Pagi ini gue bangun dengan rasa pusing yang masih melekat di kepala mungkin karena efek alkohol yang gue minum semalem.
Gue pun memaksakan tubuh, untuk segera bangun dan melaksanakan ritual pagi di kamar mandi. Setelah selesai semua ritual, gue keluar kamar dan bergegas pergi untuk menyelesaikan beberapa urusan.
Seperti biasa gue selalu pergi menggunakan motor kesayangan yang gue beli dari hasil kerja di tempat mami thrisa selama satu bulan. Butuh waktu sekitar satu jam untuk sampai di tujuan gue.
"maa, yahh natha kangen sama kalian. Natha capek sama keadaan natha yang sekarang". Ungkapku sambil tersedu-sedu di tengah makam mama dan ayahku.
Hari ini adalah tepat hari ulang tahun gue yang ke delapan belas tahun, gak ada yang sepesial memang dari dulu. Gak ada kue ultah yang lucu, lilin yang menyala dan tepuk meriah dari orang-orang. But ayah gue selalu berdoa hal yang sama setiap ultah gue.
Semoha nathania queenia manuela selalu dalam berkat tuhan yesus dan bisa menjadi manusia yang berguna untuk semua. Bahagia selalu untuk putri ayah.
Hal itu yang selalu ayah ucapkan. Namun sudah kali ke empatnya gue ngak dapet ucapan itu. Ucapan yang terlihat bisa memang namun ucapan itu yang selalu gue nanti saat datang bulan kelahiran gue . Karena gue tau ngak ada satupun hal sepesial yang bakal terjadi di hari ultah gue kecuali ucapan yang terus di ulang oleh ayah setiap tahunnya.
"maa, yahh sekarang natha udah delapan belas tahun dan natha udah empat tahun kerja di tempat mami thrisa. Seperti harapan harapan ku sebelumnya ku harap kalian mau memaklumi keadaan ku maa, yahh".
Selesai bertemu dengan orang tua gue, gue tak langsung kembali ke kost mami thrisa tapi gue memilih untuk sedikit berbelanja beberapa keperluan gue. Gue mampir di salah satu minimarket yang tak jauh dari pemakaman orang tua gue.
Usai belanja gue pergi ke suatu tempat yang sudah satu tahun ini gue rajin banget kunjungin. Yaps seperti yang semalem gue bilang klo gue dapet uang bonus banyak gue bakal kasih jatah bulanan buat seseorang.
Dan seseorang itu adalah ibu laila. Beliau adalah penjaga sekalis pemilik dan yang merawat anak yatim.
"hai bu laila, ibu sedang apa ko tumben ngelamun gitu" tanyaku yang mengagetkan lamunan bu laila.
"ehh nak natha ini loh nak, ibuk sedang kepikiran anak-anak". Jawabnya ramah.
"memangnya kenapa bu ada yang bermasalah kah? " tanyaku terheran.
"tak apa nak, ibu hanya bingung suatu saat yang bakal menjaga dan merawat mereka siapa kalu ibu tak ada" jawabnya parau.
" Evrithing will be ok bu laila, banyak orang yang peduli termasuk saya" jawabku meyakinkan.
Ia pun memeluku, berusaha menyalurkan energi kesedihannya. Namun pelukan itu harus terurai karna bunyi notif telfon dari dalam saku celanaku.
+628.......
Tanpa berpikir telfon dari siapa, aku pun langsung mengangkat telfon."yaa halo dengan natha disini"
"hayy sayangg, bicaramu formal sekali. Aku merindukanmu, bisakah kau bermain ke kantorku sekang jugaa". Suara dari sebrang membuatku sedikit tersenyum.
"ohh i am sory babe, aku sedang ada urusan jam ini bagaimana klo sore nanti aku akan datang". Jawabku
"baiklah sayang, akan ku tunggu"
Tanpa pikir panjang aku langsung pamit kepada bu laila dan memberikan sedikt rezky untuk anak-anak yatim tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
NATHA QWEEN
Teen FictionNathania Queenie manuela adalah gadis cantik yang memiliki nasib malang. ia rela melupakan tuhannya untuk menjemput kebahagiannya yang ia inginkan CERITA 18+