4

27 8 2
                                    

Farel memasuki kelas dengan mengeram kesal karena niatnya untuk berduaan dengan Auris diganggu oleh Bima.

"Napa sih?Ngeram ngeram mulu kaya cewek pms aja" sergah Alvin teman sebangku Farel.

"Ck!"decih Farel dan membuka hapenya memeriksa notifikasi dari sosial medianya lalu Farel membuka instagram dan mencari nama Auris.

Farel sebenarnya sudah mengamati Auris sejak gadis itu pindah, iya Farel tau rumah Auris karena mereka hanya berbeda 5 rumah aja alias mereka itu tetangga, Farel tertarik dengan Auris karena gadis it begitu cantik dan selalu tersenyum saat dirumah bersama laki laki yg usianya sedikit diatas Auris. Farel menduga mungkin itu kakak Auris namun Farel belum tau juga.

Mulai dari situ dirinya menjadi penasaran dan ingin dekat dengan gadis tersebut namun Farel tau dirinya yang agresif serta temparmental agak sulit mendekati gadis itu sedangkan Auris sendiri tipe yang tertutup walapun dirinya sering dicap image jelek tapi Farel tidak peduli. Oleh karenanya Farel membuat langkah yang besar untuk mendekati Auris namun gagal karena Bima !

Aku bakal deketin dia apapun caranya! Tekad Farel untuk mendekati gadis itu.

Bima duduk dibangkunya dengan senyuman yang masih nempel di bibirnya,Dika yang disamping Bima hanya heran menatap sahabatnya itu.

"Kamu kenapa Bim?"Tanya Dika seketika Bima menoleh

"Nggak apa apa kok Dik" Lalu Bima membuka hapenya dan bermain game karena kelas mulai ramai.Terdengar suara Omar yang sangat gaduh memasuki kelas.

Omar menghela nafas panjang karena dirinya hampir saja telat "Untung aja,kenapa pada berangkat pagi pagi banget sih" Dika menoyor kepala Omar

"Kamu aja yang berangkat siang bego!"Bima hanya terkekeh

"Bimaaaaa" mendengar namanya di panggil Bima menoleh dan melihat ada Mita perempuan yang terus menerus mengejar dirinya padahal Bima sudah bilang dirinya tidak mau berpacaran.

Mita mengambl kursi di depan Bima dan meletakan undangan yang berwarna Pink bertulisakn birthday party.

"Bima, aku mau ngasih kamu undangan ulang tahun aku nanti dateng ya" Bima menelisik wajah Mita yang penuh makeup tebal walaupun mereka hanya anak SMA.

"Nggak tau nanti liat keadaan yah Mit"jawab singkat Bima

"Ihh kok gitu sih"suara manja buatan Mita sempat membuat Bima merinding namun Bima hanya diam dan berpikir bagaimana menjauh dari Mita. Seketika Bima memiliki ide yang cukup gila.

"Iya udah liat nanti ya Mit,aku bawa temen nggak apa apa kan?"Mita tersenyum lebar dan mengganggukan kepalanya

"Boleh kok,harus dateng yaa" Mita sempat mengelus tangan Bima pelan lalu keluar dari kelas Bima

"Gigih banget yaa tuh anak"celetuk Omar

"Pacarin kek Bim" Bima menoleh ke Omar dan memberikan tepukan sayang di kepala Omar.

"Aduh! Sakit bego!" kemudian Bima hanya mengendikan bahunya dan kembali bermain gamenya.

"Tumben kamu mau dateng Bim?" Tanya Dika

Dika tau jika sahabatnya itu tidak pernah datang ke acara ulang tahun perempuan perempuan yang mengerja dirinya karena mereka akan salah paham dengan kedatangannya.

Bima mengendikan bahunya "Pengen aja Dik,lagian ada yang aku ajak nanti"

"Lho? Bukannya kamu mau ngajakin Kita Bim?" Tanya Omar

"Pede banget" lagi lagi menoyor kepala Omar

"Emang mau ngajak siapa Bim?" sahut Dika

"Ada deh" jawab Bima sembar terkekeh.

Auris meletekkan kepalanya di atas meja dirinya sudah pusing akibat menjawab berbagai pertanyaan yang timbul di kepala kecil Rani lalu setelah menjelaskan situasi mengapa Bima bisa ada dikelas bersamanya barulah Rani terdiam namun senyuman jailnya terpasang disana.

Belum selesai ia bernafas, Auris harus menghadapi mata pelajaran yang ia tidak suka yaitu matematika.Auris sangat membenci pelajara menghitung karena ia tidak menyukai pelajaran yang membuat otaknya panas seketika.

"Ris?kita mau kekantin nih, mau ikut nggak?"panggil Tya mengajaknya makan karena memang sudah jam istirahat.

"Iya Ris,kan lumayan ada Kak Bima"goda Rani yang membuat Auris bangkit seketika dan membuat Rani tertawa.Tya juga sudah tau kejadian itu namun ia lebih tertarik kenapa Farel bisa datang dan menghampiri Auris begitu aja.

"Ih ! Rani ! ngeselin ya!" ucap Auris sembari cemberut dan membuat Rani tertawa lebih kencang.

"Udah udah, Yuk nanti keburu masuk lagi"Auris bangkit mengikut Tya dan Rani belum sempat keluar Auris di cegat oleh teman kelasnya yaitu Ryan.

"Napa ! minggir nggak !"kata Auris jutek karena dia memang masih kesal

"Witss! Galak banget sih, minta nomor dong" Ryan menyodorkan hapenya guna meminta nomor Auris Namun Auris menyenggol hape Ryan dan membuat hapeya terlepas akan jatuh tapi masih sempat Ryan tangkap kembali membuat celah dan Auris melewati itu.

"Rasain ! di bilang minggir nggak mau ! nggak tau orang lagi bete!"lalu Auris meninggalkan Ryan yang sempat terkejut karena hapenya itu bisa saja pecah dan rusak sedangkan Auris menyusul Tya dan Rani yang sudah didepannya.

"Kok lama banget Ris?" Tanya Tya yang baru menyadari Auris tertinggal

"Nggak apa apa Tya" lalu Auris mengandeng Tya dan Rani saat memasuki kantin

"Mau makan apa Ris?" Tanya Rani

"Mau siomay yang pedes yaaa, kamu apa Tya?"

"Samain aja tapi aku nggak terlalu pedes ya" Rani menganggukan kepalanya dan bangkit memesankan pesanan mereka.

"Jadi?kok bisa Farel datengin kamu?" Farel. Nama itu juga berlari dipikiran Auris karena ia tidak mengenal sebleumnya namun Auris sempat melihat laki laki itu dan mereka memanggilnya dengan nama Farel.

"Mana aku tau Tya, aku aja Cuma denger nama dia waktu nggak sengaja lewat taman komplek"jawab Auris karena dirinya juga tidak tau Farel

" Yang aku tau Farel itu cowok yang agresif dan suka maksa Ris,kalo dia emang mau deketin kamu mendingan kamu hati hati aja"Auris menganggukan kepalanya.

Auris sempat mendengar teriak kecil dan Auris menduga pasti Bim dan teman temanya masuk dalam kantin, Auris pun menolehkan kearah pintu kantin dan benar saja Bima dan temanya memasuki kantin lalu mata Auris dan Bima tidak sengaja bertemu, Bima tersenyum saat mata mereka bertemu dan Auris memutuskan tatapan mata mereka.

Ngapain senyum sih.


The SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang