23. Sakit

16.3K 1.8K 751
                                    

SATU kata untuk segala kekacauan di hidupnya sekarang; BANGSAT

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SATU kata untuk segala kekacauan di hidupnya sekarang; BANGSAT

Bangsat, bangsat, bangsat!

Renjun mengerang, dia megang kepalanya yang kayak mau pecah, rasanya pusing lebih dari pusing, kepalanya udah kayak ditusuk-tusuk paku. Bukan cuma kepala sebenarnya, karena hatinya juga kayak ditusuk paku; sakit.

Matanya kerasa panas natap punggung mungil yang bergetar hebat disampingnya, disertai suara tangis yang lirih.

Dia udah ngelakuin hal bejat sama orang yang gak sepantasnya dapet perlakuan bajingan darinya. Orang yang seharusnya dia jaga, bukannya malah dia lecehin.

Ya Renjun abis ngelecehin seseorang.

Zhong Chenle, yang sekarang sedang nangis ngebelakangin dirinya.

"Le," tangannya terulur buat mendarat dibahu mungil yang masih bergetar, tapi gerakan Chenle yang menjauh panik bikin dia narik tangannya lagi, "gu-gue minta maaf."

Shit! Bahkan kata maaf aja gak cukup atas apa yang telah Renjun lakuin.

Beberapa menit lalu dia baru aja kebangun karena suara tangisan yang tersendat disampingnya. Pusing dikepalanya Renjun abaikan saat dia sadar badannya telanjang, bau sperma menguar disekelilingnya, belum lagi saat dia nyingkap selimut dan nemuin darah disana, Renjun tentu aja langsung panik ditengah kepalanya yang kayak mau pecah, dia ngeberondong Chenle dengan banyak pertanyaan dan puncaknya adalah saat adik kelasnya teriak.

"LO MERKOSA GUE, RENJUN!"

Dan sialnya Renjun gak inget apa-apa tentang kejadian semalam karena mabuknya yang berat.

"Pe-pergi."

Renjun menghela napas berat, Chenle masih munggungin dia, "gue gak ada maksud buat ngelakuin tindakan bajingan ke elo Le, gue gak inget apa-apa tentang kejadian semalam, itu semua diluar kendali gue. Beberapa masalah yang datang dihidup gue bikin gue kacau. Gue tau kata maaf gak cukup setelah semua yang gue lakuin ke elo, yang pasti nyakitin lo tapi gue beneran minta maaf dengan setulus hati." Tanpa sadar air mata udah ngalir dari matanya, Renjun langsung ngehapus air mata sialan itu dengan kasar, dia ngeremat selimut yang nutupin bagian bawah tubuhnya.

"Maaf Le, gue harus apa supaya lo maafin gue?"

Badan Chenle berhenti bergetar, terdengar usapan ingus sebelum badan mungil itu berbalik. Chenle terlihat kacau, kedua matanya merah dan sembab, bibirnya bengkak bahkan lecet, leher dan dadanya dipenuhi hasil karya Renjun; kissmark dan gigitan yang nimbulin luka.

Renjun meringis, pasti dia ngelampiasin semua amarah dan kesedihannya ke cowok polos ini.

"Lo tau apa yang bikin gue lebih dari sakit hati dari semua perlakuan bejat yang udah lo lakuin ke gue kak?"

Renjun gak kuat. Dia gak kuat harus natap kedua mata yang penuh luka itu, hatinya sakit. Dia nyoba ngambil tangan Chenle tapi langsung ditepis.

Chenle terkekeh miris, air matanya ngalir lagi, "selama lo ngelakuin tindakan bejat itu semalaman, bukan nama gue yang lo desahin," air mata dihapus kasar, Chenle menyeringai getir, "tapi nama Jeno. Lo ngedesahin nama dia disaat lo nyentuh gue."

AnimalsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang