu menuntun verros dengan kereta kuda yang dibawanya.

"Tapi, aku fikir krystal akan datang" ucap verros dengan susah payah.

"Krystal? Dia dan pasukannya sudah mati diterkam oleh para rogue" verros hanya diam tak menanggapi.

Setelah kepergian verros, wendy dan liam, rumah itu hancur berantakan karna ulah rogue, tapi, siapa peduli? Toh, rumah itu sudah tak digunakan lagi.

***

Disisi lain, krystal dan pasukannya terus berjalan kearah timur.

"Luna,kita sudah sampai"

Krystal mendongak kan kepalanya kearah depan, sambil tersenyum senang melihat rumah yang dirasanya sudah tak berpenghuni lagi.

"Luna, kau tunggu sini, biar saya yang mengecek rumah itu" ucap Beta lalu pergi kearah rumah itu.

"Hati-hati"

Setelah beberapa menit krystal dan beberapa warrior masih setia menunggu beta yang sedang mengecek rumah itu.

Beta berlari dengan nafas yang memburu, dan wajah yang sedikit pucat.

"Luna, alpha tidak ada"

Mendengar perkataan Beta, semuanya terkejut, Apa sang Alpha sudah tiada? Atau mereka salah rumah?

Krystal terduduk lemas, membayangkan perjuangan nya memasuki hutan terlarang ini.

Suara isakan mulai terdengar dari mulut krystal, para warrior hanya diam tak berkutik.

"Apa kau mencari seorang alpha nyonya manis?"

Seseorang berpakaian serba hitam dan berada didepan krystal membuat krystal melihat kearahnya.

Pria itu berjalan mendekati krystal sambil memasukkan tangannya ke kantong celananya.

"Kau! Ku peringatkan jangan mendekat" ucap krystal dengan suara seraknya dan mengeluarkan pedangnya.

"Wow, tenanglah, aku tidak berbahaya, aku hanya ingin memberi tahu kepada mu nyonya, alpha mu sudah dibawa oleh gadis lain, sepertinya gadis itu sangat menyayangi nya" ucap liam lalu pergi meninggalkan semua nya.

Tess

1 butir air mata lolos dari kantung mata krystal.

•••••
Hai hai hai
Maaf ya kalok feelnya kurang dapet, Maaf juga kalau kagak nyambung
Jangan lupa tinggalkan jejak ya
Maaf juga, ni cerita makin lama makin ga nyambung ya?:v

Ninggalin jejaknya mudah kok, tinggal
tekan gambar bintang disudut bawah kiri.

Mau lanjut atau berhenti?

See you ^.^💕

My Mate (Slow Up)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang