03

1.2K 147 14
                                    

Gila.

Setelah kak Seungwoo bilang dimana alamat rumahnya, gue seketika terkesima dengan mewahnya kawasan perumahan elit ini.
Ini ciusan kak Seungwoo tinggal disini?

"Kak, ini perumahan elit loh. Ciusan rumah lo disini?" tanya gue sambil terus melajukan motor gue dengan kecepatan rendah.

"No 20" titahnya dan gue langsung nge rem mendadak gara gara ada kucing lewat di depan gue.

Untung ga ketabrak.

Hingga tiba tiba kedua tangan kak Seungwoo melingkar erat di pinggang gue. Bukan cuma itu, napas hangatnya ga juga mengenai ceruk leher gue.

Duh, gue merinding plus deg deg an.

"Maaf" katanya dan langsung melepaskan tangannya yang melingkar di pinggang gue.

"Maaf kak, gue nge rem dadakan. Soalnya ada kucing lewat tadi" jawab gue jujur dan langsung celingukan mencari rumah nomor 20.

Nah akhirnya ketemu juga. "Udah sampe nih. Gue bantuin yaa" kata gue kemudian memarkirkan motor gue di depan rumah kak Seungwoo dan bantuin dia buat jalan masuk ke dalam rumahnya.

Setelah sampe di depan pintu, gue mencoba buat mengetuk pintunya.

Satu kali, dua kali, dan sampe ketiga kalinya barulah pintu itu terbuka.

Seseorang berkulit tan yang membukanya. Wajahnya juga lumayan ganteng sih, tapi sayang, dia masih bocil. Seumuran sama Lami kek nya.

"Loh, abang" cowok itu ngelemparin iPad nya ke arah sofa dan langsung membantu kak Seungwoo buat berjalan masuk.

Dia menatap gue sebentar.

"Makasih ya kak, udah nganterin abang gue pulang" kata dia setelah mendudukkan kak Seungwoo ke atas sofa.

"Iya sama sama. Kebetulan gue ketemu abang lo di jalan" jawan gue sambil tersenyum ramah.

Gue terdiam kemudian melihat seluruh inci rumah ini. Rumah ini tidak begitu mewah sih, tapi gue suka gayanya.

Rumahnya didominasi oleh warna putih dan sebut aja kalo rumah ini tuh minimalis. Ada dua lantai juga yang tangganya terletak di sebelah dapur.

"Kalo gitu, gue pamit pulang ya. Udah malem" gue berpamitan.

Cowok yang merupakan adeknya Seungwoo tadi manggut manggut.

"Sekali lagi makasih ya kak" gue tersenyum sebagai jawabannya.

"Terimakasih sudah mengantar saya ya--" ucapan kak Seungwoo terhenti. Oh iya, dia bahkan belum tau nama gue.

"Panggil aja Jiji" sambar gue.

Dan lagi lagi kak Seungwoo tersenyum. Meleleh nih gue astagaa..

"Makasih ya Jiji. Saya harap, kita bisa bertemu lagi"

Gue cuma membalasnya dengan senyuman, meskipun kak Seungwoo ga bisa liat, tapi adeknya yang mewakili. Dan adeknya itu segera mengantar gue sampe depan gerbang.

"Han, tunggu dulu!" Seungwoo menghentikan adeknya yang dia panggil Han itu.

Bukannya Han itu marga mereka, ya?

"Kalo bisa lo anterin si Jiji pulang! Lo naik gojek aja ntar pulangnya. Kasian kalo dia pulang sendiri, udah malem soalnya" gue dengan cepat menggeleng ke arah si Han.

"Okedeh bang. Ayo kak, gue anter"

-

"Makasih, ya, udah nganterin gue. Btw nama lo sapa?" tanya gue sambil mengulurkan tangan.

[✔] light ; han seungwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang