2

9 2 0
                                    

Pagi ini gue bangun dengan rasa pusing  yang masih melekat di kepala mungkin karena efek alkohol yang gue minum semalem.

Gue pun memaksakan tubuh, untuk segera bangun dan melaksanakan ritual pagi di kamar mandi.  Setelah selesai semua ritual, gue keluar kamar dan bergegas pergi untuk menyelesaikan  beberapa urusan.

Seperti  biasa gue selalu pergi menggunakan motor kesayangan yang gue beli dari hasil kerja di tempat mami thrisa selama satu bulan. Butuh waktu sekitar satu jam untuk sampai di tujuan gue. 

"maa,  yahh natha kangen sama kalian. Natha capek sama keadaan natha yang  sekarang". Ungkapku sambil tersedu-sedu di tengah makam mama dan ayahku.

Hari ini adalah tepat hari ulang tahun gue yang ke delapan belas tahun,  gak ada yang sepesial memang dari dulu.  Gak ada kue ultah yang lucu,  lilin yang menyala  dan tepuk  meriah dari orang-orang. But ayah gue selalu berdoa hal yang sama setiap ultah gue.

Semoha nathania queenia manuela selalu dalam berkat tuhan yesus dan bisa menjadi manusia yang berguna untuk semua. Bahagia selalu untuk putri ayah. 

Hal itu yang selalu ayah ucapkan. Namun  sudah kali ke empatnya gue ngak dapet ucapan itu.  Ucapan yang terlihat bisa  memang namun ucapan  itu yang selalu gue nanti saat datang bulan kelahiran gue .  Karena gue tau ngak ada satupun hal sepesial yang bakal terjadi di hari ultah gue kecuali ucapan yang terus di ulang oleh ayah setiap tahunnya.

"maa, yahh sekarang natha udah delapan belas tahun dan natha udah empat tahun kerja di tempat mami thrisa.  Seperti harapan harapan ku sebelumnya ku harap kalian  mau memaklumi keadaan ku maa, yahh".

Selesai bertemu dengan orang tua gue,  gue tak langsung kembali  ke kost mami thrisa tapi gue memilih untuk sedikit berbelanja beberapa keperluan gue. Gue mampir di salah satu minimarket yang tak jauh dari pemakaman orang  tua gue.

Usai belanja gue pergi ke suatu tempat yang sudah satu tahun ini gue rajin banget  kunjungin.  Yaps seperti yang semalem gue bilang klo gue dapet uang bonus banyak gue bakal kasih jatah bulanan buat seseorang.

Dan seseorang  itu adalah ibu laila. Beliau adalah penjaga sekalis pemilik dan yang merawat anak yatim. 

"hai bu laila, ibu sedang apa ko tumben  ngelamun gitu" tanyaku yang mengagetkan lamunan  bu laila. 

"ehh nak natha ini loh nak,  ibuk sedang kepikiran  anak-anak". Jawabnya ramah. 

"memangnya kenapa bu ada yang bermasalah kah? " tanyaku terheran.

"tak apa nak,  ibu hanya bingung suatu saat yang bakal menjaga dan merawat mereka siapa kalu ibu tak ada" jawabnya parau. 

" Evrithing  will be ok bu laila, banyak orang yang peduli termasuk  saya" jawabku meyakinkan. 

Ia pun memeluku, berusaha menyalurkan energi kesedihannya. Namun pelukan itu harus terurai karna bunyi notif telfon dari dalam saku celanaku.
+628.......
Tanpa berpikir telfon  dari siapa, aku pun langsung mengangkat telfon.

"yaa halo dengan natha disini"

"hayy sayangg, bicaramu formal sekali. Aku merindukanmu, bisakah kau bermain  ke kantorku sekang jugaa". Suara dari sebrang membuatku sedikit tersenyum.

"ohh i am sory babe, aku sedang ada urusan jam ini bagaimana klo sore nanti aku akan datang". Jawabku

"baiklah sayang,  akan ku tunggu"

Tanpa pikir panjang aku langsung  pamit kepada bu laila dan memberikan  sedikt rezky untuk anak-anak yatim tersebut.

NATHA QWEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang