Auris menghela nafas terus menerus membolak balikan buku bermapel matematika itu,Auris begitu benci mapel tersebut dan jahatnya mapel tersebut akan diujikan alias ulangan !. Tya temen sebangku Auris hanya terkekeh pelan saat tau temannya itu tersiksa dalam belajar materi yang akan menjadi bahan ulangan
"Napa sih? Suntuk banget?" Tanya Tya kepada Auris yang sudah merebahkan kepalanya di buku matematika itu berharap semua rumus yang ada di dalamnya bisa masuk sendiri ke otak Auris
"Bete Tya ! kenapa sih pake ulangan ada apa! Kamu taukan aku bego di matematika"sahut Auris. Tya hanya tersenyum dan menepuk bahu temannya
"Sini aku bantuin, mana yang nggak paham?" Auris mendengus sebal
Tiba tiba bu Ajeng selaku guru matematika kelas Auris masuk dan Auris sudah siap jadi bahan omelan Bu Ajeng jika nanti nilainya jelek
Bu Ajeng mulai meletakan buku nya "Jadi anak anak hari ini ulangan saya ditunda dahulu" Ucapan Bu Ajeng yang awalnya kelas hening menjadi ricuh bahagia karena tidak jadi ulangan. Itu juga berlaku bagi Auris dirinya tersenyum sangat lebar sedangkan Tya hanya tertawa kecil
"Tapi minggu depan kalian harus siap supaya saya tau batasan batasan serta kemampuan kalian, mengerti kalian?"
"mengerti bu !" jawab serentak kelas Auris
"Sekarang buka halaman 76!" Auris memutar bola matanya malas tapi setidaknya ia merasa senang Karena tidak jadi ulangan.
Bima memainkan jemarinya di ponselnya dengan tenang berbeda dengan tiga temannya yang sangat heboh,mereka berempat kini sedang memainkan game yang tengah digemari anak anak jaman sekarang.
"Terus Bim..maju maju!"teriak Omar menyemangati Bima yang masih bermain
"Yes !menang juga akhirnya"seru Omar sekali lagi, kelas sekarang sedang kosong dikarenakan Pak Dwi ijin tidak masuk akibat sakit. Hal ini membuat kelas Bima Nampak sangat ramai
"Bim pulang nongkrong yuk!"ajak Dika salah satu teman Bima, Bima merapikan rambutnya yang sempat berantakan itu
"Iya udah ngikut ajalah" saat sedang bermain game lagi ada perempuan mendekati Bima dan teman temanya, gadis itu membawa paper bag dan terlihat malu malu.
"Eh syantik nyari siapa?"Omar yang pertama kali sadar ada perempuan yang mendekatin mereka.
Perempuan itu tersenyum dan meletakan paper bagnya di depan Bima " Saya Laras kak, anak sebelas A mau ngasih kue yang saya buat untuk Kak Bima" merasa namanya disebut Bima mengalihkan tatapnya ke Laras dan menatap menilai pada paper bag yang diberikannya
"Wah baik banget kamu,Makasih ya Laras Bima pasti suka kok"Sahut Dika karena Bima tidak menanggapi Laras, Laras mengganggukan kepalanya dan berbalik keluar kelas. Bima bangkit dan mengejar Laras di Lorong
"Laras kan ?" Panggil Bima
Laras menoleh dan gugup saat Bima didepanya" Iya kak kenapa?"
Bima tersenyum membuat Laras semakin gugup" Laras terimakasih sebelumnya atas Kue kamu, tapi aku harap kamu nggak ngasih lagi yah"Laras mengerutkan dahinya tidak paham atas perkataan Bima
"Aku tau kok, kamu suka sama aku kan?" perkataan Bima membuat pipi Laras merah dan malu
Laras menganggukan kepalanya
"Maaf aku harus ngomong sekarang karena saat ini aku belum ada rencana untuk suka dengan orang atau menerima perasaan orang" Penjelasan Bima membuat Laras tau bahwa ia harus berhenti sebelum berjuang,Laras mencoba tersenyum walapun ia sakit
"iya kak,makasih udah membuat lebih jelas" setelahnya Laras berjalan meninggalkan Bima
Bima kembali kekelasnya dengan santai dan tanpa beban " Nolak lagi?" ucap Dika, ia paham betul bahwa temanya itu terlalu jujur serta cuek terhadap sekitarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Senior
Romance" Kamu suka sama saya?" Tanya Bima yang membuat Auris heran "Saya nggak suka kakak kok ! "Sahut Auris berani hal ini membuat Bima tersenyum manis "Kalo saya yang suka kamu ? " Pertanyaan itu membuat Auris melongo tak percaya bahkan kakak kelasnya it...