15. What If

25.4K 2.2K 1K
                                    

RENJUN meringis saat mencoba untuk mendudukkan dirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

RENJUN meringis saat mencoba untuk mendudukkan dirinya. Selangkangannya terasa perih belum lagi pinggang yang pegal luar biasa. Kedua mata menjelajah pada kamar yang terasa asing.

Ah, dia baru ingat kalau lagi ada di antah berantah yang tempatnya gak dia ketahui.

Dia hanya sendiri diranjang besar ini. Bau sperma dan bekas liur menuhin indera penciumannya. Ranjang terlihat berantakan dengan bekas sperma yang mengering.

Sial! Mereka bisa tidur pas menjelang pagi dan sekarang udah siang hari. Jeno emang gak terlalu kasar semalem tapi tetap aja rasanya sakit saat dia mencoba buat berdiri.

"Fuck?"

Renjun melotot waktu merasakan ada cairan yang keluar, mengalir dari lubangnya, dia nengok kebawah dan nemuin sperma Jeno yang turun membasahi paha dalam.

Sialan! Udah dia bilang pake kondom tapi itu setan tetap ngeyel, alhasil sekarang dia harus ngebersihin lubangnya dari sperma cowok bangsat itu.

Menghela napas kasar, Renjun berjalan dengan cara yang aneh; ngangkang dan pelan macam bebek, kearah lemari yang ada dikamar ini. Dia ngambil baju yang ada disana dan langsung dia pake, baju yang panjangnya sampe nutupin setengah paha. Renjun berdecak, badan Jeno emang kayak raksasa sampe baju aja segede gini dibadannya. Tanpa memakai bawahan, Renjun keluar kamar setelah membersihkan sekitaran selangkangannya dari sperma dengan tisu basah yang ada diatas nakas.

Dia turun dari tangga dengan hati-hati. Rumah ini terlihat besar tapi juga terasa sepi. Dia gak nemuin satupun orang disini. Hening dan cukup nyeremin.

"Jeno?"

Gak ada jawaban. Renjun mendengus waktu sadar udah bertingkah kayak orang gila saat berbicara sendiri diruang tv. Dia jalan tak tentu arah dan akhirnya bisa nemuin dapur; tempat yang pengen dia kunjungi.

Kulkas terisi penuh saat dia buka, yang otomatis bikin sebelah alisnya terangkat. Serius, ini rumah siapa sih? Rumah Jeno? Ya kali ah, dia tau letak rumah Jeno dimana. Dengan pikiran yang berkelana, dia mengambil botol air putih dan langsung menenggaknya.

"Renjun?" Sebuah suara berat yang manggil namanya bikin Renjun berbalik dan nemuin cowok tinggi, teman sekelasnya sekaligus salah satu komplotan Jeno.

"Guanlin?"

Cowok itu terkekeh, mengangguk lalu menyimpan kantung kresek putih pada meja makan dan menghampiri Renjun yang berdiri dibalik counter. Guanlin mendekat pada Renjun yang memegang botol, matanya langsung tersuguhi Renjun yang hanya make kaos hitam sebatas setengah paha, belum lagi kerah bajunya yang melorot menampilkan tulang selangka.

Guanlin semakin berjalan mendekat dan bau sperma langsung tercium dibadan Renjun. "Kok lo bisa ada disini?" Dia menatap Renjun menyeluruh yang ngomong-ngomong terlihat sangat seksi. "Ah Jeno?"

Renjun mengangguk, menyimpan botol kedalam kulkas kembali. Dia agak mundur karena jaraknya dengan Guanlin terlalu dekat, belum lagi dia harus mendongak karena tinggi Guanlin yang sangat sialan. Pinggangnya menyentuh sisi counter, dia bersedekap dada, Guanlin didepan terlihat menyeringai.

AnimalsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang