21. Terlepas

15.4K 1.9K 1.2K
                                    

"BANGSAT!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"BANGSAT!"

PRANG!

Renjun mengernyit saat lemari disamping mereka digebrak gitu aja sama Jeno yang berteriak marah. Dia tetap diam dan mertahanin wajah datarnya bahkan meski cowok yang ngungkung dirinya ditembok ini lagi marah, kedua tangan Jeno ada disamping wajahnya, wajah cowok itu seolah siap ngajak gelut sampe mati; wajah memerah, mata menajam, napas memburu, rahang mengeras.

Great, Jeno udah kayak banteng ngamuk.

Gak ada angin, gak ada hujan tiba-tiba aja Jeno datang ke markas mereka, narik badan Renjun yang lagi kumpul bareng temen-temennya. Itu jam istirahat ke dua dan Jeno nyeret dia disepanjang koridor dengan muka yang siap ngajak gelud, bikin orang-orang refleks mundur. Renjun tentu aja berontak, ngumpatin cowok yang udah narik dia seenaknya sampe pergelangan tangannya terasa perih, tapi Jeno malah gak peduli sedikitpun dan tetep nyeret dia ke ruang penyimpanan peralatan olahraga, ruangan dimana dulu saat Jeno maksa masukin vibrator ke lubangnya.

"Hanya karena gue gak minta lo buat jadi pacar gue, itu gak berarti lo bisa pacaran sama orang lain seenaknya." Jeno berdesis, kedua alis menukik. "Apalagi sama cewek berpenyakitan."

Renjun pejamin mata, menghela napas panjang. Sial, Jeno tau sesuatu tentang Shuhua.

"Itu hak gue, Jeno." Mata Renjun terbuka, dia tetap pertahanin wajah datarnya meski wajah mereka cuma berjarak beberapa senti, bahkan dia bisa ngerasain napas Jeno yang memburu bertabrakan sama napasnya yang tenang.

"Maka itu juga hak gue buat ngelarang."

"Lawak! Lo siapa gue sih? Temen bukan, pacar juga bukan."

Jeno menyeringai, cowok itu nyelipin helaian rambut Renjun kebelakang telinganya, "gue masih majikan lo sayang, lo masih peliharaan gue. Dan gue masih punya hak atas diri lo."

"Inget perjanjiannya." Renjun berdesis tajam.

Perjanjian kalo Jeno gak bakal ngusik masalah percintaannya, harusnya Jeno inget karena itu satu-satunya hal yang Renjun minta.

"Persetan sama perjanjian! Selama lo jadi peliharaan gue, itu artinya lo milik gue dan gue gak suka berbagi."

Tapi bajingan tetaplah bajingan. Renjun berdesis, dia ngedorong dada Jeno supaya menjauh, wajah itu gak baik buat kesehatan jantungnya. "Gue masih milik diri gue sendiri, Jeno. Gue bukan milik siapa-siapa meski itu elo sekalipun. Hanya karena gue jadi peliharaan terpaksa lo bukan berarti lo bisa ngelakuin apapun atas diri gue." Renjun mendesahkan napas panjang, dia natap Jeno didepannya dengan sorot lelah.

Berurusan sama Jeno bikin Renjun lelah. Dia gak bisa kalo harus terus terperangkap sama cowok ini. Hidup Renjun semakin kacau semenjak dia sering berurusan sama Jeno.

"Gue muak Jen, berurusan sama lo bikin gue muak, capek. Gue pengen lepas dari lo, sekarang terserah lo mau nyebarin video sialan itu, lo mau ngancem gue atau apapun itu, gue gak peduli. Lebih baik reputasi gue hancur daripada harus terus berurusan sama lo."

AnimalsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang