4

0 0 0
                                    

Siang ini matahari begitu terik dan dengan angkuhnya menunjukan sinar nya yang begitu menyengat di tengah hari. Hari ini adalah jadwal gue buat nggunjungin para anak-anak di panti yang udah kayak adek gue sendiri. Memang jarang si gue dateng langsung ke panti dalam sebulan paling cuman sekali dua kali, selebihnya semua kebutuhan dan keprluan panti gue tf ke ibu panti.

Pukul setengah dua gue sampe di panti. Gue langsung parkir ke halaman, menggantikan posisi mobil yang barusan pergi saat gue baru sampe. Anak-anak yang kenal gue pun langsung menyapa dan gak sungkan buat peluk gue.

Ga tau kenapa kalo lagi di sini hati gue serasa hangat dan mempunyai kebahagiaan tersendiri. Dan di saat orang lain menganggap gue rendah dan murahan, tapi di sini gue di anggap seseorang yang penting bahkan bisa di bilang sangat berharga bagi mereka. Mereka yang selalu anggep gue orang baik, dan tentunya gue bisa ngerasaan kalo gue memiliki tempat tersendiri di hati mereka.

"kak natha, kakak kenapa jarang kesini?"

"kakak, minggu depan kita ada acara di puncak bogor kakak ikut yaa kak"

"betul, kak natha kan ngak pernah ikut kita sama sekali"

"plis kak ikut ya, pasti seru ko"

Baru beberapa saat gue duduk diantara mereka, gue sudah di serbu dengan pertanyaan dan permohonan dari mereka. Senang rasanya gue merasa diri gue berguna buat orang lain.

"iyaa besok kakak usahain yaa" jawabku singkat.

Gue langsung bergegas menemui ibu asih, beliau adalah orang yang mengurus panti ini. Terlihat ibu asih yang sedang membereskan beberapa keprluan anak-anak panti.

"hai bu, ibu abis belanja ni?" tanyaku.

"nggak nak natha, ini tadi ada yang berbagi rizky untuk ibu dan anak-anak" jawab bu asih dengan senyum bahagianya.

"bu, anak-anak bener mau ke puncak?" tanya lagi.

"iyaa tadi orang yang ngasih ini semua, meminta izin ke ibu buat ngajak mereka berlibur ke puncak. Tapi caman sehari semalem ko nak". Jawab bu asih.

"iyaaa udah deh bu, natha pamit pergi dulu. Ooiyaa ini buat uang buat saku anak-anak yaa bu, moga aja cukup" ucapku lembut.

"makasih ya nathaa, semoga rizkynya lancar selalu dan di mudahkan segalanya termasuk jodohnyaa" ungkap bu asih yang di akhri tawa kecilnya.

"ngomong apaan si bu, yaudah nataha pergi bu".

***

Malam ini gue ngelakuin rutinitas seperti biasa. Gue harus layanin para lelaki tajir pluss hidung belang. Selama gue kerja disini gue selalu pilih-pilih sama orang yang bakal gue garap. Tentunya yang pertama isi dompetnya.

Kamar 307 menjadi tampat kerja gue malam ini. Bersma pria mapan yang usaianya kira-kira 30an tahun, masih terlihat muda dan karismatik.

Gue selalu memberikan pelayanan penuh kepada client gue. Karna dari itu banyak lelaki yang ketagihan klo lagi main sama gue.

"saaaaayyyannggggg aghhhhhh......."

Desahan demi desahan terus terlontar hingga akhir permainan pun selesai. Pukul setengah dua pagi, gue udah selesai ngejalanin tugas.

"makasih babeee, you so sexy. Aku suka gaya kamu ahahaha" katanya dengan tawa garingnyaa.

"sama-sama sayang" jawabku sambil ku peluk pria itu dari belakang.

Pria yang berdiri di depan gue persis pun kembali membalikan badanya menghadap ke gue. Kami pun masih sama-sama telanjang tanpa sehelai pakaian.
Seketika ia langsung menyambar mulut sexyku dan melumat tanpa ampun. Tangan yang semula melingkar di pinggangku, kini bergrilia senyantuh setiap lekuk tubuhku. Aku pun menikamati dari setiap adegan ini.

NATHA QWEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang