16. Dinner

18.4K 2K 1.3K
                                    

SEINGAT Jeno, setelah kedua orangtuanya bercerai dan hak asuh dia ada ditangan ayahnya, setiap kali mereka makan, meja makan itu selalu sepi, hening hanya ada suara dari sendok yang beradu sama piring

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SEINGAT Jeno, setelah kedua orangtuanya bercerai dan hak asuh dia ada ditangan ayahnya, setiap kali mereka makan, meja makan itu selalu sepi, hening hanya ada suara dari sendok yang beradu sama piring. Ayahnya gak terlalu suka sama keributan saat lagi makan, tapi malam ini suasananya kerasa berbeda, ada Jaemin yang dari tadi ngoceh tentang banyak hal yang tumben ditanggapi sama ayah mereka.

Jeno memperhatikan mereka yang lagi ngobrol seru tentang bola, sesekali dia menyuap makanannya. Bukannya engga mau gabung, dia cuma pengen ngasih waktu buat adiknya yang pasti kangen sama ayah mereka. Dua tahun itu bukan waktu yang sedikit, itu jelas lama buat sepasang anak dan ayah yang harus terpaksa engga ketemu.

"—bang! Bang Jeno!"

Jeno terperanjat denger teriakan Jaemin, dia mengerjap menatap mereka yang juga lagi natap dia. "Eh iya apa?"

"Dari tadi dipanggil sama Papa gak nyahut-nyahut, ngelamun mulu lo."

Ah masa sih dia ngelamun?

Mendengus kasar, dia ngelirik bokapnya yang juga lagi ngelirik dia sambil fokus makan.

"Papa denger kamu punya pacar."

Shit! Tau darimana ini orang tua?!

"HAH? YANG BENER PA?" Jaemin teriak, natap Jeno horor seolah-olah dia adalah alien. "Setelah berabad-abad lamanya, akhirnya bang Jeno punya pacar?! Yang bener ah, gak percaya!"

Jeno aja gak percaya, ya karena dia emang gak punya pacar, duh.

Berdehem, dia natap bokapnya yang terlihat penasaran sama kayak Jaemin yang juga sama penasarannya. "Tau dari mana?"

Pasti dari nyokapnya, tapi itu kayak mustahil. Lagian sejak kapan mereka berhubungan lagi?

"Tau aja."

Harusnya Jeno gak nanya. Berdecak pelan, dia minum air setelah dirasa perutnya kenyang. Pengennya langsung pergi dari sini, tapi bokapnya pasti masih pengen bicara, keliatan dari lelaki itu yang sekarang fokus natap dia sepenuhnya.

"Ajak pacar kamu kesini, Papa pengen liat."

"Eh apaan? Engga ah!" Jeno gak bermaksud buat teriak, tapi tetep aja dia teriak. Kaget woy! Masa dia harus minta tolong lagi sama Renjun? Meski bisa sih dia maksa tapi kalo Renjun nyampe diketahui sama bokapnya, urusannya bakal berabe, belum lagi Jaemin pasti kenal sama Renjun.

Bokapnya melotot, "ajak pacar kamu kesini atau Papa yang nyeret pacar kamu buat kesini?"

Oh shit!

"Pa—"

"Ajak aja kali bang," Jaemin menyela, adiknya itu tersenyum yang kelihatan sangat menyebalkan dimatanya, "gak bakal gue rebut ini."

Adek sialan!

Jeno mendengus, kalo udah gini dia gak bakal bisa berkata engga. Ancaman ayahnya gak pernah main-main, ngebayangin gimana ayahnya itu nyari tahu semua hal tentang Renjun terus beneran diseret kesini, duh, bisa kacau.

AnimalsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang