3

5 2 0
                                    

Dalam perjalanan pulang gue menikmati perjalanan sambil merenungkan berbagi hal dan permasalahan hidup yang begitu menyedihkan.  Angin sepoi-sepoi dan warna oren senja menemani perjalanan gue. Sampai akhirnya gue berhenti di pinggir jalan, menghampiri abang-abang penjual nasi goreng kambing yang terkenal enak. Gue sengaja berhenti disini bukan sekedar untuk beli, tapi mengenang sebuah momen yang menjadikan gue jadi seperti natha yang sekarang.

Flashback

Hujan deras terus mengguyur kota, gue yang udah gak punya tempat berteduh merasa bingung harus mencari perlindungan diri, dari serangan air hujan. Jangankan rumah, pelukan untuk menghangatkan tubuh munggil gue pun gak ada. Gue cuman bisa terduduk sambil menangis di pinggiran toko-toko seperti ini. Sambil melihat semua keberuntungan yang orang-orang miliki.

Gue nangis sejadi-jadinya pengin mati aja, nyusul mama sama ayah biar kita bisa susah dan seneng bareng. Dan gue udah muak dengan ketidak adilan semesta pada diriku.

"hai gadis malang, ikut denganku, kamu akan menjadi apa yang kamu mau dan kamu akan memiliki semua yang kamu inginkan".  Kata wanita itu dengan nada sinis dan tanpa menatapku.

Dia pun berjalan menjauh dariku, aku yang tak berpikir panjang pun akhirnya mengikuti perintah wanita itu. Aku berjalan mengikuti wanita itu dan masuk kedalam mobil mewah miliknya. Dia adalah wanita yang sama sekali belum pernah aku kenal dan temui sebelumnya yang kini sudah gue anggap menjadi keluarga gue yap mami thrisa.

Dia berjanji akan merawat gue asal gue mau nuruti apa yang dia mau, termasuk bekerja sebagai wanita bayaran.

***
Kurang dari lima belas menit nasi goreng pesananku pun datang. Gue pun langsung melahap nasi goreng kambing itu dengan tenang.

Usai makan gue segera pulang. Cuaca begitu mendung dan gue mengumpat dalam hati gue sendiri karena gue gak bawa jas hujan takut-takut bakal turun ujan.
Sesampainya dirumah gue langsung mandi dan beristirahat sejenak. Karena hari ini hari sabtu jadi gue libur kerja, gue bisa libur hari sabtu dan selasa. Gue berpikiran pengin qualiti time buat diri gue sendiri itung-itung ngerayain hari jadi gue yang ke 18 tahun ini.

Dreeettt.. Dreeeettt... (suara hp berbunyi)

Suara telfon berhasil mengusik tidur nyenyak gue. Tanpa melihat layar gue langsung mengangkat telfon.
"haaaiii natttt, nanti kita kemu di bar yaa ada sesuatu yang perlu gue omongin nih".
"ok"

***

Pukul sepuluh malam gue udah siap dengan pakain sexy gue. Dan gue mau berangkat ke bar buat nepatin janji gue ke temen gue. Butuh waktu dua puluh menitan untuk gue sampe bar.

"nathaaaaaa" suara cempreng wanita itu mengintrupsi gue untuk mendekat ke arahnya.
"ada apa lo ngajak ketemu?" tanya gue ke siska.
Siska adalah salah satu pekerja di tempat mami thrisa juga.
"yaelahhh kaku amat, santay dulu aja kali. Nih minum dulu". Sambil menyodorkan minuman ke gue. Dan gue langsung meminumnya tanpa basa basi.
Tamaran lampu di bar suara musik yang kencang ngebuat gue relax. Seketika ada yang memeluk gue dari belakang dan menciumi pipi gue.

"katanya tadi mau ke kantor, ko malah kesini". Suara aldo menjawab pertanyaan di hati gue yang bertanya-tanya siapa yang memeluk gue.

Gue pun berbalik dan membalas cumbuan aldo dengan santay.
"sorry babe, tadi kan aku bilang sibuk". Jawabku

"aku merindukanmu sayang" katanya berbisik di telingaku.

Aku hanya tersenyum menyeringai menanggapi ucapan aldo si pria hidung belang yang usianya kuyakini masih kisaran 20an tahun.

"ehhhhh al, lo apa-apaan natha kesini buat gue yaa bukan buat lo" sinis siska melihat gue yang masih di dalam pelukan aldo.

"ehhh ada sayang siska sini bentar" kata aldo santai. Kemudian ia mengeluarkan uang di dalam sakunya .
"siska sayang jajan sendiri dulu yahh. Aldo pinjem natha bentar aja okeeeee cantikkk" rayunya kepada siska.

Akhirnya sisaka pun menerima uang dari aldo dan pergi meninggalkan gue sama aldo.

"nat, lo cantik banget dah malam ini" kata aldo sambil memainkan anak rambut gue dan kemudian memberikan segelas minuman ke gue.

"tik" suara gelas bertautan. Gue dan aldo pun sama-sama meminum.

Beberapa saat setelah gue minum gue ngerasa ada yang nggak beres, terlihat aldo pun merasakan apa yang gue rasakan. Gue langsung menarik tangan aldo untuk masuk kesalah satu ruangan di bar ini.

"Bangasssaaaaatttttttt.... Dooooo tolongin gueeee!! Aghrrr... "

"lyaaa sayangg"

Tanpa berpikir panjang gue dan aldo sama-sama memuaskan diri masing-masing dan udah gak peduli sama apapun. Minuman yang telah di beri obat perangsang itu sukses membuat gue dan aldo menjadi gila dan sama-sama brutalnya.

***

Pukul setengah satu siang gue terbangun dan udah di kamar gue sendiri. Gue sendiri gak tau siapa yang bawa gue pulang dan gak inget apapun kejadian setelah gue ngak sadar.
Seketika suara  pintu yang tiba-tiba terbuka menyadarkan lamunan gue.
"nat, lo di suruh ketemu mami sekarang"

Belum sempat ku jawab pintu sudah kembali di tutup dari luar. Selesai cuci muka gue langsung nemuin mami thrisa di ruanganya.

"nathaa ini uang hasil kerja kamu, dan ia juga ngasih kamu uang lebih". Kata mami thrisa to the point dan memberikan amplop tebal itu kepadaku.
Memang segala pekerjaan gue diatur sama mami thrisa dari jadwal, jam, uang dan dengan laki2 siapapun itu adalah urusan mami thrisa. 

Gue pun langsung menerima amplop dan ngucapin makasih ke mami thrisa. Baru selangkah gue berniat untuk keluar tiba-tiba mami thrisa memanggil gue.

"nat kamu ga inget kejadian apa-apa semalam?" tanya mami heran yang gak biasanya nanyain perihal gituan ke gue.
"inget mih, natha lagi di bar sama sisaka, trus aldo datang dan kita minum trus kita berakhir di ranjang dan udan itu doang" jawab gue sambil mengingat-ingat.
"aldo siapa nat?" tanya mami terheran-heran.
"aldo tuh temen natha mih di bar. Keliatanya si dia anak orang kaya, kita sering ketemu di bar cuman buat sekedar minum bareng dan bahkan lebih". Jawabku.
"ya sudah kamu boleu keluar"

NATHA QWEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang