Dalam perjalanan pulang dari mol gue bener bener sedih kecewa dan marah. Kenapa tuhan gue dulu buat gue ada dan terlahir kalau cuman mau jadiin gue bahan cacian orang yang menyedihkan.
Semesta mungkin sedang merasakan apa yang gue rasakan sekarang. Dalam perjalanan pulang ini gue di temani oleh rintik hujan di kota metropolitan ini.
" loooo semuaaaa anjinggg, loo semuaa bangsaaaattt, guee penci kaliaaannnn" teriak gue di sela hujan yang deras ini. Bak urat malu yang udah putus, gue tak menghiraukan dan tak malu di lihat sinis dan aneh oleh para pengendara sepeda motor lain yang melintas.
Malem ini gue purusin buat absen sama mami thrisa, setelah gue ngasih alesan yang berbau bau kebohongan akhirnya mama thrisa mengizinkan gue buat libur semalem. Gue mampor kesalah satu taman konta yang sering kali di tempati oleh muda-mudi untuk perpacaran. Malem semakin larut huja semakin reda, baju gue pun hampir kering sendiri karena kena angin.
Setelah menepikan motor kesayangan gue, akhirnyaa gue pun menghampiri abang-abang penjual ayam bakar dll.
Gue pun pesen makan, karena dari siang gue belum makan. Ahhhh gue gak mau inget masalah tadi siang.Tak menunggu waktu lama akhirnya pesenan gue pun dateng ke meja tempat gue duduk.
"silahkan mba".Baru beberapa suap gue makan tiba tiba kaki gue merasakan sesuatu yang lembut dan halus yang di gesek gesekan secara perlahan.
"astagaaa anjinggg, eh masudnya kucing lo. Mau apa si ganggu gue! Gue kan lagi malan". Sarkas gue yang bermonolog dengan seekor kucing. Yaa tentunya hanya di bahasan eongan oleh si empunyaa.Karena tak tega melihat kucing kurus kering itu akhirnya gue pesenin satu porsi ikan lele goreng tanpa lalapan dan sambel buat si kucing itu.
"nahh tuh makan, jangan ganggu gue. Nyusahin deh brisik".
"meeeoo meeeooo"
"iyaa sama sama kucingg kurus kering, makan no sama nasinyaa biar cepet gede". Kata gue bermonolog lagi dengan si kucing.Tanpa sadar ada sepasang mata yang memperhatikan gue, namun tak kuhiraukan. Gue lanjut makan ayam bakar yang udah gue pesen.
Setelah selesai makan adan bayar akhirnya gue pulang ke apartemen.
"dulu waktu gue masih belum bisa punya tempat nyaman kaya lo, gue ngimpi pengin punya lo. Tapi disaat gue udah punya lo malah gue ngak pernah tempatin lo. Jangan kan untuk tinggal lama, buat singgah aja jarang. Maaf yaa parttt guee jahad sama lo. Untung ada mbok tijah yang ngurusin lo" lagi lagi gue bermonolog dengan apartemen gue.
Plis jangan pernah anggap gue gila, gue cuman ngak ada temen ngobrol jadi beginilah gue. Yang suka ngomong sendiri, bermonolog ngak jelas.
" mbok tijahhhh, tolong buatin aku susu coklat hangat yaa mbok" kataku kepada mbok tijah yang sedang membreskan stok makanan di dapur
"baik mbaa"
Tak lama mbok tijah pun datang dengan segelas susu coklat di nampan.
"ini mbaa nathaa, dimunum dulu" mata mbok tijah dan gue sambut dengan senang hati.
"mbaa natha, tumben pulang?" kata mbok tijah heran.
"ga tau Mbok, lagi pengin pulang aja. Kangen si kapan ya mbok terakhir aku pulang ke sini? " tanyaku sambil menimng-nimng tangan ku di pelipis.
"tanggak 2 bulan kemaren mbaa, tandanya udah satu bulan lebih 8 hari. Mbok yo simbok di temenin disini mbaa, masa simbok disini sendirian kaya yang punya rumah aja".
"elah simbokk, biasanya juga sendiri teruss, besok kalo natha udah dapet suami batu deh natha bisa nemenin simbok, hahha" kataku
"ehh mbokk, ngak apa-apa kali simbok disini sendiri toh emang kita berdua di takdirkan buat sendiri" kataku melow
"mba natha kan masih muda, masih bisa cari suami. Lah simbokk? Ws tueek og" kata simbok sinis dan aku hanya balas dengan tawa.Semenjak aku membeli apartemen ini emang mbok tijah kurekrut buat ngurusin apartemen ini. Kebetulan juga beliau sudah tidak ada keluarga lagi suami dan anaknya meninggal saat ada bencana alam di tempat mbok tijah tinggal. Akhirnya beliau merantau ke jakarta dan bertemulah gue. Selama ini bi tijah selalu baik ke gue, ngerawat apartemen gue udah kaya punyanya sendiri pokoknya amanah bangettt.
"bi, natha mau mandi dulu deh sekalian tidur. Beson pagi aku mau dimasakin makan enak dan spesil yaa bi, bay" kataku sambil lari melewati ruang dapur dan bergegas ke kamar. Buat bersih-bersih dan tidur.
***
Matahari siang sukses menerobos jendela kaca kamar gue secara samar-samar.
Gue liat jam yang terpajang di dinding kamar gue yang langsung menghadap ke arah ranjang tempat tidur, pukul setengah sebelas. Gue langsung ngumpulin nyawa dengan cepat dan segera ke dapur karena perut yang keroncongan.
"bii, laperrrrrr" teriak gue sambil berjalan menghampiri bi tijah yang sedang menjemur pakaian.
"bentar mbak nat, tak siapin makannya dulu. Mbaa nat duduk sek yoo" kata bi ijahh
"emmn yo yo yo" kata gue niruin bi ijah sambil ngucek ngucek mata.Tiba tiba terdengar suara bel pintu yang berbunyi.
"tumben banget ada tamu" pikir gue dalam hati. Akhirnya gue bukain pintu, karenq bi tijah yang sedang sibuk nyiapin makanan."yaaa, cari siapa?" kata gue dengan nada serak khas orang bangun tidur.
"oohh maaf kalau saya mengganggu waktumu, saya hanya mau mengenalkan diri dan sekedar bersilaturahim dengan anda. Saya penghuni baru sebelah apartemen anda. Perkenalkan nama saya ibrahim farzan wijaya. Kamu bisa panggil saya ibrahim" crocos lelaki itu.
"emmm ya ya yaa gue nathaa" jawab gue singkat. "kenapa lo ketawa?" tanya gue heran.
"ngak papa mbak"
"Yaudah lo mau masuk, apa cabut?"
"saya langsung pamit saja mba, mau menyapa yang laiinya, emm ini ada kueh untuk mbaa nathaa" kata pria itu sopan.
" lo pikir gue mbak lo mba mbe mba mbe" kata gue sinis sambil narik kueh yang di pegang ibrahim dan langsung ku tutup pintu."mbokkkk mana makananku? " tanyaku kesal.
"lah itu sudah dimeja, tadi ada tamu mbak nat?" tanya mbok tijah heran
"gakkk, bukan hati kali. Aaahh tau ahh aku laper mau makan"Mbok tijah pun geleng-geleng melihat tingkahku. Emmm rasanya lama sekali tidak memakan masakan khas bi tijah yang super duper debes. Kali ini bi tijah masak makanan kesukaan ku yaitu sambel tahu, yam serundeng dan balado terong. Tanpa pikir panjang aku segera melahab semua hidangan yang tersedia di meja makan.
Usah makan dan bersih bersih sorenya aku langsung pergi ketempat kerja ketemu mami thesa.
"nat kamu nanti jam 9 nemenin salah satu clint kita, dia ada acara sama rekan pebisnisnya. Kalo bisa dandan kmu agak elegan dikit ya" kata mami thisa.
"yes mom"
Tanpa pikir panjang aku menuju ke mes dimana aku tinggal, aku dandan dan memilih pakain yang kiranya oas ku pakai. Kiranya 2 jam baru ku selesai berdandan. Dan ternyata lelaki yang ingin ku temani datang ke acara adalah om om kaeong. Sebenarnya aku cukup pemilih saat mami thisa menyodorkanku laki-laki, artinya mau seberapapun bayaranya kalo itu aki-aki jawabnku selalu not good."hai cantik, kmu sudah siap sayang" kata lelaki itu sambil merangkulku dari samping dan membukakanku pintu mobil belakang samping kiri.
"baik dong" kataku manja.
"emm om kita mau keacra apa si ini. Tumben banget biasanya juga dateng ke tempat privat eh ini ke tempat yang rame-rame" tanyaku basa basi.
"oo jadi kamu suka yang privat gitu Syang?" katanya sambil tertawa kecil.
"Emmmm gituu dehhh" jawabku
"kamu mau aku ajak ke acara peresmian cabang perusahaanku. Nanti kamu cukup temani aku ngobrol dengan rekan-rekan, intinya kamu cukup dampingi saya kemana saja aku pergi". Katanya sambil membelai pipiku.
"baikkk lahhh" kataku tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
NATHA QWEEN
Teen FictionNathania Queenie manuela adalah gadis cantik yang memiliki nasib malang. ia rela melupakan tuhannya untuk menjemput kebahagiannya yang ia inginkan CERITA 18+