Ini sebuah cerita di mana pasangan kekasih yang memiliki sifat bertolak belakang. Mungkin ini kisah yang umum dan klise, tapi kisah ini seakan-akan terbalik di mana posisi perasaan sang laki-laki dan perempuan. Ini kisah dari pasangan Arlo dan Khana, sepasang kekasih yang masih duduk di bangku perkuliahan. Sang laki-laki yang memiliki keluarga berada dan sang gadis memiliki kelurga yang mungkin dibilang kekurangan.
Arlo yang periang dan Khana yang cuek, Arlo yang manja dan Khana yang sabar, Arlo yang penyayang dan Khana yang bodo amat, Arlo yang selalu bisa intropeksi diri saat Khana hanya diam, Arlo yang keras kepala dan Khana yang tidak mau kalah, dan masih banyak lagi.
_
Ketukan yang berasal dari pintu ruang dosen membuyarkan orang yang berada di dalam. Seorang gadis dengan rambut sebahu lurus masuk ke dalam ruangan. Gadis itu menuju kearah di mana terdapat seorang dosen perempuan sedang duduk sambil memainkan laptopnya. Meja kayu yang berisi buku-buku dan terdapat papan nama di sana, papan yang bertulisan Elina dan gelarnya.
Khana berdiri di depan meja milik Bu Elina, sedikit berdehem untuk mengalihkan dosen tersebut dari laptop yang masih menyala.
"Ah, Khana."
Khana tersenyum kecil saat dosennya itu sudah mengetahui keberadaannya. Khana tidak mau membuang-buang waktu karena waktunya tidak untuk bersantai atau bermain.
"Saya ingin memberitahu ibu, bahwa saya mungkin akan telat membayar untuk semester ini." Ucap Khana tanpa ada basa basi terlebih dahulu.
Bu Elina hanya menatap Khana bingung, tapi rautnya berubah dengan senyum kecil. "Asalkan kamu membayarnya Khana, ibu akan berusaha berbicara untuk kamu."
Mendengar ucapan yang keluar dari bibir dosennya, Khana merasa senang hingga tersenyum. Khana mengucapkan terimakasih pada Bu Elina karena bisa membantunya untuk sekian kalinya.
"Saya sangat berterimakasih pada ibu, kalau begitu saya permisi terlebih dahulu." Khana sedikit membungkukan badannya dan pergi mininggalkan Bu Elina yang masih tersenyum kecil.
Cuaca hari ini memang mendung dan itu membuat gadis yang bernama Khana harus segera pergi dari area kampus menuju tempat kerjanya. Dengan langkah kaki yang dipercepat ia menghiraukan tatapan dari orang yang ia lalui. Ada tatapan kagum dan juga tatapan sirik, Khana bukanlah gadis primadona di kampus tapi bukan berarti ia tidaklah cantik. Sosoknya yang sederhana walau sikapnya yang terbilang cuek, bukan berarti ia tidak digemari dikalangan kaum pria. Sayang ia sudah memiliki kekasih dan itu membuat pengagum rahasianya pupus harapan.
Gadis itu mengikat rambut sebahunya menggunakan gelang karet yang ia temukan di dalam kantung cardigannya. Tidak peduli jika rambutnya akan kusut atau rusak, memang dasarnya rambut Khana memiliki tekstur yang halus dan lurus dan itu membuat gadis itu tidak repot-repot mengurus rambutnya. Dahi Khana berkerut saat kedua matanya menangkap manusia yang menurutnya menyebalkan menuju kearahnya dengan senyum lebar.
"Sayang, aku kangen!"
Khana menatap Arlo yang ada di depannya dengan jengah. Berhubungan hampir dua tahun dengan laki-laki itu membuat Khana sedikit merasa sabar dengan tingkah laku dari Arlo.
"Mau jalan ngga, besok kan libur." Ucap Arlo dengan riang.
"Ngga." Jawaban singkat dari Khana membuat senyum menawan dari Arlo hilang.
Arlo menenteng tasnya, ia mengikuti langkah sang kekasih. "Kenapa?" Ia tersenyum saat seseorang memberikan lambaian padanya.
"Aku sibuk!" Khana mempercepat langkahnya saat bulir-bulir air berjatuhan dari atas langit.
Setia mengikuti Khana, Arlo mencegat dan menghadang Khana. Perbuatan Arlo membuat Khana naik pitam.
"Kenapa kamu sibuk terus, aku bisa bantu kalau kamu mau." Arlo meraih tangan Khana lalu menggenggamnya erat. "Aku juga mau jalan bareng sama kamu. Please, aku baru ada waktu hari ini. Aku_"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanya kamu (Khana & Arlo)
Fiction généraleBersama Khana, berjuang untuk Khana, hanya untuk Khana. Arlo yang menyayangi dan mencintai Khana yang cuek dan tidak perduli dengannya. Arlo yang berjuang untuk mendapatkan cinta Khana. Walau hati kekasihnya itu sudah mendingin karena masa lalu. Ber...