5

24 6 0
                                    

Auris memasukan buku bukunya kedalam tas sedangkan Tya dan Rani menunggunya di depan kelas ,mereka sendirilah yang melakukannya karena takut Farel akan mendatangi Auris kembali.

"Udah ? Nggak ada yang ketinggalan kan?" Kata Rani saat melihat Auris keluar.

"Nggak ada kok, yuk " ajak Auris

Saat akan melewati lapangan basket, mereka mendengar suara suara anak laki laki bermain basket. Dan benar saja ada sekitar 10 orang yang bermain basket.

"Masih ada aja yaa yg disekolah" ucap Auris

"Mungkin kakak kelas Ris, mereka ada tambahan deh" jawab Tya

Lalu Rani menyenggol Auris dan berkata

" Ris Kak Bima tuh" Rani menunjuk Bima yang duduk di pinggiran lapangan basket sembari meminum air mineral.

Auris memutar kan matanya malas dan berhenti menghadap Rani "Bodo amat!" Jawab Auris ketus

Auris berlalu begitu saja namun dirinya sempat melirik bahwa Bima melihat kearah mereka karena suara Auris yang sedikit kencang.

Rani dan Tya mengejar Auris yang berjalan didepan mereka,Rani menunjukan wajah takutnya saat melihat Auris kesal.

"Sorry ya Ris,aku cuma becandaan kok" kata Rani saat melihat Auris sibuk bermain hapenya menunggu jemputannya.

"Iya Ris,kamu tau kan dia cuma iseng" sahut Tya menyakinkam Auris untuk tidak marah. Auris bukan marah dengan Rani namun ia marah dengan Bima karena dia Auris selalu di goda temannya. Untung hanya Rani coba jika anak kelas lain bisa mati dia !.

Auris menoleh ke Rani dan Tya lalu ia melihat Rani yan tersenyun lebar,Auris pun tertawa melihat wajah memelas Rani.

"Iyaa maaf yaa aku tadi ketus sama kamu"kata Auris,Rani menganggukan kepalanya dan tersenyum karena Auris tidak marah dengannya.

"Kamu udah minta di jemput kan Ris?" Tanya Tya. Auris memang tidak menggunakan kendaraanya sendiri karena kakaknya tidak memperbolehkan.

"Udah kok Tya,bentar lagi Kak Nevan dateng kok, kalian kalo mau duluan. Pergi aja nggak apa apa kok" Tya dan Rani saling memandang. Dan menatap Auris ragu.

"Beneran Ris? Nggak takut Farel dateng lagi? " tanya Rani, Auris tersenyum lebar dan mengeleleng kan kepalanya.

"Nggak kok,kalian tenang aja. Paling 5 menit lagi Kak Nevan dateng" lalu Tya dan Rani pun pulang terlebih dahulu.

Lalu Auris mendengar namanya di panggil

"Auris? Belum pulang?" Auris menengok kebelakang dan mendapati Bima dengan air mineral serta wajahnya yang penuh keringat jika Auris ingat Bima sepertinya bermain basket lagi setelah dirinya berjalan ke depan

"Iya Kak" jawab singkat Auris dan mulai mengetik pesan pada kakaknya yang belum datang juga.

"Ris? Mau minta tolong boleh?"Auris menoleh kearah Bima dan memasukan hapenya kedalam saku

"Kenapa kak?" Jawab Auris ketus

"Saya dapet undangan dari temen, buat acara ulang tahunya"Bima mengeluarkan undangan berwarna pink itu dan mengulurkanya pada Auris yang hanya dilirik saja.

"Terus?"

Gila ni anak jutek banget  batin Bima

"Kamu temenin saya ya?"

Auris mengerutkan dahinya heran kenapa dirinya harus menemain Bima.

"Nggak mau!" Jawab Auris ketus  dan mengeluarkan hapenya lagi dan mengchat kakaknya kembali

"Anggap aja terimakasih kamu karena saya udah bantu ngusir Farel" kata kata Bima sontak membuat Auris menghadap Bima,Bima tau dirinya salah membuat alasan tersebut tapi apa boleh buat kan?.

"Jadi Kakak nolong saya pamrih? Tau giti nggak usah di tolongin !" Lalu Auris melihat mobil honda jazz berwarna navy berhenti di depan Auris dan tanpa mendengar jawaban dari Bima, Auris memasuki mobil lalu meninggalkan Bima yang mengacak rambutnya gemas

Gemesin banget tuh anak  batin Bima

" Bim ! Masuk ayo ! Pak Dadang udah masuk nih" teriak Dika memberitahu bahwa tambahan sudah di mulai. Bima pun masuk dan mungkin ia akan membujuk  gadis itu lagi.

Dika jalan berdampingan dengan Bima dan menyadari temanya ini sedikit berbeda

"Bim? Kamu ada masalah? Tadi ngapain kedepan?" Tanya Dika

"Ketemu Aurista"jawab singkat Bima

Langkah Dika terhenti " Aurista? Adik kelas yang pindahan itu?" Tanya Dika

Bima pun ikut berhenti dan menghadap Dika

"Iya Dik, aku mau ngajak dia ke acara Mita nanti"jawab Bima,Dika sedikit terkejut dengan jawaba Bima karena Bima sangat jarang sekali tertarika dengan perempuan.

"Kamu ada masalah sama dia Bim? Tumben banget" Bima hanya terkekeh lalu mengendikan bahunya lalu berjalan kembali meninggalkan Dika yang heran melihat temannya itu.

The SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang